44 Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang terdapat didalam pembinaan ODHA diYayasan Sebaya Lancang Kuning
3.5 Kerangka Analis
Penelitian ini mengambil data yang dikumpulkan dari informan di lapangan yang akan dilakukan dengan proses pengumpulan data yang
dilakukan terus menerus hingga data jenuhdan teknik analisis data selama dilapangan berdasarkan model Miles dan Huberman. Langkah-langkah
dalam analisis data sebagai berikut. Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan
yang sangat banyak, sehingga perlu dilakukan analisis dan melakukan reduksi data. Mereduksi berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja
yang pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan Sugiyono, 2007 :92.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data Kriyantono, 2006 :91.
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama tangan pertama dilapangan Kriyantono, 2006:91. Adapun data
untuk mendapatkannya yaitu :
a. Metode Wawancara Mendalam in-depth Interview
Tipe wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil tatap muka antara pewawancara
Universitas Sumatera Utara
45 Universitas Sumatera Utara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara,
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Keabsahan wawancara
adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Metode wawancara mendalam in-dept interview adalah sama
seperti metode
wawancara lainnya,
hanya peran
pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara
pada umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam
dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini
tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya. Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu penyamaran dan terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota masyarakat pada
umumnya dan hidup dan beraktivitas dengan wajar dengan orang yang diwawancarai. Namun apabila wawancara
dilakukan secara terbuka, maka wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan
mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian
Bungin, 2008 :108-109. Adapun materi wawancara adalah
1 Bagaimana Pola Komunikasi pada Pembinaan Orang
Dengan HIVAIDS ODHA di Kelompok Dukungan Sebaya di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru
Riau dalam hal peran komunikator, komunikan, pesan, media, dan efek, seperti yang disebutkan dalam unsur-
unsur komunikasi
Universitas Sumatera Utara
46 Universitas Sumatera Utara
2 Permasalahan
dan Kendala
Komunikasi pada
Pembinaan ODHA Orang Dengan HIVAIDS di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau
b. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan penginderaan. Suatu kegiatan pengamatan baru dikategorikan sebagai kegiatan pengumpulan data
penelitian apabila memiliki kriteria sebagai berikut Bungin, 2008 :115:
1. Pengamatan digunakan dalam penelitian dan telah
direncanakan secara serius. 2.
Pengamatan harus
berkaitan dengan
tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
3. Pengamatan
dicatat secara
sistematik dan
dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik
perhatian. 4.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol mengenai keabsahannya.
Adapun hal-hal yang diobservasi adalah Proses Pembinaan di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau
2. Data Sekunder
Pada umumnya bahwa data sekunder berbentuk catatan atau laporan dokumentasi oleh lembaga tertentu Ruslan, 2003 :138.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari, melihat, dan membuka dokumen, situs-situs, atau buku-
buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
47 Universitas Sumatera Utara
3.6.1 Penentuan Informan
Penentuan informasi dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling Technique dan key person. Pertama yakni Purpossive Sampling
Technique adalah cara penentuan sejumlah informan sebelum penelitian dilaksanakan dengan menyebutkan secara jelas siapa yang dijadikan
informan serta informasi apa yang diinginkan dari masing-masing informan Bungin, 2008:138. Purposive sampling adalah teknik penarikan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2007:219. adapun ciri-ciri atau kriteria yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah informan merupakan pembina yang tergolong anggota aktif di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau.
Penentuan informan yang kedua yakni menggunakan key person maksudnya adalah apabila peneliti sudah memahami informasi awal
tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau
observasi. Key person adalah tokoh formal tokoh informal, seperti pada perusahaan, toko formal bisa kepala kantor, kepala bagian, kepala unit
pemasaran, dan sebagainya. Sedangkan tokoh informal bisa tokoh masyarakat di sekitar perusahaan yang memahami objek penelitian
Bungin, 2008:77. Key person dalam penelitian ini adalah pengurus dari Yayasan Sebaya Lancang Kuning di Pekanbaru, Riau yang mengetahui
informasi lebih banyak mengetahui anggota yang akan dijadikan informan.
3.6.2 Keabsahan Data
Keabsahan data adalah setiap keadaan harus memenuhi 1 mendemonstrasikan nilai yang benar, 2 menyediakan dasar agar hal itu
dapat diterapkan, dan 3 memperbolehkan keputusan-keputusannya Moloeng, 2006:320. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Perpanjang Keikutsertaan
Universitas Sumatera Utara
48 Universitas Sumatera Utara
Kehadiran penelitian dalam setiap tahap penelitian kualitatif membantu peneliti untuk memahami semua data yang
dihimpun dalam penelitian. Peneliti kualitatif adalah orang- orang yang langsung melakukan wawancara dan observasi
dengan informan-informannya, karena itu peneliti kualitatif adalah peneliti yang memilik waktu yang lama bersama
informan di lapangan, bahkan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai Bungin, 2008:254.
2. Ketekunan Pengamatan
Proses memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka hal yang dilakukan adalah meningkatkan ketekunan dalam
pengamatan di lapangan. Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya mengandalkan kemampuan
panca indera namun juga menggunakan semua panca indera termasuk pendengaran, perasaan, dan insting peneliti, dengan
meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka, derajat keabsahan data telah ditingkatkan pula Bungin,
2008:256. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang
relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
Untuk menguji keabsahaan data yang dikumpukan, peneliti akan melakukan Hamidi, 2004 :
1. Teknik trianggulasi antar sumber data, antar teknik
pengumpulan data dan antar pengumpulan data, dimana peneliti akan berusaha untuk mendapatkan rekan atau
pembantu dalam penggalian data dari warga dilokasi yang mampu membantu serta memberi penjelasan.
2. Pengecekan kebenaran informasi kepada informan yang telah
ditulis oleh peneliti data laporan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
49 Universitas Sumatera Utara
3. Mendiskusikan dan menyeminarkan dengan teman sejawat di
jurusan tempat peneliti belajar, termasuk koreksi dibawah para pembimbing.
4. Analisis kasus negatif yakni kasus yang tidak sesuai hasil
penelitian hingga waktu tertentu.
5. Perpanjangan
waktu penelitian.
Selain waktu
untuk memperoleh bukti yang lebih lengkap juga untuk memeriksa
konsistensi tindakan atau ekspresi informan.
3.7 Teknik Analisis Data