Operasional Konsep Definisi Operasional

harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun konsep- konsep yang diteliti dalam penelitian ini adalah - Serial drama Korea Bread, Love and Dreams sebanyak sembilan adegan. - Nilai-nilai sosial dalam kehidupan manusia.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Menemukan lambangsimbol

I.8 Operasional Konsep

Operasional konsep berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan kerangka konsep dibuatlah operasionalisasi konsep untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian. Berdasarkan hal itu, maka operasionalisasi konsep yang diukur dalam penelitian ini adalah 1 Nilai material. 2 Nilai vital. 3 Nilai kerohanian. Nilai kerohanian ini dibagi menjadi empat macam yaitu: a Nilai kebenaran dan nilai empiris. b Nilai keindahan. c Nilai moralkebaikan. Klasifikasi data berdasarkan lambangsimbol Prediksi menganalisis data Universitas Sumatera Utara d Nilai religius.

I.9 Definisi Operasional

Menurut Singarimbun 1995:46 definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Konsep-konsep dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1 Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia. Misalnya, pakaian, tempat tinggal, uang, kendaraan, dan sebagainya. 2 Nilai vital yaitu, segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hidupnya. Nilai vital dapat bersifat konkret atau abstrak. Nilai vital bisa dimasukkan ke dalam nilai material, tetapi belum tentu nilai material merupakan nilai vital. Misalnya: makanan dan minuman, kasih sayang orangtua, dan sebagainya. 3 Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani spiritual manusia yang bersifat universal. Nilai kerohanian ini dibagi menjadi empat macam yaitu: a Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur menggunakan akal manusia dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi logika, rasio. Contohnya: mahasiswa yang bisa menjawab suatu pertanyaan dengan benar, ia benar secara logika, apabila ia keliru dalam menjawab dikatakan salah. Universitas Sumatera Utara b Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia perasaan atau estetika. Nilai keindahan bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Contohnya: ketika kita melihat suatu pemandangan, menonton pentas pertunjukan, merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang indah, atau merasakan makanan yang enak. c Nilai moralkebaikan, yaitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan, bersumber dari kehendakkemauan karsa, etika. Nilai yang menangani kelakuan, atau behubungan dengan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: memberi salam ketika berjumpa dengan orang yang lebih tua. d Nilai religius, yaitu nilai yang berisi keyakinan atau kepercayaan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Analisis Isi Content Analysis

Krippendorff 1980 mendefinisikan analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat ditiru dari data ke konteks. Definisi Kerlinger 1986 agak khas, yaitu: analisis komunikasi secara sistematis, obyektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel. Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup di dalamnya. Pertama, analisis ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya: cara penentuan sampel. Kedua, analisis isi bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif. Ada lima tujuan analisis isi, yaitu: 1. Menggambarkan isi komunikasi 2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan 3. Membandingkan isi media dengan “dunia nyata” 4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat 5. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media Analisis isi sendiri tak pernah dijadikan dasar untuk membuat pernyataan- pernyataan tentang efek-efek isi pada audiens, misalnya: studi tentang film kartun di TV mengklaim bahwa 80 isinya mendukung aspek komersial, yaitu mengajak membeli susu, namun penemuan isi tidak boleh membuat si peneliti Universitas Sumatera Utara