suatu objek baru akan muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang objek tersebut.
Menurut penelitian Erniyati dan Seniartika 2004, sikap positif terhadap suatu objek dalam hal ini perilaku sehat pemberian ASI secara eksklusif akan
mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut meskipun pengetahuan individu terhadap objek tersebut rendah.
2.3.3. Peran Petugas Kesehatan
Faktor pemungkin yang dapat menstimulasi individu untuk memelihara kesehatannya
dengan mencari
fasilitas kesehatan
seperti yang
dikutip Notoatmodjo 2003, dari Green yaitu adanya sumber daya kesehatan.
Pemberian ASI secara eksklusif sudah tertanam sejak wanita memasuki kehidupan berkeluarga namun sayang sekali keyakinan itu khususnya dikota-kota
besar sudah mulai luntur terjadi karena adanya kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang dianggap modern yang datang dari negara maju. Pada
masyarakat desa justru memberikan makanan tambahan begitu bayi lahir yang dianggap baik untuk kesehatan bayi.
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui plasenta. Tetapi kadar tersebut akan cepat menurun setelah kelahiran
bayi. Sedangkan kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat, selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut
dapat diatasi apabila bayi diberi ASI sebab ASI adalah cairan yang mengandung zat
Universitas Sumatera Utara
kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, dan jamur Siregar, 2004.
Pemberian ASI secara ekslusif ada hubungannya dengan peran petugas kesehatan, sikap dan perhatian oleh para ahli kesehatan yang berkaitan dengan
menyusui sangat diperlukan terutama dalam mengahadapi promosi pabrik pembuat susu formula dan pemberian makanan pendamping ASI seperti pisang, madu, bubur
nasi. Posisi strategis dari peranan instansi kesehatan dan para petugas kesehatan di Indonesia terutama di puskesmas sangat bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan
operasional pemasyarakatan ASI.
2.3.4. Peran Keluarga
Pria sebagai mitra dalam kesehatan ibu mempunyai peranan dan berpartisipasi dalam membuat perubahan yang baik dalam kehidupan wanita dimana salah satu
perubahan tersebut adalah menyangkut kelahiran sang buah hati. Para suami di desa biasanya mempercayakan masalah perawatan bayi kepada
istri walaupun kadang mereka berdiskusi terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu. Namun para suami umumnya hanya mengingatkan hal-hal yang mereka tahu
dapat membahayakan bayinya. Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-
bantuan praktis lainnya, seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi. Hubungan yang unik antara ayah dan bayinya merupakan faktor yang penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak di kemudian hari. Ayah perlu
Universitas Sumatera Utara
mengerti dan memahami persoalan ASI dan menyusui agar ibu dapat menyusui dengan baik Roesli, 2005.
Menurut penelitian Juherman 2008, bahwa peranan ayah dalam pemberian ASI eksklusif sebesar 45,0 dan peranan ayah yang tidak memberikan ASI eksklusif
41,7. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara partisipasi suamikeluarga terhadap pemberian ASI eksklusif.
2.4. Landasan Teoritis
Dalam landasan teori ini kerangka konsep yang akan dijadikan kunci utama dalm penelitian ini adalah :
Teori Green dan Kreuter 2005, yang digunakan untuk menilai perilaku atau suatu kelompok. Ada 3 faktor yang memengaruhi seorang individu untuk bertindak
yang dapat dilihat dari faktor predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, dan sebagainya. Faktor pendukung yaitu peran petugas kesehatan dan faktor pendorong yaitu peran
keluarga.
Universitas Sumatera Utara