Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bisnis makanan merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Bisnis makanan tidak akan ada habisnya, karena setiap manusia pasti membutuhkan makanan, khususnya makanan yang menyehatkan lagi murah. Selera masyarakat sangat berbeda-beda. Ada masyarakat yang menyukai makanan modern dan makanan tradisional. Pada saat ini banyak bermunculan makanan modern yang berasal dari luar negeri dan mengabaikan makanan tradisional khas Indonesia. Berbagai macam makanan modern bercita rasa di luar kebudayaan Indonesia seperti burger, steak, sphagety dan sebagainya adalah merupakan pesaing dari makanan tradisional. Salah satu makanan tradisional khas Indonesia adalah “Sate Padang”. Sate Padang merupakan salah satu sate khas Indonesia yang memiliki banyak penggemar. Makanan yang berasal dari Sumatera Barat ini terbuat dari potongan tipis daging , jantung, dan lidah sapi. Perpaduan rasa daging dan bumbu sate yang khas - bumbunya kental, gurih, dan kaya aroma rempah-rempah menjadi keistimewaan sate yang nikmat disantap saat masih hangat dengan ditemani ketupat atau lontong. Sate Padang merupakan sebutan untuk tiga jenis kuliner sate di Sumatra Barat, yaitu Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman. Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang berwarna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Rasa kedua jenis kuliner sate ini juga 1 Universitas Sumatera Utara berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate diatas. Untuk membuat sate padang yang bercita rasa tinggi, gunakanlah bahan yang segar dan juga berkualitas baik. Ciri daging sapi yang baik adalah berwarna merah segar dan bertekstur kenyal. Daging, jantung sapi, atau lidah sapi yang dibeli sebaiknya bersertifikat halal dan bebas dari virus anthrax atau sapi gila. Bahan-bahan tersebut bisa didapatkan dari supplier atau membeli dari pasar tradisional atau pasar modern. Harga daging sapi saat ini berkisa antara Rp 55.000,-kg. sedangkan harga jantung dan lidah sapi Rp 30.000,- sd Rp 35.000,-kg. Selain daging, bahan yang diperlukan adalah beras untuk membuat ketupat atau lontong dan aneka bumbu. Bumbu sate padang antara lain terbuat dari kayu manis, cengkeh, kapulaga, pekak, daun jeruk, serai, daun kunyit, bawang merah, bawang putih, ketumbar, jinten, adas manis, lada, jahe, lengkuas, dan kemiri. Lokasi yang cukup potensial untuk berjualan sate padang antara lain di depan pertokoan atau mal, pinggir jalan raya yang ramai, dan lokasi dengan pangsa pasar khusus seperti daerah perkantoran atau kampus. Perlengkapan yang dibutuhkan untuk usaha sate padang adalah gerobak, alat pembakar sate, dandang ukuran sedang, tenda, meja, kursi, dan peralatan makan. Jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha sate padang ini dapat disesuaikan dengan besar kecilnya usaha. Pembagian tugas yang baik dan benar di antara karyawan akan memicu dan memperlancar perkembangan usaha sate padang ini. Untuk promosi sekarang tidak harus dengan beriklan di media konvensional atau dengan penyebaran pamflet atau brosur. Kita dapat Universitas Sumatera Utara mempromosikan sate padang ini dengan cara dari mulut ke mulut. Masyarakat yang sudah pernah membeli pasti akan menyampaikan kepada masyarakat- masyrakat lainnya. Promosi dari mulut ke mulut tidak akan diragukan lagi karena sudah terbukti rasanya. Resiko usaha ini cukup kecil atau bisa dibilang hampir tidak ada. Pasalnya jarang sekali yang berjualan sate padang dengan jarak yang berdekatan, kecuali di lokasi yang sangat ramai sehingga tidak terasa adanya persaingan. Modal awal yang digunakan dalam bisnis sate padang ini mencapai Rp 8.180.000,-. Untuk perkiraan penjualan sate satu hari adalah 33 porsi. Satu porsinya dijual dengan harga Rp 10.000. Tingkat penjualan yang dicapai terus meningkat per tahunnya. Dengan meningkatnya penjualan, maka pelaku bisnis juga melakukan penambahan modal sewaktu-waktu. Jika usaha ini terus berkembang dengan pesat, maka usaha ini akan pulang modal kurang lebih dalam jangka dua tahun. Dengan meningkatnya penjualan maka secara otomatis keuntungan juga akan meningkat setiap tahunnya. Usaha ini akan terus dijalankan, dan jika sudah mencapai target atau profit yang maksimal, maka usaha ini akan menggembangkan bisnis dengan menambah jumlah gerobak sate atau bahkan membuat rumah makan khusus sate padang. Setiap usaha harus menghindari resiko yang terjadi, resiko bisnis bisa saja terjadi kapan pun, namun resiko bisa diminimalisasikan. Bahkan resiko dapat dijadikan peluang dalam suatu bisnis. Bisnis makanan yang saya dirikan ini adalah bisnis yang mampu membuat konsumen akan selalu ingin kembali untuk membeli, karena saya akan Universitas Sumatera Utara menyedikan makanan dengan rasa yang khas dan dengan pelayanan yang baik pula. Konsumen pasti akan merasa puas, dengan mengeluarkan uang yang tidak terlalu mahal mereka bisa menyantap makanan yang enak, nikmat dan halal. Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa usaha sate padang mempunyai peluang bisnis yang sangat menguntung kan. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengetahui bagaimana usaha ini dijalankan .Sehingga penulis menulis mengenai Usaha sate padang. Adapun judul dari tugas akhir ini adalah ”Perencanaan Bisnis Sate Padang”

1.2 Rumusan Masalah