6. Mengatur kondisi pemotongan putaran, pemakanan, dan kedalaman
pemotongan sesuai dengan data yang telah ditentukan. 7.
Proses pemesinan laju tinggi, keras, dan kering dilakukan 8.
Setelah proses pemesinan selesai, geram yang terjadi dikumpulkan kemudian tebal geram setelah pemotongan h
c
dan diameter akhir benda kerja d
i
diukur. 9.
Kembali ke point 4, jika setelah proses pemesinan aus pahat V
B
belum mencapai 0,3 mm atau kekasaran permukaan pada benda kerja R
a
belum menujukkan nilai 1,6
m. 10.
Proses pemesinan dihentikan jika satu diantara syarat pada point 9 telah dicapai, kemudian geram dikumpulkan.
3.6.2 Pengambilan Gambar Morfologi Geram
Morfologi geram dapat diketahui dengan langkah – langkah sebagai
berikut: 1.
Satu diantara geram yang telah dikumpulkan untuk satu kondisi pemesinan pada proses pemesinan dimounting menggunakan resin
epoxy
dan pengeras.
2. Geram yang sudah selesai dimounting kemudian di-
polish
dengan kertas pasir
dan dietsa menggunakan alkohol dan asam nitrat.
3. Proses selanjutnya ialah mengambil gambar morfologi geram dengan bantuan
mikroskop USB digital Rax Vision dengan 200 kali pembesaran.
4. Setelah pengambilan gambar morfologi geram selesai, kemudian gambar
morfologi geram untuk setiap kondisi pemesinan dikumpulkan menjadi satu folder.
3.6.3 Pengukuran Geometri Geram
1. Sebelum pengukuran geometri geram dilakukan, terlebih dahulu hasil
pengukuran tebal geram setelah terpotong h
c
dengan mistar ingsut digital untuk seluruh proses pemotongan pada setiap kondisi pemesinan dirata
– ratakan.
2. Satu diantara gambar morfologi geram untuk satu kondisi pemesinan yang
telah diperoleh dari mikroskop dibuka melalui adobe photoshop kemudian
Universitas Sumatera Utara
dilihat dimensi dokumennya terutama lebar gambar. Nilai lebar gambar morfologi yang tertera di photoshop tersebut kemudian dibagi dengan skala
pembesaran yaitu 200. Hasil pembagian inilah yang menjadi panjang geram sebenarnya pada gambar morfologi geram.
3. Gambar morfologi geram yang telah dibuka di photoshop kemudian di-
copy
dari folder dan di-
paste
di ms Word. Sesuaikan ukuran gambar di ms Word dengan dimensi dokumen yang tertera di photoshop. Ingat bahwa dimensi
yang dimaksud adalah dimensi awal, bukan dimensi hasil pembagian dengan skala 200 kali pembesaran
4. Gambar
double arrow
diletakkan di tinggi gigi tinggi gigi yang dimaksud merupakan tebal geram setelah terpotong
hc
pada gambar morfologi geram, panjang
double a rrow
yang ada pada format
width
dibagi 200 nilai 200 ini merupakan nilai pembesaran dari mikroskop dan karena satuan panjang
double arrow
dalam cm maka hasil pembagian dikalikan 10 mm 1 cm = 10 mm, untuk lebih jelasnya perhatikan formula di bawah:
h
c
kemudian dilihat apakah sudah sama dengan tebal geram setelah pemotongan h
c
rata – rata dari hasil pengukuran langsung.
Gambar 3.10 Cara Pengukuran Tebal Geram hc hc
≈ hc rata-rata
Universitas Sumatera Utara
Jika belum sama, pindahkan gambar
double arrow
ke tinggi gigi lainnya dan sesuaikan panjangnya dengan tinggi gigi tersebut. Langkah ini dilanjutkan
hingga nilai panjang
double a rrow
sama dengan tinggi gigi dan tebal geram setelah pemotongan h
c
rata – rata dari hasil pengukuran langsung.
5. Selanjutnya jarak antar mata gergaji
diukur dengan cara yang sama dengan point 3 yaitu menggunakan gambar
double arrow
. Pada gambar morfologi geram, gambar
double arrow
diletakkan di setiap jarak antar mata gergaji kemudian setiap panjang
double a rrow
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah jarak antar mata gergaji yang ada pada gambar morfologi
geram hal ini berarti bahwa jarak antar mata gergaji yang diukur merupakan jarak rata-rata mata gergaji yang dihasilkan melalui hasil bagi antara jumlah
panjang mata gergaji yang diukur dengan bantuan
double arrow
dengan berapa jumlah jarak antar mata gergaji yang ada pada gambar morfologi
geram.
Gambar 3.11 Cara Pengukuran jarak antar mata gergaji
6. Kemudian dihitung berapa jumlah mata gergaji n
p
yang ada pada setiap gambar morfologi geram perhatikan gambar 3.12.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12 Cara Penghitungan Jumlah Mata Gergaji n
p
7. Setelah jumlah mata gergaji n
p
dihitung maka dilanjutkan dengan menghitung rasio geram r
p
dengan formula sebagai berikut:
Dimana: r
p
= rasio geram n
p
= jumlah mata gergaji 1,05 = lebar morfologi geramskala pembesaran
1,05 = 210200 8.
Tulisan “h
c
” untuk tebal geram setelah terpotong dan “ ” untuk jarak antar
mata gergaji dibuat dengan cara sebagai berikut: a
Setelah point 5 selesai, seluruh
display
ms word dengan gambar morfologi geram di-
print screen
dan di-
paste
-kan di ms
picture manager
, melalui ms picture manager gambar yang di-
paste
-kan tersebut di-
crop
dengan menyisakan gambar morfologinya saja, hal ini juga dilakukan untuk
gambar morfologi geram pada kondisi lainnya. Kemudian gambar tersebut disimpan berdasarkan kondisi pemesinan di satu folder.
b Gambar morfologi geram yang telah disimpan tersebut dibuka
menggunakan bantuan software
adobe photoshop cs 4
dengan bantuan
software ini tulisan “h
c
” dan “ ” dibuat dengan menu
Text.
Setelah selesai, gambar morfologi geram kembali disimpan.
9. Proses ini diulangi untuk setiap kondisi pemesinan lainnya, setelah itu data
yang telah diukur dan dihitung dikumpulkan di tabel pengumpulan data.
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Perhitungan Gaya dan Suhu Pemotongan