Partai Politik dan Demokrasi

di lembaga perwakilan rakyat adalah berdasarkan legitimasi dan dukungan dari rakyat. Hal ini berbeda sangat signifikan apabila kita bandingkan hubungan antara wakil rakyat dengan pemilihnya sebelum dibatalkannya ketentuan yang memberikan peluang besar bagi partai politik untuk menciderai kedaulatan rakyat dan membuat wakil rakyat sangat tergantung dengan partai politik sehingga timbul kesan tentang terlaksananya kedaulatan partai politik bukan kedaulatan rakyat. C. PARTAI POLITIK

1. Partai Politik dan Demokrasi

Dalam negara demokrasi, rakyat sepertinya bebas melakukan apa saja yang mereka sukai, tetapi kebebasan itu tentunya tidak terwujud dalam kebebasan yang tidak terkendali. Kebebasan yang dimaksud disini adalah kebebasan sebagai hak untuk melakukan apa saja yang dibenarkan oleh hukum. 139 Inilah prinsip nomokrasi yang berjalan seiringan dengan prinsip demokrasi. Dalam negara demokrasi rakyat juga bebas untuk membentuk suatu organisasi sosial atau politik, termasuk bebas untuk membentuk suatu partai politik. Namun tentunya pengaturan tentang kebebasan pembentukan partai politik ini dibatasi dengan artian diberi pengaturannya dalam hukum positif. Dalam negara demokrasi modern dimana masyarakat-masyarakatnya cenderung beragam, partisipasi politik dapat berakar dalam landasan-landansan golongan yang berlainan. Dan partai politik merupakan salah satu organisasi kolektif tersebut dimana partai politik terdiri atas individu-individu yang mengidentifikasikan diri dengan organisasi formal untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas bidang-bidang eksekutif dan legislatif. 140 139 Montesquieu, The Spirit of Laws, Nusamedia, Bandung, 2007, hlm. 190. 140 Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik Di Negara Berkembang, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, hlm. 21. Universitas Sumatera Utara Partai politik mempunyai posisi status dan peranan role yang sangat penting dalam setiap sistem demokrasi. Partai memainkan peran penghubung yang sangat penting antara pemerintah dengan warga negara. Bahkan menurut Schattschneider 141 bahwa partai politiklah yang mengreasikan atau menentukan demokrasi. Oleh karena itu, partai politik merupakan pilar yang sangat penting untuk diperkuat derajat perlembagaannya dalam setiap sistem yang demokratis.menurut Yves Meny dan Andrew Knapp, tingkat derajat perlembagaan partai politik dalam setiap sistem demokrasi, sangat bergantung kepada tiga parameter, yaitu: 142 i Its age ii The depersonalization of organizations iiiOrganizational differentiation Setiap organisasi yang normal tumbuh dan berkembang secara alamiah menurut tahapan waktunya sendiri. Karena itu, makin tua usianya, ide dan nilai yang dianut di dalam organisasi tersebut terlembagakan institutionalized menjadi tradisi dalam organisasi. Organisasi yang berkembang dan makin melembaga cenderung mengalami proses “depersonalisasi”. Orang dalam maupun orang luar sama-sama menyadari dan memperlakukan organisasi yang bersangkutan sebagai institusi, dan tidak mencampuradukkan antara persoalan personal atau pribadi antara para individu yang kebetulan menjadi pengurusnya. Ketika “depersonalisasi” ini terjadi maka dengan mudah bagi organisasi yang bersangkutan untuk melakukan suksesi atau pergantian kepemimpinan. Di samping kedua parameter di atas, serajat perlembagaan suatu organisasi dalam hal ini partai politik dapat juga dilihat dari “organizational differentiation”. Yang perlu dilihat 141 Schattschneider dalam Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata…, Op.Cit., hlm. 401 142 Yves Meny dan Andrew Knapp dalam Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok…, Op.Cit., hlm. 714-715. Universitas Sumatera Utara adalah seberapa jauh partai politik yang bersangkutan berhasil mengorganisasikan diri sebagai instrumen untuk memobilisasi dukungan konstituennya. Dalam sistem demokrasi dengan banyak partai politik, aneka ragam aspirasi dan kepentingan politik yang saling berkompetisi dalam masyarakat membutuhkan penyaluran yang tepat melalui perlembagaan partai politik. Semakin besar dukungan yang dapat dimobilisasi oleh dan disalurkan aspirasinya melalui suatu partai politik, semakin besar pula potensi suatu partai politik itu untuk disebut telah terlembagakan secara tepat. Namun demikian, banyak juga yang memiliki pandangan negative terhadap partai politik seperti pandangan skeptis dan kritis yang berlebihan. Pandangan yang paling serius diantaranya menyatakan bahwa partai politik itu sebenarnya tidak lebih dari hanya kenderaan politik bagi elit-elit yang berkuasa atau berniat memuaskan nafsu birahi untuk kekuasaannya sendiri. Partai politik hanyalah alat bagi segelintir orang yang kebetulan beruntung memenangkan suara rakyat yang mudah dikelabui, untuk memaksakan berlakunya kebijakan- kebijakan publik tertentu atau kepentingan umum. 143 Dalam suatu negara demokrasi, kedudukan dan peranan setiap lembaga negara haruslah sama-sama kuat dan bersifat saling mengendalikan dalam hubungan checks and balances. Akan tetapi, jika lembaga-lembaga negara tersebut tidak berfungsi dengan baik, kinerjanya tidak efektif, atau menjadi lemah wibawanya dalam menjalankan fungsi masing-masing, yang sering terjadi adalah partai-partai politik yang rakus atau ekstrimlah yang merajalela menguasai dan mengendalikan segala proses-proses penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, sistem kepartaian yang baik menentukan bekerjanya sistem ketatanegaraan berdasarkan prinsip checks and balances dalam arti luas. Begitu juga sebaliknya, efektif bekerjanya fungsi-fungsi kelembagaan negara itu sesuai dengan prinsip 143 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata…, Op.Cit., hlm. 401-402. Universitas Sumatera Utara checks and balances berdasarkan konstitusi juga sangat menentukan sistem kepartaian dan mekanisme demokrasi yang dikembangkan di suatu negara. 144 Dalam hubungannya dengan dinamika kegiatan bernegara, peranan partai politik sebagai madia dan wahana menjadi sangat menonjol. Partai politik betatapun juga sangat berperan dalam dalam proses dinamis perjuangan nilai dan kepentingan values and interest dari konstituen yang diwakilinya untuk menentuka kebijakan dalam konteks kegiatan bernegara. Partai politiklah yang bertindak sebagai perantara dalam proses-proses pengambilan keputusan bernegara, yang menghubungkan antara warga negara dengan institusi-institusi kenegaraan.

2. Fungsi Partai Politik

Dokumen yang terkait

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Simalungun Periode 2009-2014)

0 56 76

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

RECALL PARTAI POLITIK TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA DALAM KORELASINYA DENGAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT DAN PELAKSANAAN TEORI KEDAULATAN HUKUM.

0 2 15

RECALL PARTAI POLITIK TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA DALAM KORELASINYA DENGAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT DAN PELAKSANAAN TEORI KEDAULATAN HUKUM. - Repositori Universitas Andalas

0 2 11

RECALL PARTAI POLITIK TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA DALAM KORELASINYA DENGAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT DAN PELAKSANAAN TEORI KEDAULATAN HUKUM. - Repositori Universitas Andalas

0 0 1

RECALL PARTAI POLITIK TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA DALAM KORELASINYA DENGAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT DAN PELAKSANAAN TEORI KEDAULATAN HUKUM. - Repositori Universitas Andalas

0 0 2

RECALL PARTAI POLITIK TERHADAP ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA DALAM KORELASINYA DENGAN TEORI KEDAULATAN RAKYAT DAN PELAKSANAAN TEORI KEDAULATAN HUKUM. - Repositori Universitas Andalas

0 0 1