Syarat Dan Tata Cara Pendirian Perguruan Tinggi

2. Syarat Dan Tata Cara Pendirian Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas yang menyelengarakan pendidikan dan pengajaran diatas perguruan tingkat menengah, dan yang memberikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dan dengan cara ilmiah, 61 Carter V. Good menyatakan pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin khususnya di sekolah sehingga seseorang dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. dimana penyelenggaraan Perguruan Tinggi dilakukan oleh Pemerintah dan Badan Hukum Swasta. 62 Perguruan tinggi pada umumnya bertujuan : 1 Membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila dan bertanggungjawab agar terwujudnya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materil dan spritual. 2 Menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku jabatan yang memerlukan pendidikan dan yang cakap berdiri sendiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan. 3 Melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kehidupam kemasyarakatan. 63 Pendirian satuan pendidikan berbentuk perguruan tinggi telah diatur pada Kepmendiknas RI. No.234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, 61 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi. 62 http:www.maswins.com201103pengertian-pendidikan-menurut-uu-dan.html, Diakses tanggal 30 Mei 2012, pukul 22.20 wib. 63 Pasal 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa untuk menyelenggarakan Pendirian Perguruan Tinggi tersebut didirikan harus dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut 64 1. Rencana Induk Pengembangan RIP ; : Rencana Induk Pengembangan merupakan pedoman dasar pengembangan untuk jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun, Rencana Induk Pengembangan memuat materi pokok ; a. Bidang akademik : 1. Program kegiatan 2. Organisasi penyelenggaraan 3. Sumber daya manusia 4. Sarana akademik 5. Kerjasama 6. Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. b. Administrasi Kepegawaian c. Prasarana kampus d. Pembiayaan e. Tahapan penetapan sasaran dan kuantitatif dalam bidang akademi, organisasi dan keterlaksanaan serta pengembangan kampus. 2. Kurikulum yang terdiri atas : 1 Kurikulum ditetapkan oleh penyelenggara perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2 Kurikulum merupakan bagian dari program kegiatan akademik; 3 Program kegiatan akademik memuat keterangan mengenai jurusanbagianprogram studi, tujuan, silabi, peraturan akademik dan administratif serta prospek lulusan perguruan tinggi yang keseluruhannya itu tersusun dalam buku pedomankatalog; 4 Program kegiatan akademik disusun berdasarkan semester. 65 3. Tenaga kependidikan yakni : 1 Dosen tetap pada perguruan tinggi yang baru didirikan untuk setiap program studi sekurang-kurangnya 6 enam orang dengan latar belakang pendidikan samasesuai dengan program studi yang diselenggarakan dan dengan kualifikasi yang memenuhi syarat; 2 Program studi yang didalam penyelenggaraannya memerlukan dukungan lebih dari satu jurusanbagian, dan disyaratkan pula harus mempunyai dosen tetap dari masing-masing jurusan bagian pendukung; 3 Pada perguruan tinggi yang baru didirikan secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan pihak asing dosen tetap juga dapat digantikan dengan dosen kontrak yaitu seseorang yang memenuhi syarat dosen yang dikontrak 64 Pasal 5, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 65 Pasal 7, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara untuk masa sekurang-kurangnya 5 lima tahun sebagai dosen tetap atau dosen perguruan tinggi asing mitra kerjasama yang ditugaskan sebagai dosen tetap pada perguruan tinggi yang baru. 66 4. Memiliki calon mahasiswa. 5. Memiliki kode etik sivitas akademik bahwa untuk setiap program studi pada Diploma dan program S-1 jumlah calon mahasiswa sekurang-kurangnya 30 orang dan sebanyak-banyaknya disesuaikan dengan nisbah dosen tetap dengan mahasiswa, untuk kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial 1 : 30 dan untuk kelompok bidang pengetahuan alam 1 : 20. 67 6. Memiliki sumber pembiayaan, dimana sumber pembiayaan disediakan oleh penyelenggara perguruan tinggi yang bersangkutan untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pendidikan tinggi sesuai dengan peranan, tugas dan fungsi perguruan tinggi. 68 7. Sarana dan prasarana berupa antara lain : 1 Tanah tempat mendirikan perguruan tinggi dimiliki dengan bukti sertifikat sendiri atau disewakontrak untuk sekurang-kurangnya 20 dua puluh tahun dengan hak opsi, yang dinyatakan dalam perjanjian. 2 Sarana dan prasarana lainnya dimiliki sendiri atau disewakontrak untuk sekurang-kurangnya 5 lima tahun yang dibuktikan dengan sertifikat atau perjanjian meliputi fasilitas fisik pendidikan dengan ketentuan minimal; a. Ruang kuliah : 0.5 m2 per mahasiswa; b. Ruang dosen tetap : 4 m2 per orang c. Ruang administrasi dan kantor 4 m2 per orang; d. Ruang perpustakaan dengan buku pustaka: 1. Program Diploma dan Program S1 a. buku mata kuliah pengembangan kepribadian MPK 1 judul permata kuliah; b. buku mata kuliah ketrampilan dan keahlian MKK 2 judul permata kuliah; c. jumlah buku sekurang-kurangnya 10 dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi jenis judul; d. berlangganan jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1 judul untuk setiap program studi; 2. Program S2 untuk setiap program studi : 500 judul buku dan berlangganan minimal dua jurnal ilmiah yang terakreditasi pada bidang studi yang relevan; 66 Pasal 8, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 67 Pasal 10, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 68 Pasal 11, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara e. Ruang laboratorium dan unit komputer serta sarana untuk praktikum danatau penelitian sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Direktur Jenderal. 69 Disamping dengan adanya syarat pendirian perguruan tinggi maka akan diperbuat juga tata cara pendirian perguruan tinggi menurut Kepmendiknas R.I. Nomor : 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, sebagai berikut : 1. Usul pendirian untuk dipertimbangakan yakni : 1 Usul pendirian Perguruan Tinggi oleh pemrakarsa disampaikan kepada Direktur Jenderal bagi Perguruan Tinggi Negeri PTN, Perguruan Tinggi Swasta PTS dan Perguruan Tinggi Kedinasaan PTK. 2 Semua usulan dilengkapi dengan melampirkan persyaratan pendirian perguruan tinggi dan hasil studi kelayakan. 70 2. Pemberian pertimbangan yakni ; 1 Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 enam bulan, Direktur Jenderal memberi pertimbangan kepada pemrakarsa tentang kemungkinan persetujuan atau penolakan pendirian perguruan tinggi. 2 Pertimbangan didasarkan atas: a. Pemenuhan persyaratan pendirian perguruan tinggi. b. Pengembangan dan keseimbangan kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian dengan mempercepat pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam IPA dan penerapannya. c. Pengembangan peta pendidikan di suatu wilayah yang menggambarkan jumlah dan bentuk perguruan tinggi yang sudah ada, jenis program studi yang diselenggarakan, sebaran lembaga dan daya dukung wilayah yang bersangkutan. d. Pengembangan bidang ilmu yang strategis, dengan membatasi bidang ilmu yang telah dianggap mencukupi kebutuhan pembangunan. 71 3 Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 tiga tahun setelah pertimbangan Direktur Jenderal yang memungkinkan pendirian perguruan tinggi, pemrakarsa telah mengajukan usul persetujuan pendirian dengan ketentuan telah memenuhi persyaratan. 3. Pengajuan usul persetujuan pendirian yaitu ; 1 Usul persetujuan pendirian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan kepada: a. Menteri, Menteri lain atau pimpinan LPND bagi PTN dan PTK melalui Direktur Jenderal; 69 Pasal 12, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 70 Pasal 20, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 71 Pasal 21, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara b. Menteri melalui Direktur Jenderal bagi PTS dengan melampirkan: 1. Referensi Bank dan bukti lain berkenaan dengan dana penyelenggaran PTS; 2. Akte Notaris Pendirian BP-PTS; 3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PTS; 4. Surat Keterangan tidak terlibat pelanggaran hukum bagi pengurus BP-PTS; 5. Sertifikat atau perjanjiansewa kontrak tanah dan prasarana fisik lainnya. 72 4. Pemberian persetujuan, dalam hal pemberian persetujuan pendirian ini maka : a. Menteri mengajukan usul persetujuan pendirian PTN kepada Menteri yang menangani pendayagunaan aparatur negara dan Menteri Keuangan; b. Menteri memberi atau menolak memberi rekomendasi pendirian PTK. c. Direktur Jenderal atas nama Menteri memberi atau menolak memberi persetujuan pendirian PTS. d. Atas dasar rekomendasi Menteri, Menteri lain atau pimpinan LPND mengajukan usul persetujuan pendirian PTK kepada Menteri yang menangani pendayagunaan aparatur negara dan Menteri Keuangan. 73 e. Atas dasar persetujuan yang diberikan oleh Menteri, yang menangani pendayagunaan aparatur negara dan Menteri Keuangan. Menteri: 1. menetapkan pendirian PTN yang berbentuk akademi atau politeknik; 2. mengajukan usul penetapan pendirian PTN yang berbentuk universitas, institut atau sekolah tinggi kepada Presiden; f. Atas dasar persetujuan yang diberikan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Keuangan, Menteri lain atau pimpinan LPND: 1. menetapkan pendirian PTK yang berbentuk akademi atau politeknik; 2. mengajukan usul penetapan pendirian PTK yang berbentuk sekolah tinggi kepada Presiden melalui Menteri; 74 5. Penetapan pendirian : Setelah ada ketetapan pendirian PTN atau PTK oleh Menteri, Menteri lain, pimpinan LPND atau Presiden, PTN dan PTK mengusulkan statuta perguruan tinggi yang bersangkutan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal, Menteri lain atau pimpinan LPND untuk ditetapkan dengan keputusan. Setelah ada ketetapan pendirian PTS, BP-PTS menetapkan statuta PTS yang bersangkutan atas usul senat. 75 72 Pasal 22, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 73 Pasal 24, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 74 Pasal 24, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 75 Pasal 25, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara 6. Penetapan statuta yaitu bahwa setelah statuta ditetapkan, perguruan tinggi yang bersangkutan baru dapat menyelenggarakan kegiatannya. 76 Berdasarkan ketentuan tersebut, sesuai dengan Kepmendiknas R.I. Nomor : 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi yakni pada Pasal 31 dinyatakan bahwa dengan sendirinya program pendidikan tinggi atau perguruan tinggi untuk dapat memberikan gelar akademik dan sebutan profesional hanya dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah memenuhi persyaratan telah memperoleh ijin penyelenggaraan pendidikan Ketentuan tersebut juga tercantum Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas R.I Nomor: 108DiktiKep2001Tentang Pedoman Pembukaan Program Studi DanAtau Jurusan.dalam penetapan pertama butir ke 1, keenam dan ketujuh yang menyatakan; Pertama : 1.Usul pembukaan untuk dipertimbangkan pemberian ijin penyelenggaraannya oleh pemrakarsa kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi harus didahului dengan kajian kelayakan akademik dan administratif…. Keenam : Ijin penyelenggaraan program studi baru dapat diberikan setelah pemrakarsa membuat Surat Pernyataan kesanggupan untuk menanggung segala akibat yang ditimbulkan bilamana setelah dievaluasi sesuai Diktum Ketujuh ternyata program studi tersebut dianggap tidak layak untuk dilanjutkan operasinya. Ketujuh : Ijin penyelenggaraan yang diberikan akan dievaluasi setela 2 dua tahun untuk mengetahui kelayakan penyelenggaraaanya dengan kemungkinan : a. Program Studi layak untuk diteruskan penyelenggaraaannya b. Penyelenggaraan Program Studi harus dihentikan dengan segala konsekwensinya ditanggung oleh pemrakarsa. 77 76 Pasal 26, Kepmendiknas RI Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. 77 Penetapan pertama, keenam dan ketujuh, Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas R.I Nomor: 108DiktiKep2001Tentang Pedoman Pembukaan Program Studi DanAtau Jurusan. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian suatu satuan pendiikan berupa perguruan tinggi agar dapat menyelnggarakan program pendidikan harus terlebih dahulu memenuhi persayaratan dalam hal sarana dan prasarana serta memiliki ijin penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, dan apabila peraturan tidak sesuai dengan ketentuan dimaksud atau tidak terpenuhi maka perguruan tinggi tidak berhak menyelenggarakan program pendidikan.

3. Akreditasi Perguruan Tinggi