Sistem Pendidikan Jarak Jauh.

Nasional Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Kerja Sama Perguruan Tinggi serta Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 61DIKTIKep2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kerja Sama Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Perguruan TinggiLembaga lain di Luar Negeri. Perguruan tinggi di Indonesia diwajibkan melengkapi beberapa dokumen sebagaimana diatur dalam Permendiknas tersebut. Dengan demikian, apabila sudah mendapatkan persetujuan dari Mendiknas, maka semua aktivitas program Double Degree dapat dilaksanakan dengan baik. 111 Kerjasama perguruan tinggi dalam hal double degeree dimaksudkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas perguruan tinggi para pihak yang bekerjasama baik didalam maupun diluar negeri demi tercapainya program penyelenggaraan pendidikan yang baik dalam hal pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Kerjasama perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lain dalam negeri non double degree dalam hal ini bertujuan selain untuk meningkatkan mutu masing-masing perguruan tinggi juga ditujukan kepada perguruan tinggi yang ingin mencapai peningkatan akreditasi yang lebih baik.

4. Sistem Pendidikan Jarak Jauh.

Sistem pendidikan jarak jauh pada awalnya berbentuk pendidikan koresponden. Pendidikan koresponden mulai dikenal sekitar tahun 1720-an sebagai suatu bentuk pendidikan orang dewasa. Proses pembelajaran dalam pendidikan 111 Ibid. Universitas Sumatera Utara koresponden terjadi melalui bahan ajar cetak yang dikenal sebagai self-instructional texts, dikomunikasikan dengan komunikasi tertulis antara pengajar dan siswa. 112 Tahun 1980, Keegan memberikan definisi sistem pendidikan jarak jauh berdasarkan hasil analisisnya terhadap beragam definisi dan tradisi praktis. Menurut Keegan sistem pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik sebagai berikut : Tujuan mendasar dari penyelenggaraan pendidikan tinggi jarak jauh ialah untuk menciptakan tercapainya pemerataan kesempatan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok daerah untuk mengikuti program pendidikan tinggi. 1. Terpisahnya pengajar dan siswa yang membedakan pendidikan jarak jauh dengan pengajaran tatap muka; 2. Ada pengaruh dari suatu organisasi pendidikan yang membedakannya dengan belajar sendiri dirumah home study; 3. Penggunaan beragam media cetak, audio, video, computer, atau multimedia, untuk mempersatukan pengajar dan siswa dalam suatu interaksi pembelajaran; 4. Penyediaan komunikasi dua arah sehingga siswa dapat menarik manfaat darinya dan bahkan mengambil inisiatif dialog; 5. Kemungkinan pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi pembelajaran diarahkan kepada individu bukan kepada kelompok; 6. Proses pendidikan yang memiliki bentuk hampir sama dengan proses industri. 113 112 Tian, dkk, didedikasikan kepada Setiajadi, Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Jakarta; Universitas Terbuka, 1999, hal. 11-13. 113 Ibid, hal.14. Universitas Sumatera Utara Sistem pendidikan jarak jauh dalam penyelenggaraannya terdiri atas beberapa hal dan dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang mememenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Program pendidikan tinggi jarak jauh telah diatur dalam Kepmendiknas RI Nomor 107U2001 Tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh PTJJ. Penyelenggaraan program PTJJ dilaksanakan dengan mengutamakan hal berikut yakni : a. Penggunaan berbagai media komunikasi yang berbentuk media komunikasi tercetak dikombinasikan dengan media lain; b. Penggunaan metode pembelajaran interaktif yang didasarkan pada konsep belajar mandiri dengan dukungan bantuan belajar dan fasilitasi pembelajaran. 114 Penyelenggaraan program pendidikan jarak jauh hanya dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah memenuhi persyaratan, dimana ketentuan persyaratan perguruan tinggi sebagaimana dimaksud yaitu : a. Mempunyai sumber daya untuk merancang, menyusun, memproduksi, dan menyebar luaskan seluruh bahan ajar yang diperlukan untuk memenuhi kurikulum program b. Mempunyai sumber daya untuk memutakhirkan secara berkala setiap bahan ajar yang diproduksi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c. Memiliki sumber daya untuk menyelenggarakan interaksi antara dosen, asisten atau tutor dengan mahasiswa secara intensif, baik melalui tatap muka, telekonferensi, surat menyurat elektronik, maupun bentuk-bentuk interaksi jarak jauh yang sinkronus dan asinkronus lainnya, yang menjamin dosen akan dapat mengenal secara individual setiap mahasiswanya, sehingga mampu menjaga kualitas proses pembelajaran; d. Mempunyai sumber daya untuk menyediakan fasilitas praktikum dan atau akses bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum; e. Mempunyai sumber daya untuk menyediakan fasilitas pemantapan pengalaman lapangan danatau akses bagi mahasiswa untuk melaksanakan pemantapan pengalaman lapangan; 114 Pasal 3 Kepmendiknas RI Nomor 107U2001 Tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh PTJJ. Universitas Sumatera Utara f. Mempunyai sumber daya untuk melakukan evaluasi hasil belajar secara terprogram dan berkala minimal 2 dua kali per semester; g. Mempunyai sumber daya dengan bidang keahlian manajemen PTJJ dan pembelajaran jarak jauh; h. Mempunyai sumber daya untuk mengorganisasikan unit sumber belajar yang bertujuan memberikan layanan teknis dan akademis secara intensif kepada mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran; i. Sudah mempunyai ijin penyelengaraan program studi secara tatap muka dalam bidang studi yang sama yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN - PT dengan nilai A atau U Unggulan; j. Bekerja sama dengan perguruan tinggi lain yang sudah mempunyai ijin penyelenggaraan program studi yang sama untuk memfasilitasi kegiantan pengembangan program dan bahan ajar, pemberian layanan bantuan belajar, layanan perpustakaan dan pelaksanaan praktikum dan pemantapan pengalaman lapangan, serta penyelenggaraan evaluasi hasil belajar secara jarak jauh. 115 Penetapan mengenai pelaksanaan mekanisme dan proses evaluasi persyaratan serta persetujuan untuk penyelenggaraan program pendidikan tinggi jarak jauh ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Kurikulum dan beban studi pada pelaksananaan program pendidikan tinggi jarak jauh juga harus sama dengan kurikulum program studi yang diselenggarakan dengan sistem tatap muka. Program pendidikan jarak jauh juga harus dilaksanakan secara tersruktur, serta evaluasi hasil akhir belajar harus dapat mencerminkan tingkat kematangan dan kemampuan mahasiswa melalui mekanisme ujian komprehensif secara tatap muka atau secara jarak jauh dengan pengawasan langsung. 116 Perguruan tinggi yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan ketetapan Kepmendiknas RI Nomor 107U2001 Tentang PTJJ apabila telah terpenuhi maka perguruan tinggi dapat melaksanakan program pendidikan jarak jauh dan berhak untuk mengeluarkan ijazah. Pelaksanaan program pendidikan jarak jauh merupakan 115 Pasal 4 ayat 2 Kepmendiknas RI Nomor 107U2001 Tentang PTJJ 116 Pasal 5 ayat 4 Kepmendiknas RI Nomor 107U2001 Tentang PTJJ Universitas Sumatera Utara bentuk penyelenggaraan program studi oleh satuan pendidikan tinggi di luar domisili perguruan tinggi. Penyelenggaraan kelas jarak jauh yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta sampai saat ini masih tidak dibenarkan dilarang oleh ketentuan hukum. Ketentuan dimaksud diperjelas dengan keluarnya Surat Edaran Direktur Kelembagaan Dirjen Dikti Nomor 595D5.12007 tanggal 27 Februari 2007. Dijelaskan bahwa Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 1997 telah melarang penyelenggaraan pendidikan model kelas jauh ini dan telah menetapkan bahwa ijazah yang dikeluarkan tidak sah dan tidak dapat digunakan terhadap pengangkatan maupun pembinaan jenjang karirpenyetaraan bagi Pegawai Negeri Sipil, TNI, dan Polri. Dirjen Dikti kembali mempertegas larangan kelas jauh dengan membuat surat edaran bernomor 05800322KL2007. 117 Terdapatnya larangan kuliah jarak jauh bagi perguruan tinggi kecuali perguruan tinggi yang telah ditetapkan atau di amanahkan oleh pemerintah tidak dapat mengadakan program pendidikan tinggi jarak jauh. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Jarak Jauh dilarang karena karena dapat mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran terhadap kaidahnormahakekat perguruan tinggi. Ijazah yang diperoleh dari perkuliahan kelas jauh tidak dapat digunakan atau tidak memiliki “civil effect” terhadap pengangkatan maupun pembinaan jenjang karirpenyetaraan bagi 117 http:elektrojoss.wordpress.com20070705uu-tidak-mengenal-kelas-jauh, Diakses tanggal 30 Mei 2012, Pukul 23.11 Wib. Universitas Sumatera Utara pegawai negeri. 118 “Pengelolaan pembelajaran pada perguruan tinggi dapat diselenggarakan melalui program studi di luar domisili perguruan tinggi. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 dalam Pasal 89 ayat 1 yang menyatakan bahwa : 119 ” Ketentuan lain mengenai pendidikan jarak jauh dirujuk Pasal 219 PP Nomor 17 Tahun 2010 menyatakan bahwa : “Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. 120 ” Program pendidikan jarak jauh selain itu, juga harus dirujuk Pasal 220 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang PPP, karena sampai saat ini aturan-aturan yang melarang tentang penyelenggaran kelas jauh masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 30 Tahun 2009, seperti yang tercantum dalam pasal 1 ayat 2 yang dimaksud dengan penyelenggaraan program studi di luar domisili adalah pelaksanaan kegiatan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi di luar domisili perguruan tinggi sebagaimana dicantumkan dalam izin pendirian perguruan tinggi danatau izin penyelenggaraan program studi yang ditetapkan oleh Kementrian. 121 118 http:www.kopertis10.or.id?p=252, Diakses pada tanggal 30 Mei 2012, Pukul 23.34. wib 119 Pasal 89 ayat 1 PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan. 120 Pasal 219 PP Nomor 17 Tahunn 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan. 121 Kopertis Loc.cit. Universitas Sumatera Utara

C. Kategori Ijazah Yang Dikeluarkan Oleh Perguruan Tinggi Yang Tidak Memenuhi Syarat.

Perguruan tinggi merupakan pilihan strategis untuk mencapai tujuan individual bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar memperoleh ilmu pengetahuan serta pengakuan atas prestasi belajar peserta didik. Pengakuan yang akan diberikan berupa suratserfitikat berbentuk ijazah yang di perolah melalui jalur formal tersebut. Ijazah merupakan hasil dari proses sertifikasi seorang mahasiswa yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah dinyatakan LULUS dan menyelesaikan semua persyaratan administratif dan akademik dari suatu program studi tertentu di Universitas Terbuka. Peserta didik berhak menyandang gelar sesuai yang ditetapkan oleh Universitas. Berarti dengan kata lain seorang mahasiswa akan menerima ijazah setelah ada penetapan kelulusan oleh Dekan dan pengukuhan kelulusan oleh Rektor, mahasiswa berhak menerima transkrip dan ijazah atau sertifikat. 122 Ketentuan mengenai satuan pendidikan tersebut sudah harus berbentuk badan hukum, serta untuk mendirikan satuan pendidikan formal maupun nonformal harus terlebih dahulu memiliki potensial atau standar nasional seperti yang telah tercantum dalam Bab XVII Pasal 62 ayat 2 UU Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Nonformal. 122 http:www.ut-surabaya.nethome.php?page=info diakses tanggal 7 April 2012, pukul 21.04 wib. Universitas Sumatera Utara