tindakan apakah ancaman kerentanan dan keparahan penyakit akan berkurang atau teratasi.
4 Pengertian tentang hambatan untuk melakukan tindakan yang bersangkutan
perceived barriers. Misalnya yang menyangkut biaya, bahaya efek samping atau komplikasi, khawatir menhadapi rasa sakit atau ketidaknyamanan
lainnya. 5
Dorongan untuk bertindak cues of action. Adanya sumber informasi tambahan yang akan mempengaruhi pengertian-pengertian tersebut di atas,
seperti pendidikan, gejala-gejala penyakit, media informasi. 6
Kemampuan diri untuk berperilaku melaksanakan tindakan yang bersangkutan self-efficacy. Misalnya dengan kondisi yang ada pada dirinya
apakah ia merasa mampu berperilaku sebagaimana yang seharusnya. 7
Variabel lain, seperti demografi, sosiopsikologi dan variabel struktur yang mempengaruhi persepsi individu dan tidak langsung mempengaruhi perilaku
kesehatan. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang
disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, rasio, televisi, foster majalah dan surat kabar Sarwono, 1997.
5.2.4. Media Elektronik Radio, TV
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab pernah mendapatkan informasi mengenai flu burung melalui media
elektronik Radio, TV ada 55 orang 90,2 dan yang tidak pernah ada 6 orang
Universitas Sumatera Utara
9,8 selanjutnnya berdasarkan hasil tabulasi silang antara media cetak dengan tindakan terdapat 40 orang responden yang mengatakan pernah mendapatkan
informasi dari media elektronik dengan tindakan yang sedang, kemudian terdapat responden yang mengatakan tidak pernah mendapatkan informasi dari media
elektronik ada sebanyak 0 orang dengan tindakan baik. Berdasarkan hal tersebut menurut asumsi peneliti sesuai menurut teori dan
model perilaku dan kesehatan lainnya yaitu Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada Bart Smet, 1994:
a. Ketidakkebalan yang dirasakan perceived vulnerability yang merupakan
kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka.
b. Keseriusan yang diarasakan perceived severity. Orang-orang yang mengevaluasi
seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut menimpa mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.
Penilaian kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan
pencegahan atau tidak. Tambahan untuk penilaian yang terdahulu, petunjuk untuk berperilaku clues to action diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut
sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol salient position. Hal ini dapat berupa berbagai macam informasi dari luar atau nasehat mengenai permasalahan
kesehatan, contoh: media massa, kampanye, nasehat orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman, artikel dari koran, dsb.
Universitas Sumatera Utara
Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief ModelHBM. Di dalam teori HBM menganggap perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap.
Secara khusus model ini menegaskan bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemanjuran pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam
perilaku-perilaku kesehatan. Strecher and Rosenstock 1997 mengatakan ada 7 komponen dan HBM,
yaitu: 1
Pengertian tentang kerentanan penyakit perceived susceptibility. Misalnya pengertian tentang seberapa besar kemungkinan seseorang dapat dihinggapi
penyakit atau terlibat dalam masalah kesehatan yang bersangkutan. 2
Pengertian tentang keparahan penyakit perceived severity. Misalnya pengertian tentang seberapa parahnya bila ia sampai terjangkit penyakit atau
terlibat masalah kesehatan yang bersangkutan. 3
Pengertian tentang kegunaanmanfaat untuk melakukan tindakan yang bersangkutan perceived benefits. Misalnya bila ia bersedia melakukan
tindakan apakah ancaman kerentanan dan keparahan penyakit akan berkurang atau teratasi.
4 Pengertian tentang hambatan untuk melakukan tindakan yang bersangkutan
perceived barriers. Misalnya yang menyangkut biaya, bahaya efek samping atau komplikasi, khawatir menhadapi rasa sakit atau ketidaknyamanan
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5 Dorongan untuk bertindak cues of action. Adanya sumber informasi
tambahan yang akan mempengaruhi pengertian-pengertian tersebut di atas, seperti pendidikan, gejala-gejala penyakit, media informasi.
6 Kemampuan diri untuk berperilaku melaksanakan tindakan yang
bersangkutan self-efficacy. Misalnya dengan kondisi yang ada pada dirinya apakah ia merasa mampu berperilaku sebagaimana yang seharusnya.
7 Variabel lain, seperti demografi, sosiopsikologi dan variabel struktur yang
mempengaruhi persepsi individu dan tidak langsung mempengaruhi perilaku kesehatan.
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya, dari buku, teman, orang tua, guru, rasio, televisi, poster
majalah dan surat kabar Sarwono, 1997.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Faktor internal umur, status pernikahan, pendidikan, pengetahuan, sikap:
a. Frekuensi umur responden pada umur
≤ 25 tahun ada 4 orang 6,6, umur 26-50 tahun ada 39 orang 63,9, dan umur 50 tahun ada 18
orang 29,5. b.
Frekuensi status pernikahan responden yang belum menikah ada 1 orang 1,6, menikah ada 56 orang 91,8, dan jandaduda ada 4
orang 6,6. c.
Frekuensi pendidikan responden yang SD ada 37 orang 60,7, SLTP ada 4 orang 6,6, SLTA ada 7 orang 11,5, DiplomaSarjana ada
1 orang 1,6, dan tidak tamat SD ada 12 orang 19,7. d.
Frekuensi responden yang memiliki pengetahuan baik ada 13 orang 21,3 dan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik ada 48
orang 78,7. e.
Frekuensi responden yang memiliki sikap tidak baik ada 50 orang 82 dan yang baik ada 11 orang 18.
Universitas Sumatera Utara