Menurut Rendra ,2001:15,“…kritik sosial adalah sebagai masukan untuk menyegarkan kehidupan kemasyarakatan,kebangsaan dan kenegaraan.”
Menurut Astrid ,Suharto:12,“Kritik sosial adalah penilaian ilmiah ataupun pengujian terhadap situasi masyarakat pada suatu saat.”
Menurut Jassin ,Tjahjono, 1988:171, “Kritik adalah hal-hal berupa tanggapan, komentar yang membicarakan tanggapan, komentar yang membicarakan soal-soal manusia dan hidup,
yang dijiwai oleh subjektivitas pengarang.”Secara tidak langsung pengertian kritik sosial adalah tanggapan yang membicarakan tentang manusia dan masyarakat.
C. Pekerjaan
Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan dan pengeluaran energi untuk kegiatan yang dibutuhkan oleh
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.httpwww.google.com , 29 mei 2011
D. Pendidikan
Dalam bahasa Yunani pendidikan berasal dari kata pedagogi yaitu dari kata paid artinya anak dan agogos artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai
ilmu dan seni mengajar anak the art and science of teaching children. http:www.google.com , 29 mei 2011
2.2 Landasan Teori
Di dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah diperlukan landasan teori agar penelitian itu tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengungkapkan dan memaparkan tentang kritik sosial seperti pekerjaan, pendidikan yang terdapat dalam drama Loker karya Yulhasni. Oleh karena itu pembahasan pada proposal ini akan
Universitas Sumatera Utara
dibagi menjadi dua bagian, yaitu menguraikan strukturasi drama Loker dengan menggunakan pendekatan struktural, tetapi yang perlu ditekankan pada proposal ini adalah penelitian yang
dominan adalah menggunakan analisis sosiologi sastra yang memandang karya sastra sebagai gambaran situasi dan kondisi kehidupan masyarakat.
Pendekatan struktural yaitu meneliti atau menguraikan tentang unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada karya sastra seperti alur, tokoh, penokohan, latar, tema, sudut pandang, dan
yang lainnya. Teeuw 1988:135 mengatakan bahwa pendekatan struktural bertujuan untuk
membongkar atau mengungkapkan, serta meneliti karya sastra berdasarkan teks untuk melihat keterkaitan dan keterjalinan semua unsur atau aspek karya sastra.
Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik
yang saling berkaitan. Mula-mula diidentifikasikan dan dideskripsikan, misalnya bagaimana keadaan peristiwa, alur, tokoh dan penokohan, latar, dan lain-lainnya. Setelah itu dijelaskan
fungsi masing-masing unsur tersebut dalam menunjang makna keseluruhannya, dan bagaimana hubungan antarunsur itu sehingga secara bersama-sama membentuk sebuah totalitas kemaknaan
yang padu menuju tema dan nantinya menuju ekstrinsiknya akan dianalisis menggunakan analisis sosiologi sastra yang pendekatannya sosiologi sastra karya sastranya.
Sedangkan analisis yang kedua adalah analisis terhadap unsur ekstrinsiknya yang mengacu pada aspek sosiologis yang terdapat dalam drama Loker. Secara singkat Damono
1978:6 menjelaskan bahwa sosiologi adalah telaah yang obyektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat ; telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi memiliki obyek adalah
Universitas Sumatera Utara
manusia atau individu masyarakat yang hidup dalam lembaga dan mengalamai proses sosial tersebut.
Seperti halnya sosiologi, sastra juga berurusan dengan manusia dalam masyarakat yang mencakup usaha manusia untuk memperbaiki kehidupan sosialnya beserta masyarakat yang
lainnya. Damono 1984:1 mengatakan bahwa sastra adalah lembaga sosial yang mempergunakan bahasa sebagai mediumnya, sastra menggambarkan kehidupan yang merupakan
kenyataan sosial. Walaupun sosiologi dan sastra sama-sama memiliki obyek yang sama yaitu manusia dan
masyarakat, namun kedua bidang tersebut tidak dapat disamakan. Perbedaan kedua bidang ini adalah sosiologi melakukan analisis ilmiah dan obyektif, sedangkan sastra menunjukkan cara-
cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaannya. Dari beberapa pernyataan mengenai sosiologi dan sastra tersebut maka dapat dikatakan
bahwa sastra merupakan bahan dasar untuk dikaji secara sosiologi dan sebaliknya sosiologi masyarakat dapat dipelajari lewat sastra. Jadi, hubungan antara sosiologi dan sastra merupakan
hubungan timbal-balik, walaupun dalam metode penelaahnya mempunyai perbedaan. Menurut Damono 1984:2 pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatannya ini disebut sosiologi sastra. Sudah cukup banyak dilakukan telaah yang tercakup dalam sosiologi sastra, baik berupa
buku maupun yang berupa tulisan-tulisan lepas. Dari sekian banyak bahan itu, Damono 1984:2 menyimpulkan dua kecenderungan utama dalam telaah sosiologis terhadap sastra. Pertama,
analisis berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin sosial – ekonomis belaka. Analisis ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra untuk membicarakan sastra; sastra hanya
berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri. Jelas bahwa dalam
Universitas Sumatera Utara
analisis ini teks sastra tidak dianggap utama, ia hanya merupakan epiphenomenon gejala kedua. Kedua, analisis yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Metode yang
dipergunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang di luar sastra.
Wellek dan Austin 1995:111 menjelaskan tiga jenis pendekatan yang berbeda dalam karya sastra, yaitu :
1. Sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra yang menjelaskan tentang
masalah yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial pengarangnya, status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan
pengarang di luar karya sastra.
2. Sosiologi karya sastranya yang memaparkan tentang sisi karya sastranya, tujuan serta
hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan kaitannya dengan masalah sosial.
3. Sosiologi pembaca, yang menjelaskan tentang permasalahan pembaca dan dampak
sosial karya sastra. Sejauh mana sastra ditentukan atau tergantung pada masyarakat pembacannya.
Berdasarkan keterangan tersebut dapat dikatakan masalah yang tercakup dalam sosiologi sastra terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu pengarang, karya sastra, dan pembaca. Dalam
proposal ini penulis membahas sosiologi karya sastra yang mempermasalahkan karya sastra itu sendiri.
Landasan teori untuk menganalisis sosiologi karya sastra tersebut penulis beranjak dari teori yang dikemukakan Luxemburg dkk 1992:23-24 yang mengatakan bahwa dalam sosiologi
karya sastra, yang diteliti adalah hubungan antara aspek-aspek teks sastra dan susunan
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya. Sejauh mana sistem masyarakat serta perubahannya tercermin di dalam sastra?. Sastra pun dipergunakan sebagai sumber untuk menganalisis sistem masyarakat.
Penggabungan kedua teori, yaitu teori struktural yang meneliti unsur intrinsiknya, yang mencakup tentang tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, amanat dan gaya
bahasanya serta teori sosiologi sastra yang mengkaji lebih dalam tentang kritik sosial seperti pekerjaan dan pendidikan, merupakan suatu usaha dalam memahami kompleksitas yang
terkandung di dalam drama Loker, sehingga tercapailah tujuan dari penelitian ini dan sekaligus merupakan landasan teori dalam proposal ini.
2.3 Tinjauan Pustaka