Gejala Klinis TINJAUAN PUSTAKA

melakukan proses penggabungan protein-protein virus dan RNA di permukaan sel. Dan partikel virus dewasa terlepas dari sel pejamu Gallant, 2010. Perjalanan khas infeksi HIV yang tidak diobati memiliki beberapa stadium meliputi infeksi primer, penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis, peningkatan ekspresi HIV, penyakit klinis dan kematian. Setelah infeksi primer, terdapat waktu 4-11 hari antara infeksi mukosa dan viremia awal ; viremia akan terdeteksi dalam rentang waktu 8-12 minggu dan saat itu organ limfoid menjadi penuh. Terdapat penurunan yang bermakna jumlah sel CD4 pada sirkulasi di waktu awal ini. Setelah infeksi, timbul respon imun terhadap HIV terjadi 1 minggu hingga 3 bulan, viremia plasma menurun, dan terjadi peningkatan kemballi kadar CD4. Namun, respon imun tidak dapat menghilangkan infeksi secara total sehingga sel yang terinfeksi HIV menetap di kelenjar getah bening. Oleh karena infeksi virus HIV memiliki masa laten yang panjang, rata-rata sekitar 10 tahun antara infeksi awal dengan perkembangan penyakit klinis maka pada periode awal akan tampak penyebaran virus yang luas dan penurunan yang tajam jumlah CD4 sel T di darah perifer. Selanjutnya respons imun terhadap HIV timbul dengan terdeteksinya penurunan viremia yang diikuti oleh masa laten klinis yang berlangsung lama. Dan pemeriksaan yang sensitif untuk RNA virus menunjukkan bahwa virus terdapat di dalam plasma setiap waktu. Selama beberapa tahun akan terjadi penurunan terus menerus kadar CD4 sel T hingga mencapai kadar kritis di bawah risiko substansial penyakit oportunistik Brooks, Butel, Morse, 2001.

2.4. Gejala Klinis

Gejala klinis penderita AIDS dapat ringan sampai berat. Menurut WHO, tingkat klinis penyakit infeksi HIV dapat di bagi sebagai berikut : I. Stadium 1 Asimptomatik 1. Tidak ada penurunan berat badan 2. Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten II. Stadium 2 Sakit Ringan 1. Penurunan berat badan 5-10 Universitas Sumatera Utara 2. ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis 3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir 4. Luka di sekitar bibir keilitis angularis 5. Ulkus mulut berulang 6. Ruam kulit yang gatal seboroik atau prurigo- PPE 7. Dermatitis seboroik 8. Infeksi jamur kuku III. Stadium 3 Sakit Sedang 1. Penurunan berat badan 10 2. Diare, demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan 3. Kandidosis oral atau vaginal 4. Oral hairy leukoplakia 5. TB paru dalam 1 tahun terakhir 6. Infeksi bakteri yang berat pneumoni, piomiositis, dll 7. TB limfadenopati 8. GingivitisPeridontitis ulseratif nekrotikan akut 9. Anemia Hb 8g, netropenia 5000ml, trombositopeni kronis 50.000ml IV. Stadium 4 Sakit Berat 1. Sindrom wasting HIV 2. Pneumonia pnemositosis, Pnemoni bakterial yang berat berulang 3. Herpes Simpleks ulseratif lebih dari 1 bulan 4. Kandidosi esophageal 5. TB Extraparu 6. Sarkoma kaposi 7. Retinitis CMV 8. Abses otak Toksoplasmosis 9. Encefalopati HIV 10. Meningitis Kriptokokus 11. Infeksi mikrobakteria non- TB meluas Universitas Sumatera Utara 12. Lekoensefalopati multifokal progresif PML 13. Penicilosis, kriptosporidiosis kronis, isosporiasis kronis, mikosis meluas histoplasmosis ekstra paru, cocidiodomikosis 14. Limfoma serebral atau B-cell, non-Hodgkin gangguan fungsi neurologis dan tidak sebab lain sering kali membaik dengan terapi ARV 15. Kanker serviks invasive 16. Leismaniasis atipik meluas 17. Gejala neuropati atau kardiomiopati terkait HIV Pada tiap tingkatan klinis dibagi lagi berdasarkan jumlah sel CD4 atau jumlah limfosit total. Kriteria klinis ini dibuat oleh WHO pada pertemuan di Jenewa bulan Juni 1989 dan bulan Februari 1990. Usulan tersebut berdasarkan penelitian terhadap 907 penderita seropositif HIV dari 26 pusat perawatan yang berasal dari 5 benua. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu diagnosis staging adalah jumlah penurunan CD4, penurunan rasio CD4CD8 nilai norma 1,1 : 1,8, anemia, leukopenia, trombositopenia atau limfositopenia, hipergamaglobulinemia, penurunan respons limfosit terhadap mitogen dan antigen, alergi terhadap uji kulit tipe lambat dan peningkatan kompleks imun dalam darah Djuanda, 2001.

2.5. Penularan Infeksi HIV