kontribusi rasio ini terhadap Return on Assets sama kuat dengan rasio margin laba.
Hubungan laba dengan penjualan disebut margin laba profit margin. Perusahaan dengan margin laba yang rendah seringkali menemukan bahwa
perubahan selera dan teknologi membutuhkan pendanaan investasi pada aktiva untuk mendanai penjualan, jika tidak maka produksinnya tidak lagi menghasilkan
uang. Terdapat kecendrungan untuk melihat margin laba sebagai tanda kualitas laba yang tinggi. Perusahaan perlu menekankan pentingnya pengembalian atas
investasi modal sebagi pengujian profitabilitas utama. Profit margin dipengaruhi oleh laba yaitu penjualan sesudah dikurangi seluruh biaya termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan. Semakin tingginya profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan karena menampakkan keberhasilannya dalam
meningkatkan penjualan yang dibarengi dengan peningkatan yang sangat besar dalam pengorbanan biaya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Siregar 2008, melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Hubungan Manajemen Modal kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma persero Tbk
Plant Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Hubungan Manajemen Modal kerja dengan Rentabilitas pada PT. Kimia Farma
persero Tbk Plant Medan. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa pergerakan current ratio dan receivable turnover
searah dengan Return on Investment ROI. Berdasarkan analisis statistik current
Universitas Sumatera Utara
ratio dan receivable turnover memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan ROI sedangkan working capital turnover memiliki hubungan yang positif
dan tidak signifikan dengan ROI. Silitonga 2011, melakukan penelitian dengan judul: “ Analisis Hubungan
Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis Hubungan Efektivitas Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva dan Rasio Hutang terhadap Rentabilitas pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Working Capital Turnover tidak berhubungan
secara positif dan signifikan dengan rentabilitas ROI, Total Asset Turnover berhubungan secara positif dan signifikan dengan rentabilitas ROI dan rasio
hutang berhubungan secara negatif dan signifikan dengan rentabilitas ROI.
2.3 Kerangka Konseptual
Setiap perusahaan berusaha meningkatkan labanya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dari segala tantangan yang dihadapinya, oleh karena itu
perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari profitabilitas .
Efektivitas dari dana yang diinvestasikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Berdasarkan hubungan antara penjualan
neto dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja yang rendah
Universitas Sumatera Utara
Djarwanto 2004:159. Semakin tinggi working capital turnover maka semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini sesuai dengan pendapat
Syamsuddin 2004:48 yang mengatakan bahwa semakin tinggi perputaran turnover dana yang diperoleh maka semakin efisien perusahaan di dalam
melaksanakan operasinya sehingga semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam.
Untuk mengukur pendayagunaan aktiva usaha dalam menghasilkan penjualan dapat dinilai dengan rasio Total Asset Turnover TATO. Menurut
Horne dan Wachowicz 2005:222 total assets turnover menunjukkkan efisiensi relatif penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam meghasilkan penjualan.
TATO yang rendah menunjukkan perusahaan tidak menghasilkan cukup banyak volume penjualan dalam bisnis. Perusahaan sebaiknya melakukan
langkah-langkah untuk meningkatkan penjualan dengan cara menjual beberapa asset, atau kombinasi dari keduanya Brigham dan Houston, 2006:100, selain itu
perusahaan juga dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya melalui sewa atau leasing peralatan dan mesin dan dengan total aktiva yang optimal diharapkan
tercapai efektivitas penggunaan aktiva yang diperlihatkan melalui perputaran aktiva yang pada akhirnya berdampak terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Djarwanto 2004, Syamsudin 2004,
Horne dan Wachowicz 2005 dan Brigham dan Houston 2009 dimodifikasi
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis