Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
1.7.1 Identitas Diri
Siapakah aku? Apakah aku? Apa yang aku lakukan dalam hidup? Apa yang berbeda padaku? Bagaimana aku melakukan semuanya sendiri? Seluruh
pertanyaan ini mencerminkan pencarian identitas. Identitas adalah potret diri. Pada level yang paling minimum, identitas terdiri dari komitmen terhadap arah
karir, ideologis, dan orientasi seksual. Kita merangkai bagian ini untuk membentuk kedirian kita selama kita
berada di dunia sosial. Menyatukan komponen identitas ini bisa menjadi proses yang panjang dan sulit, dengan melibatkan penolakan atau penerimaan berbagai
“peran” dan “wajah”. Perkembangan identitas terjadi bertahap dan sedikit demi sedikit. Keputusan yang diambil tidak hanya sekali dan bersifat final, tetapi harus
diambil berulang kali. Perkembangan identitas tidak berlangsung dengan rapi, dan juga tidak berlangsung dengan tiba-tiba Santrock, 2007 : 68-69.
Pertanyaan mengenai identitas muncul sebagai kekhawatiran yang umum dan hampir universal pada masa remaja. Erik Erikson adalah orang yang pertama
kali memahami seberapa sentralnya pertanyaan ini dalam memahami perkembangan remaja. Anggapan bahwa identitas adalah aspek kunci dari
perkembangan remaja merupakan hasil dari analisis dan pemikiran Erikson. Idenya memunculkan berbagai insight tentang pemikiran dan perasaan yang
dialami para remaja. Pertanyaan mengenai identitas ini akan muncul selama rentang kehidupan, tetapi akan menjadi sangat penting pada remaja. Menurut
Erikson, remaja dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang sangat banyak. Ketika mereka mulai menyadari mereka akan bertanggung jawab terhadap diri mereka
Universitas Sumatera Utara
sendiri dan kehidupan mereka, remaja mulai mencari hidup macam apakah yang akan mereka jalani Santrock, 2007 : 69-71
Remaja akan mencari identitas diri, mencoba berbagai peran dan kepribadian dalam lingkungan dan kebudayaan mereka. Sangat penting bagi orang
dewasa untuk memberikan waktu dan kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi berbagai peran dan kepribadian yang berbeda. Kebanyakan
remaja kemudian akan membuang peran-peran yang tidak diinginkan. Anak muda yang sukses dalam menghadapi konflik identitas ini akan muncul dengan diri yang
baru yang fresh dan dapat diterima. Remaja yang belum sukses dalam menghadapi krisis ini akan mengalami apa yang disebut identity confusion.
Kebingungan ini bisa mengakibatkan dua kemungkinan, individu menarik diri dan mengisolasi diri mereka dari teman dan keluarga, atau menenggelamkan diri
mereka di lingkungan pergaulan sehingga kehilangan identitas mereka dalam keramaian.
Meskipun pertanyaan mengenai identitas ini menjadi sangat penting selama masa remaja, pembentukan identitas tidak dimulai atau berhenti pada masa
ini saja. Yang penting dari perkembangan identitas pada masa remaja, terutama masa remaja akhir, adalah untuk pertama kalinya perkembangan fisik,
perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional sampai pada satu titik dimana individu dapat memilah-milah dan mensintesiskan identitas dan
identifikasi kanak-kanak untuk mengkonstruksi jalur yang dapat digunakan untuk mencapai kedewasaan. Beberapa keputusan pada amasa remaja mungkin terlihat
membingungkan. Meskipun begitu, selama masa remaja ini, keputusan-keputusan
Universitas Sumatera Utara
tersebut akan membentuk inti dari arti individu tersebut sebagai manusia yang biasa disebut dengan identitasnya.
Bagaimana individu pada masa remaja melalui proses pembentukan identitas? Apakah yang menentukan status identitas seseorang? Berikut ada empat
status identitas : 1.
Identity diffusion, individu yang belum mengalami krisis, dan belum membuat komitmen. Tidak saja mereka belum memutuskan mengenai pilihan pekerjaan
atau ideologis, tetapi mereka juga tidak menunjukkan minat terhadap masalah tersebut.
2. Identity foreclosure, individu yang sudah membuat komitmen, tetapi belum
mengalami krisis. Hal ini paling sering terjadi ketika orang tua memaksa komitmen tertentu pada anak remaja mereka, biasanya dengan cara otoriter,
sebelum remaja memiliki kesempatan mengeksplorasi berbagai pendekatan, ideologi, dan karir.
3. Identity moratorium, individu yang tengah berada pada masa krisis tetapi
belum memiliki komitmen atau kalaupun ada masih sangat kabur. 4.
Identity achievement, individu yang sudah melalui krisis dan sudah sampai pada sebuah komitmen Santrock, 2007 : 69-71.
Universitas Sumatera Utara
1.7.2 Pendidikan Non Formal