BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang dipaparkan, maka dapat disimpulkan : 1.
Berdasarkan karakteristik responden, mayoritas responden berada dalam kelompok umur 28-31 tahun 44, berdasarkan pendidikannya mayoritas
responden berpendidikan SMA 36, dan berdasarkan pekerjaannya mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga 60.
2. Berdasarkan tingkat pengetahuan, didapatkan pengetahuan sedang sebanyak
77 responden 77, pengetahuan baik sebanyak 23 responden 23 dan tidak didapatkan pengetahuan kurang.
3. Dari 100 orang responden, diperoleh 77 responden 77 yang
berpengetahuan sedang. Dari responden yang berpengetahuan sedang 77, 33 responden 33 diantaranya berumur 28-31 tahun, 36 responden 36
berpendidikan SMA dan 51 responden 51 memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
4. Berdasarkan tingkat pengetahuan responden, pengetahuan ibu tentang diare
dan pencegahan dehidrasidapatdikategorikan sebagai pengetahuan sedang 77
5.
6.2 Saran Penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat diberikan peneliti adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Kepada ibu, untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang diare dan
pencegahan dehidrasi, maka masih perlu dilakukan peningkatan melalui ceramah, penyuluhan, atau cara lain.
2. Kepada pihak sekolah, walaupun pengetahuan ibu dalam kategori sedang,
namun masih perlu dilakukan upaya pencegahan diare seperti mengajari anak- anak untuk mencuci tangan dengan sabu dan tetap menjaga kebersihan
lingkungan sekolah. 3.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat disempurnakan lagi dengan sampel yang lebih banyak dan meneliti dengan variabel lain seperti sikap,
tindakan dan perilaku.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan
merupakan respons mental seseorang dalam hubungannya objek tertentu yang disadari sebagai ‘ada’ atau terjadi.Pengetahuan dapat salah atau keliru, karena bila
suatu pengetahuan salah atau keliru, tidak dapat dianggap sebagai pengetahuan.
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a.
Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b.
Umur Daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur
tertentu mengingat atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
c. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akanmempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
d. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
seseorang , baik keyakinan itu bersifat positif atau negatif. e.
Sumber informasi Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. f.
Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
g. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan
menjadi dua, yakni :
a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah 1. Cara Coba Salah Trial and Error
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalahmelalui cara coba coba atau dengan kata
yang lebih dikenal “trial and error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
Universitas Sumatera Utara
tidak berhasil, dicoba kemungkinan lain. Sampai sekarang metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum tahu atau tidak mengetahui
suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-
dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.
2. Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang
yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926 dan juga ditemukannya kina sebagai obat
penyembuhan penyakit malaria.
3. Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip inilah, orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya.
4. Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
upaya memperoleh pengetahuan.Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yang lalu.
5. Cara Akal Sehat Common Sense Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang
berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode meskipun bukan yang paling baik bagi pendidikan anak.Pemberian
hadiah dan hukuman reward and punishment merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
6. Kebenaran Melalui Wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan
melalui para Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut- pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak.
7. Kebenaran secara Intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui proses diluar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sisitematis.Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati
saja.
Universitas Sumatera Utara
8. Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang.Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
9. Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-
pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-
pengalaman empiris yang ditangkap oleh indera.Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu
gejala.
10. Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan- pernyataan umum yang
ke khusus.Aristoteles 384-322SM mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”.Silogisme ini merupakan suatu
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.
b. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistimatis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian research methodology.Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon 1561-1626. Mula-mula ia mengadakan
Universitas Sumatera Utara
pengamatan terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian pengamatannya dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil
kesimpulan umum. Kemudian metode ini dilanjutkan oleh Deobold van Dallen.Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok yakni : Notoatmodjo, 2010 1.
Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.
2. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan. 3.
Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
2.2 Diare