Proses perebusan juga sangat berpengaruh terhadap keadaan bahan baku yang akan diolah TBS. Apabila keadaan TBS Tandan Buah Segar kurang baik,
maka waktu perebusan yang digunakan akan semakin cepat. Hal ini dilakukan untuk menghindari kadar kehilangan minyak yang dihasilkan pada air rebusan tidak tinggi.
Keadaan TBS Tandan Buah Segar yang kurang baik ini, dapat disebabkan oleh benturan yang terjadi pada saat mendorong buah dari Veron menuju Loading Ramp.
Maka atas dasar tersebut penulis membuat tugas akhir dengan judul”
Pengaruh Tekanan dan Suhu terhadap Kadar Minyak pada Buah Hasil Rebusan Sterilizer Pabrik Kelapa Sawit Pulu Raja di PTPN IV
”.
1.2. Permasalahan
Proses pengolahan Tandan Buah Segar TBS kelapa sawit umumnya bertujuan untuk memperoleh minyak dengan kualitas yang baik. Untuk menghasilkan kualitas minyak
yang baik, sangat banyak tahap proses yang harus dilakukan dan selalu dijaga atau di pantau supaya proses dan hasil yang diharapkan selalu maksimal.
Karena keterbatasan waktu dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, maka dalam hal ini, perlu diambil suatu pembatasan masalah sehingga dalam
pengumpulan data, analisa permasalahan lebih searah sesuai dengan yang diinginkan.
Adapun pembatasan masalah tersebut adalah:
Bagaimana Pengaruh Suhu dan Tekanan terhadap Kadar Minyak pada Buah Hasil Rebusan di Sterilizer Pabrik Kelapa Sawit Pulu Raja PTPN IV.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: -
Untuk mengetahui jumlah kadar minyak yang dihasilkan buah pada hasil rebusan pada suhu dan tekanan yang berbeda
- Untuk mengetahui jumlah kadar air yang terdapat pada condensant air
rebusan pada suhu dan tekanan yang berbeda
1.4. Manfaat
Adapun manfaat penullisan karya ilmiah ini adalah: -
Menerapkan teori dan pengatahuan yang telah diperoleh selama kuliah terhadap proses industri dalam skala besar
- Mengetahui lebih dalam proses penggolahan kelapa sawit
- Meningkatkan pencapaian sasaran mutu produk yang terbaik
- Memberikan masukan kepada pihak pabrik,khususnya suhu dan tekanan
yang sesuai pada proses perebusan
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Asal Usul Kelapa Sawit
Mengenal daerah asal kelapa sawit terdapat beberapa pendapat.Pendapat pertama menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Afrika,sedangkan pendapat
kedua menyatakan berasal dari Amerika Selatan sebagai daerah asal.Pendapat pertama didukung oleh alasan-alasan yang sangat kuat.Penyelidikan Zeven 192 terdapat fosil
tepung sari pollen yang terdapat dalam lapisan-lapisan arkeologis dari zaman Miocene maupun lapisan-lapisan yang lebih muda. Memberikan indikasi bahwa
kelapa sawit telah tumbuh sejak lama sekali di kawasan Afrika.Selanjutnya catatan- catatan sejarah penjelajahan orang-orang Eropa ke benua Afrika pada abad ke 15 dan
16 turut memperkuat pendapat tersebut. Pendapat yang kedua,yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
Amerika Selatan,di dukung antara lain oleh Cook,yang menggemukakan dua alasan sebagai berikut:
1.Kelapa sawit tumbuh secara alamiah di pantai Brazil dan 2.Marga marga palma lainnya kebanyakan berasal dari amerika Selatan
Universitas Sumatera Utara
Tetapi alasan-alasan ini di anggap kurang meyakinkan. Hingga kini belum dicapai kata sepakat mengenai daerah asal kelapa
sawit,namun secara umum para ahli cenderung beranggapan bahwa kelapa sawit elaeis guineensis berasal dari Afrika.Di samping itu ada pula ahli berpendapat bahwa
mungkin kelapa sawit terbentuk pada saat Amerika Selatan masih menyatu dengan Afrika,sebelum terjadi pergeseran benua continental drift.Jika itu benar,persoalan
daerah asal kelapa sawit tidak menjadi masalah lagi Mangoensoekarjo,S.,2003.
Kelapa sawit Elaes guineensis Jacq merupakan tanaman industri penghasil minyak masak, minyak industri dan bahan bakar biodiesel. Selain itu, kelapa sawit
merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri pembuatan lembaran-lembaran timah dan industri kosmetik. Produktivitas dari perkebunan kelapa
sawit menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan yang sudah lama terbengkalai dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Usaha perkebunan kelapa sawit merupakan potensi bisnis perkebunan yang sangat menguntungkan. Kelapa sawit sangat bermanfaat mulai dari industri makanan
hingga industri kimia diantaranya industri mentega, shortening, cokelat, bahan aditif, es krim, pakan ternak, minyak goreng, produk obat-obatan, dan kosmetik, krim,
sampo, lotion, pomade, vitamin, dan beta karoten.
Selain itu, industri kulit juga memerlukan bahan baku kelapa sawit untuk membuat kulit halus dan lentur serta tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur
tinggi. Pada industri perak,hasil kelapa sawit berguna pada proses cold rolling
Universitas Sumatera Utara
andfluxing agent. Pada industri logam juga menggunakan bahan kelapa sawit sebagai bahan pemisah daari material kobalt dan tembaga Rustam,L.,2011.
2.2.Varietas Kelapa Sawit
Berikut ini beberapa jenis varietas yang banyak di gunakan oleh para petani dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
1.Varietas Berdasarkan Ketebalan Tempurung Dan dagng Buah
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit di antaranya Dura,Pesifera,Tenera,Marco carya,dan Diwikka-wakka.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Varietas
Deskripsi Dura
Pisifera
Tenera
Marco carya
Diwikka-wakka -Tebal tempurung 2-8mm
-Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung -Daging buah relative tipis,yaitu 35-50 terdapat buah
-Kerneldaging biji besar dengan kandungan minyak rendah -Dalam persilangan, dipakai sebagai induk betina
-Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada -Daging buah tebal,lebih tebal dari daging buah dura
-Daging biji sangat tipis -Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis
yang lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan -Hasil dari persilangan dura dengan Pisifera
-Tempurung tipis 0,5-4mm -Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung
-Daging buah sangat tebal 60-96 dari buah -Tandan buah lebih banyak,tetapi ukurannya relative lebih
kecil -Tebal tempurung 5mm
-Daging buah sangat tipis -Terdapat dua lapis daging buah
-jarang dan kurang begitu dikenal di Indonesia Fauzi,Y.,2011
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandunganya.Rendemen minyak paling tinngi
terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24 ,sedangkan pada varietas Dura hanya 16-18 .
2.Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah
Berdasarkan warna kulit buah,beberapa varietas kelapa sawit di antaranya varietas Nigrescens,Virescens dan Albescens.
Tabel 2.2.Varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah Varietas
Warna buah muda Warna buah masak
Nigrecens
Virescens
Albescens Ungu kehitam-hitaman
Hijau
Keputih-putihan Jingga kehitam-hitaman
Jingga kemerahan,tetapi ujung buah tetap hijau
Kekuning-kuningan dan ujungnya ungu kehitaman
Fauzi,Y.,2011
3.Varietas Unggul
Varietas unggul kelapa sawit dihasilkan melalui prinsip reproduksi sebenarnya dari hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara tertua-tua yang diketahui
Universitas Sumatera Utara
mempunya daya gabung berdasarkan hasil pengujian progeny dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocad Recurrent Selection RRS.Tetua yang digunakan dalam
proses persilangan adalah Dura dan Pesifera.Varietas Dura sebagai induk betina dan Pesifera sebagai induk jantan.Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki
kualitas dan kuantitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain. Yan Fauzi ,2011.
2.3.Minyak Kelapa Sawit
Salah satu dari beberapa tanaman golonngan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit elaeis guinensis. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan
dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit Palm Kernel Oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti sawit Palm Kernel Meal atau Pellet.
2.3.1.Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 perikarp dan 20 buah yang dilapisi kulit yang tipis,dimana kadar minyak dalam perikarp tersebut sekitar 34-40 .
Minyak kelapa sawit merupakan lemak jenis semi padat dimana komposisinya tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat seperti yang tertera
Dibawah ini,yakni: Tabel 2.3. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit
Asam lemak Minyak kelapa sawit
Minyak inti sawit Asam kaprilat
- 3-4
Universitas Sumatera Utara
Asam kaproat 3-7
Asam laurat -
46-52 Asam miristat
1,1-2,5 14-17
Asam palmitat 40-46
6,5-9 Asam stearat
3,6-4,7 1-2,5
Asam oleat 39-45
13-19 Asam linoleat
7-11 0,5-2
Ketaren,2008 Selain dari kandungan kimia di atas,minyak kelapa sawit juga mengandung
karoten yang kandungannya dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, akan tetapi untuk minyak kelapa sawit dengan jenis tenera kandungan karotennya lebih kurang 500-700
ppm, sedangkan untuk kandungan tokofenol jenisnya bervariasi dan juga dipengaruhi oleh penanganan bududaya selama masa produksi.
2.3.2.Sifat Fisika Dan Kimia Minyak Kelapa Sawit
Sifat fisika dan kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphis, titik didih boiling point, slipping point,shot
melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api.
Tabel 2.4. Sifat fisika-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit Sifat
Minyak sawit Minyak inti sawit
Bobot jenis pada suhu kamar 0,900
0,900-0,913
Universitas Sumatera Utara
Indeks bias D 40 0C Bilangan Iod
Bilangan Penyabunan 1,45665-1,4585
48-56 196-205
1,495-1,415 14-20
244-254 Ketaren,2008
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna
orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karotene yang larut dalam minyak.
Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas
minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cairan minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cairan
yang berbeda-beda. Tabel 2.5. Sifat minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan
Sifat Minyak sawit kasar
Minyak sawit murni Titik cair : awal
Akhir Bobot jenis 15oC
Indeks bias D 40 o C Bilangan penyabunan
Bilangan ion 21-24
26-29 0,859 - 0,870
36,0 - 37,5 14,5 - 19,0
5,2 - 6,5 29,4
40,0
46 -49 196 -206
46 - 52
Universitas Sumatera Utara
Bilangan reichert Meissl Bilangan polenske
Bilangan krichner Bilangan Bartya
9,7 -10,7 0,8 - 1,2
0,8 - 1,2 33
- -
- -
Ketaren, 2008
2.4 .Pengolahan Minyak Sawit