111
BAB IV KEABSAHAN PERATURAN BIDANG PERTANAHAN YANG TELAH
DITERBITKAN OLEH OTORITA BATAM DENGAN BERLAKUNYA UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
A. Akibat Hukum berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah
Diundangkan dan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah secara hukum akan mengakibatkan terjadinya peralihan kemenangan
di bidang pertanahan dari Otorita Batam kepada Pemerintah Kab. Batam terhadap berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah tersebut Otorita Batam
tetap berpegang pada keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973 tentang Penetapan Batam Sebagai Daerah Industri dan Keputusan Menteri. Dalam Negeri No. 43 Tahun
1977 tentang pengelolaan dan penggunaan tanah di daerah industri Pulau Batam yang memberikan kemenangan kepada Otorita Batam termasuk Kewenangan Bidang
Pertanahan sedangkan menurut Pemerintah Kota Batam dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tersebut secara hukum Kewenangan Bidang Pertanahan mudah
seharusnya beralih dari Otorita Batam kepada Pemerintah Kota Batam. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah bila
dianalisa secara lebih mendalam, ternyata tidak secara serta merta memberikan Kewenangan Bidang Pertanahan kepada Pemerintah Daerah. Pasal 14 Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tersebut hanya menyebutkan tentang pelayanan pertanahan tanpa menjelaskan secara lebih terperinci tentang unsur-unsur pelayanan
100
Universitas Sumatera Utara
112
pertanahan tersebut. Ketidakjelasan kewenangan dan bidang pertanahan yang termuat dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tersebut mengakibatkan terjadinya
ketidakjelasan penyaluran kewenangan bidang pertanahan antara Otorita Batam dan pemerintah Kota Batam.
Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 diundangkan dan berlaku untuk seluruh wilayah kabupatenkota di Indonesia untuk Kota Batam tentang yang merupakan
wilayah yang memiliki kewenangan khusus yang selama ini sebagian tugas dan kewenangan perlu pula dilakukann penyesuaian khusus terhadap berlakunya Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tersebut apabila akan diberlakukan di kota Batam. Hal ini untuk memegang mencegah terjadinya tumpang tindih kewenangan di bidang
pertanahan antara pemerintah Kota Batam dan Otorita Batam di Kota Batam. Penyesuaian khusus terhadap Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tersebut
berkaitan dengan penyatuan hubungan kerja antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Otorita Batam untuk menghindari tumpang tindih penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan khususnya dalam kewenangan di bidang pertanahan. Apabila Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tetap akan diberlakukan di Kota Batam, maka
perlu dikeluarkan suatu peraturan khusus untuk mengatur kemenangan antara Otorita Batam dan Pemerintah Kota Batam di bidang pertanahan agar dapat menimbulkan
kepadatan hukum terhadap kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing konstitusi tersebut pengaturan kewenangan tidak terjadi keracunan dan kebingungan terhadap
pelaksana kewenangan tersebut maupun terhadap masyarakat Kota Batam itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
113
Hingga saat ini karenanya bidang pertanahan tetap menjadi kewenangan Otorita Batam meskipun Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 telah diberlakukan
selama hampir 16 enam belas tahun, melalui hak pengelolaan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973 tentang kedudukan Kota Batam sebagai
Daerah Industri. Hal – hal yang menyangkut dengan pengurusan tanah di dalam wilayah daerah industri Pulau Batam adalah pengelolaan diserahkan
kewenangannya kapada ketua Otorita. Pengembangan Dasar Industri Pulau Batam. Pasal 14 Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 penanggung dasar disebutkan bahwa
urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota yang diantaranya adalah pelayanan pertanahan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004
tersebut tidak memberikan penjelasan secara lebih terperinci seperti apa bentuk dan mekanisme pelayanan pertanahan sehingga menimbulkan interprestasi yang
beragama. Meskipun pemerintah kota Batam sebagai institusi pemerintahan yang otonom dengan berdasarkan kekuatan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004
memiliki kewenangan di bidang pertanahan disamping kewenangan lainnya yaitu mengurus dan melaksanakan roda pemerintahan, namun perlu dicatat bahwa Pulau
Batam merupakan salah satu daerah yang memiliki kekhususan dengan keberadaan Otorita Batam yang merupakan prionir pembangunan di Pulau Batam. Oleh karena
itu perlu adanya peraturan khusus, untuk mengatur batas – batas kewenangan antara pemerintah Kota Batam dengan Otorita Batam termasuk kewenangan dan bidang
pertanahan agar tercipta suatu kepatuhan hukum dalam pelaksanaan kebijakan di bidang pertanahan di Pulau Batam.
Universitas Sumatera Utara
114
B. Status Hukum terhadap Peraturan Bidang Pertanahan Apabila Terjadi