Rasio r
p
untuk geram dipengaruhi oleh jumlah mata gergaji n
p
dan jarak persatuan panjang,  karena  jarak  yang digunakan  dalam  penentuan  nilai rasio r
p
adalah 0,36 mm dan sama untuk setiap kondisi pemotongan. Maka nilai rasio r
p
ini akan bergantung kepada jumlah mata gergaji n
p
semakin banyak jumlah mata gergaji  maka  n
p
maka  semakin  besar  nilainya.  Dari  gambar  4.22  dapat  dilihat hubungan  antara  gaya  dengan  rasio  r
p
geram,  bahwa  semakin  tinggi  gaya pemotongan maka rasio r
p
geram akan kecil Berdasarkan  penjelasan  di  atas  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  gaya
pemotongan F
v
dipengaruhi oleh pemakanan f dan kedalaman pemotongan a. Gaya  pemotongan  F
v
yang  tinggi  menyebabkan  geram  lebih  tebal  dan  jarak antara  mata  puncak
  semakin  renggang.  Akibat  renggangnya  jarak  tersebut maka jumlah mata gergaji n
p
akan sedikit dan nilai rasio r
p
geram akan kecil.
4.2.2 Hubungan Suhu Pemotongan dengan Geometri Geram
Untuk  mengetahui  hubungan  antara  suhu  pemotongan  dengan  geometri geram maka seluruh perhitungan suhu dan pengukuran geometri geram yang telah
dilakukan sebelumnya akan  direkapitulasi pada tabel 4.3. Melalui tabel  ini akan dijelaskan  bagaimana  pengaruh  suhu  pemotongan  teoritik  dan  geometri  geram
untuk setiap kondisi pemotongan. Tabel 4.3 Suhu Pemotongan Teoritik dengan geometri geram untuk setiap kondisi
pemotongan.
Kondisi Pemotongan 1
2 3
4 5
Vc = 225 mmin f = 0,125 mmrev
a = 1,1 mm Vc =225 mmin
f = 0,16 mmrev a = 0,7 mm
Vc = 250 mmin f = 0,1 mmrev
a = 0,3 mm Vc = 250 mmin
f = 0,1 mmrev a = 1 mm
Vc = 250 mmin f = 0,15 mmrev
a = 0,3 mm h
c
mm
0,24 0,25
0,16 0,19
0,2
mm
0,084 0,165
0,117 0,115
0,196
n
p
13 7
12 13
6
r
p
12,38 6,67
11,43 12,38
5,71 
maks o
C 893,29
890,37 758,08
793,46 724,91
Universitas Sumatera Utara
Untuk  lebih  memudahkan  analisa  suhu  pemotongan  dengan  geometri  geram sebagaimana yang telah dilakukan pada subbab sebelumnya, maka dari data yang
ditabulasi pada tabel 4.3 akan disajikan ke dalam grafik.
Gambar 4.23 hubungan antara kecepatan pemotongan Vc dengan suhu pemotongan
maks
Dari  gambar  4.23  dapat  diamati  bahwa  semakin  tinggi  kecepatan pemotongan maka suhu pemotongan akan menurun. Penurunan suhu pemotongan
ini  disebabkan  pengaruh  dari  kedalaman  pemotongan  yang  berbeda  pada  setiap kondisi pemotongan dimana kedalaman pemotongan pada kecepatan pemotongan
225 mmin lebih tinggi dari kedalaman pemotongan pada kecepatan pemotongan 250  mmin.  Dengan  kata  lain  kecepatan  pemotongan  yang  semakin  tinggi  yang
diikuti  dengan  trend  penurunan  suhu  pemotongan  disebabkan  perbedaan kedalaman pemotongan dalam kondisi pemotongan.
Suhu  pemotongan  yang  semakin  tinggi  akan  menyebabkan  geram menjadi  lebih  tebal,  karena  semakin  tinggi  suhu  pemotongan  maka  geram  yang
berasal dari logam tersebut akan memuai sehingga tebalnya semakin besar. Untuk
200 400
600 800
1000
220 225
230 235
240 245
250 255
Kondisi   Pemotongan Vc mmin  ;
f mmrev  ; a mm
225; 0,125;
1,1 225;
0,165; 0,7
250; 0,1;
0,3 250;
0,15; 0,3
250; 0,15;
1
Kecepatan Pemotongan  mmin
S u
h u
P e
m o
to n
gan
o
C
Universitas Sumatera Utara
lebih  jelasnya  tentang  hubungan  antara  suhu  pemotongan 
maks
dengan  tebal geram setelah terpotong h
c
lihat gambar 4.24.
Gambar 4.24 Hubungan antara suhu pemotongan 
maks
dengan tebal geram setelah terpotong h
c
Dari gambar 4.24 dapat diamati bahwa semakin tinggi suhu pemotongan maka  tebal  geram  setelah  terpotong  h
c
akan  cendrung  naik.  Hal  tersebut disebabkan  karena  pada  saat  suhu  tinggi  tebal  geram  akan  memuai  sehingga
geram  yang  terbentuk  setelah  pemotongan  semakin  tebal.  Adapun  penyebab meningkatnya  tebal  geram  setelah  terpotong  pada  suhu  yang  tinggi  adalah
pemilihan  kedalaman  pemotongan  a  yang  tinggi.Kedalaman  pemotongan  a yang  tinggi  menyebabkan  peningkatan  suhu  pemotongan  yang  pada  akhirnya
mengakibatkan tebal geram setelah terpotong h
c
mengalami trendkecendrungan yang meningkat.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
650 700
750 800
850 900
950
T e
b a
l G e
ra m
S e
te la
h T
e rp
o to
g n
h c
m m
Suhu Pemotongan
o
C
Kondisi Pemotongan Vc mmin
f mmrev a mm
225 0.125
1.1 225
0.165 0.7
250 0.1
0.3 250
0.1 1
250 0.15
0.3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.25 Hubungan antara suhu pemotongan 
maks
dengan jarak antara mata puncak gergaji
Semakin  tinggi  suhu  pemotongan 
maks
maka  trend  jarak  antara  mata puncak gergaji
 akan menurun. Dengan kata lain, suhu pemotongan yang tinggi akan menyebabkan jarak antara mata puncak gergaji menjadi lebih rapat. Hal  ini
disebabkan  pada  suhu  yang  tinggi  mata  puncak  gergaji  lebih  banyak  terbentuk sehingga jarak antara mata puncak gergaji lebih rapat. Hal ini juga bisa lebih jelas
dengan  memperhatikan  gambar  4.25  trend  penurunan  jarak  antar  mata  gergaji
pada gambar 4.26 akan menyebabkan trend kenaikan jumlah mata gergaji.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
650 700
750 800
850 900
950
Ja ra
k A
n ta
r P
u n
ca k
m a
ta g
e rg
a ji
d m
m
Suhu Pemotongan
o
C
Kondisi Pemotongan Vc mmin
f mmrev a mm
225 0.125
1.1 225
0.165 0.7
250 0.1
0.3 250
0.1 1
250 0.15
0.3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.26 Hubungan antara suhu pemotongan 
maks
dengan jumlah mata gergaji n
p
Pada gambar 4.26 dapat diamati bahwa semakin tinggi suhu pemotongan 
maks
maka  jumlah mata  gergaji  lebih banyak terbentuk sehingga menyebabkan jarak antar mata gergaji lebih rapat. Atau dengan kata lain semakin rapatnya jarak
antara  mata  gergaji  yang  diikuti  dengan  kenaikan  suhu pemotongan 
maks
akan membentuk mata gergaji yang lebih banyak.
Trend  kenaikan  jumlah  mata  gergaji  ini  juga  telah  diteliti  oleh  peneliti lainnya  seperti  Morehead  dan  Huang  2007.  Menurut  mereka,  trend  penurunan
jumlah  mata  gergaji  akan  terjadi  dengan  meningkatnya  pemakanan.  Hal  ini  juga telah  diteliti  sebelumnya  oleh  Poulachon  dan  Moisan  2000  serta  Becze  dan
Elbestawi  2002.Dari  hasil  pengamatan  mereka  juga  diperoleh  hubungan  antara pemakanan dengan jumlah mata gergaji, menurut mereka trend penurunan jumlah
mata  gergaji  lebih  disebabkan  oleh  meningkatnya  pemakanan  Morehead  and
Huang, 2007.
2 4
6 8
10 12
14
650 700
750 800
850 900
950
Ju m
la h
M a
ta G
e rg
a ji
n
p
Suhu Pemotongan
o
C
Kondisi Pemotongan Vc mmin
f mmrev a mm
225 0.125
1.1 225
0.165 0.7
250 0.1
0.3 250
0.1 1
250 0.15
0.3
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.27 Hubungan antara suhu pemotongan 
maks
dengan rasio geram r
p
Besar atau kecilnya nilai rasio r
p
geram diperoleh berdasarkan banyaknya jumlah  puncak  n
p
untuk  setiap  kondisi  pemotongan.  Dari  gambar  4.27  dapat diamati bahwa semakin tinggi suhu pemotongan maka trend dari rasio geram juga
akan  semakin  tinggi.  Hal  ini  sesuai  dengan  gambar  4.27  dan  dapat  dinyatakan bahwa  semakin  tinggi  suhu  pemotongan  maka  trend  jumlah  mata  gergaji  akan
semakin meningkat dan hal ini juga berlaku untuk nilai rasio geram dengan trend
yang meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan yang  tinggi  akan  mengakibatkan  suhu  pemotongan  dengan  trend  yang  menurun.
Penurunan ini disebabkan adanya perbedaan kedalaman pemotongan dimana pada
2 4
6 8
10 12
14
650 700
750 800
850 900
950
R a
si o
G e
ra m
r
p
Suhu Pemotongan
o
C
Kondisi Pemotongan Vc mmin
f mmrev a mm
225 0.125
1.1 225
0.165 0.7
250 0.1
0.3 250
0.1 1
250 0.15
0.3
Universitas Sumatera Utara
kecepatan  pemotongan  225  mmin  kedalaman  pemotongan  lebih  besar  daripada kecepatan  pemotongan  250  mmin.  Peningkatan  suhu  pemotongan  akan
menyebabkan  trend  kenaikan  tebal  geram  dengan  jarak  antara  mata  puncak gergaji  yang  lebih  rapat  disebabkan  banyaknya  jumlah  mata  gergaji  yang
terbentuk  pada  suhu  pemotongan  yang  tinggi  sehingga  pada  akhirnya  juga
meningkatkan nilai dari rasio geram.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan