2.3. Etiologi dan Patogenesis
HIV termasuk dalam famili retroviridae. Nama retroviridae atau retrovirus diberikan pada jenis virus ini karena kemampuannya yang unik untuk mentransfer
informasi genetik dari RNA ke DNA dengan menggunakan enzim reverse transcriptase RNA-directed DNA polymeraseGambar 2.1. Retrovirus secara
umum dibagi menjadi dua kelas yaitu transforming retroviruses onkogenik dan non transforming retroviruses lentivirus Muma, 1997.
Gambar 2.4. Siklus Replikasi HIVYayasan Spiritia,2014 Siklus hidup retrovirus yaitu virus berikatan dengan sel target dan
melepaskan pembungkusnya serta memulai proses transkipsi dari RNA ke DNA oleh enzim reverse transcriptase. Virus DNA bersirkulasi dan berintegrasi dengan
genome sel pejamu, melakukan transkripsi dan sintesa protein. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
melakukan proses penggabungan protein-protein virus dan RNA di permukaan sel. Dan partikel virus dewasa terlepas dari sel pejamu Gallant, 2010.
Perjalanan khas infeksi HIV yang tidak diobati memiliki beberapa stadium meliputi infeksi primer, penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis,
peningkatan ekspresi HIV, penyakit klinis dan kematian. Setelah infeksi primer, terdapat waktu 4-11 hari antara infeksi mukosa dan viremia awal ; viremia akan
terdeteksi dalam rentang waktu 8-12 minggu dan saat itu organ limfoid menjadi penuh. Terdapat penurunan yang bermakna jumlah sel CD4 pada sirkulasi di
waktu awal ini. Setelah infeksi, timbul respon imun terhadap HIV terjadi 1 minggu hingga 3 bulan, viremia plasma menurun, dan terjadi peningkatan
kemballi kadar CD4. Namun, respon imun tidak dapat menghilangkan infeksi secara total sehingga sel yang terinfeksi HIV menetap di kelenjar getah bening.
Oleh karena infeksi virus HIV memiliki masa laten yang panjang, rata-rata sekitar 10 tahun antara infeksi awal dengan perkembangan penyakit klinis maka pada
periode awal akan tampak penyebaran virus yang luas dan penurunan yang tajam jumlah CD4 sel T di darah perifer. Selanjutnya respons imun terhadap HIV timbul
dengan terdeteksinya penurunan viremia yang diikuti oleh masa laten klinis yang berlangsung lama. Dan pemeriksaan yang sensitif untuk RNA virus menunjukkan
bahwa virus terdapat di dalam plasma setiap waktu. Selama beberapa tahun akan terjadi penurunan terus menerus kadar CD4 sel T hingga mencapai kadar kritis di
bawah risiko substansial penyakit oportunistik Brooks, Butel, Morse, 2001.
2.4. Gejala Klinis