c menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi
jangka pendek. Di samping dua definisi modal kerja tersebut, masih terdapat pengertian
modal kerja menurut konsep fungsionil. Menurut konsep fungsionil, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan
untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek current income yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut.
Menurut Brigham dan Houston 2006:131, modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, sekuritas, persediaan,
an piutang. Menurut Keown et al 2000:644 modal kerja merupakan total investasi perusahaan dalam asset lancar atau asset yang diharapkan bisa diubah
menjadi kas dalam setahun atau kurang. Sedangkan menurut Brealey et al 2007:139, modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar, menyediakan gambaran yang sangat berguna dalam menentukan kebijaksanaan pembiayaan jangka pendek. Jika modal kerja bersih
rendah, keuntungan perusahaan cenderung meningkat, tetapi peningkatan keuntungan ini disaat yang sama juga meningkatkan resiko likuiditas perusahaan.
Akibatnya kebijakan pembiayaaan jangka pendek perusahaan berpengaruh pada modal kerja bersih.
2.1.1.2 Peranan Modal Kerja
Modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Menurut Djarwanto 2004:89, manfaat dari tersedianya modal kerja
yang cukup, antara lain: a.
Memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan.
b. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva
lancar. c.
Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu.
d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi
peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya seperti adanya kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna
melayani permintaan konsumennya. f.
Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada para pelanggan.
g. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan supplies yang dibutuhkan.
h. Memungkinkan perusahaan utuk mampu bertahan dalam periode resesi
atau depresi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.3 Sumber Modal Kerja
Menurut Tunggal 2000:104-107, modal kerja dapat bersumber dari berbagai sumber, yakni:
a. Pendapatan bersih dari operasi rutin perusahaan
b. Laba yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga
c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar
lainnya d.
Pengembalian atau restitusi pajak dan pos-pos luar biasa lainnya e.
Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik f.
Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya g.
Kredit dari supplier atau trade creditor
2.1.1.4 Faktor yang Menentukan Besarnya Modal Kerja
Menurut Sundjaja dan Barlian 2002: 157-158, besarnya mdal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal, yaitu:
a. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai
keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada
beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat mempengaruhi unsure-unsur modal kerja
lainnya seperti kas dan persediaan.Besar kecilnya kegiatan usaha atau
Universitas Sumatera Utara
perusahaan produksi dan penjualan, dimana semakin besar kegiatan perusahaan semakin besar modal kerja yang diperlukan, apabila hal
lainnya tetap. b.
Aktivitas perusahaan Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan
barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaanya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat
perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untukmemproduksi
atau memperoleh barang yang akan dijual. c.
Volume penjualan Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang
mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian pula sebaliknya.
d. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang
mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai,
selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi denagan
pertambahan penjualan yang besar.
Universitas Sumatera Utara
e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relative mempunyai kecendrungan untuk
mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih
mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang
yang cukup.
2.1.1.5 Perputaran Modal Kerja