senyawa yang pernah diketahui dan sebagai sumber informasi struktur dan bobot molekul senyawa baru Gritter, 1991.
Peningkatan penggunaan GC-MS banyak digunakan yang dihubungkan dengan komputer dimana dapat merekam dan menyimpan data dari sebuah analisis
akan berkembang pada pemisah yang lebih efesien. Karena komputer dapat diprogram untuk mencari spektra library yang langka, membuat indentifikasi dan menunjukkan
analisis dari campuran gas tersebut Willett, 1987.
2.6. Spektroskopi Inframerah
Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi inframerah pada pelbagai panjang gelombang absorpsi masing-masing gugus fungsi disebut
Spektroskopi inframerah. Suatu spektrum inframerah ialah suatu grafik dari panjang gelombang atau frekuensi, yang secara berkesinambungan berubah sepanjang suatu
daerah sempit dari spektrum elektromagnetik, versus transmisi-persen T atau absorbansi A Fessenden, 1986. Spektroskopi inframerah digunakan untuk
penentuan struktur, khususnya senyawa organik dan juga analisis kuantitatif. Spektrum inframerah memberikan puncak-puncak maksimal yang jelas sebaik puncak
minimumnya Khopkar, 2003. Indentifikasi pita absorpsi khas yang disebabkan oleh berbagai gugus fungsi merupakan dasar penafsiran spektrum inframerah Creswell,
2005.
Pancaran inframerah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro.
Pancaran inframerah yang kerapatannya kurang daripada 100 cm
-1
diserap oleh sebuah molekul organik dan diubah menjadi energi utaran molekul. Penyerapan ini tercatu
dan dengan demikian spektrum rotasi molekul terdiri dari garis-garis yang tersendiri Silverstein, 1981.
Spektrum inframerah dapat diperoleh dari gas, cairan atau padatan. Spektrum gas atau cairan yang mudah menguap dapat diperoleh dengan memuaikan cuplikan
kedalam suatu sel yang telah dikosongkan. Teknik fase uap ini terbatas karena secara
Universitas Sumatera Utara
nisibi sejumlah besar senyawa tidak mempunyai tekanan uap cukup tinggi agar menghasilkan spektrum yang dapat dimanfaatkan Silverstein, 1981.
2.7. Bakteri
Kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam, yang berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam
bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan panyakit yang ditularkan melalui makanan Buckle, 2007. Sel bakteri
secara keseluruhan atau bagian dari sel memungkinkan untuk dicat dengan berbagai cat atau warna. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Kemampuannya untuk
mengikat cat tergantung atas spesies bakteri gram positif dan bakteri gram negatif Gaman,1992.
2.7.1 Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metal unggu sewaktu pewarnaan gram dan lebih tahan terhadap ketahanan terhadap
perlakuan fisik daripada bakteri gram negatif.
2.7.1.1 Streptococcus mutan
Spesies Streptococcus berbentuk bulat yang dapat dijumpai secara tunggal, berpasangan atau berbentuk rantai. Bakteri ini termasuk bakteri gram positif.
Tortora,2001.Bakteri ini berperan nyata dalam produksi susu dan sayur-sayuran Buckle, 2007. Pengamatan bahwa kerusakan gigi salah satunya disebabkan oleh
Streptococcus mutan. Glukan melekat erat pada permukaan gigi dan pada bakteri, yang membawa streptococcus berhubungan sangat erat dengan email gigi Volk dan
Wheeler, 1984
Universitas Sumatera Utara
2.7.2.2 Staphylococcus aureus
Spesies Staphylococcus khususnya berbentuk seperti tandan anggur. Dimana sesuai namanya aureus memiliki pigmen koloni berwarna kuning. Kelompok ini
bersifat anaerob fakultatif. Beberapa karakteristik dari staphylococcus ini memiliki banyak bentuk. Mereka dapat tumbuh pada kondisi di bawah tekanan osmosis atau
daerah lembab. Bakteri ini juga dapat tumbuh pada makanan di atas tekanan osmosis seperti pada daging. Staphylococcus aureus bersifat sebagai toksin bahwa kontribusi
bakteri patogen ini dapat menyerang tubuh dan merusak memberan Tortora, 2001. Pada waktu pertumbuhan, organism ini mampu memproduksi suatu enterotoksin yang
cukup berbahanya yang menyebabkan terjadinya peristiwa keracunan makanan Buckle, 2007.
2.7.2 Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil unggu pada metode pewarnaan gram. Ketahanan bakteri ini terhadap perlakuan
fisik kurang tahan.
2.7.2.1 Salmonella sp
Salmonella merupakan salah satu genus dari Enetrobacteriaceae, berbentuk batang gram negatif, anaerob fakultatif dan aerogenik. Bakteri dari genus Salmonella
merupakan bakeri penyebab infeksi. Jika tertelan dan masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala yang disebut salmonellosis. Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu
antara 5 - 47
o
C, dengan suhu optimum 35 - 37
o
C. Beberapa sel tetap dapat hidup selama penyimpanan beku. Di samping itu,salmonella dapat tumbuh pada pH 4,1 - 9,0
dengan pH optimum 6,5 - 7,5. Nilai pH minimum bervariasi bergantung kepada serotipe, suhu inkubasi, komposisi media dan jumlah sel. Pada pH di bawah 4,0 dan di
atas 9,0 salmonella akan mati secara perlahan. Salmonella mungkin terdapat pada makanan dalam jumlah tinggi, tetapi tidak
selalu menimbulkan perubahan dalam hal warna, bau, maupun rasa dari makanan tersebut. Makanan-makanan yang sering terkontaminasi oleh salmonella yaitu telur
Universitas Sumatera Utara
dari hasil olahannya,ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi, serta susu dan hasil olahannya seperti es krim dan keju Supardi,1999.
2.7.2.2 Shigella
Shigella merupakan suatu bakteri patogen yang dapat menyebabkan gejala penyakit shigellosis atau sering disebut disentri. Shigella adalah suatu bakteri dari
familia Enterobacteriacea, bersifat gram negatif bentuk batang. Shigella dapat tumbuh pada suhu 37
o
C. Bakteri ini sensitif terhadap panas dan tahan terhadap konsentrasi garam 5 - 6 Supardi,1999.
Usaha menjaga agar mikroorganisme perusak tidak mencemari bahan makanan dapat mengurangi kerusakan makanan, memudahkan pengawetan pangan dan
memperkecil kemungkinan adanya patogen. Pengepakan kemasan makanan, pengalengan makanan yang telah diolah dan pelaksanaan metode yang telah
memenuhi syarat kebersihan dalam menangani bahan makanan merupakan contoh penanganan aseptik Pelczar, 1988.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat-alat
Alat stahl GC-MS
Shimadzu Spektrofotometri Inframerah FT-IR
Shimadzu Belender
Gelas ukur 100 ml
Pyrex Gelas Erlenmeyer
250 ml Pyrex
Gelas ukur 100 ml
Pyrex Labu destilasi
1000 ml Pyrex
Pipet serologi Pyrex
Pipet tetes Cawan petri
Bunsen Tabung reaksi
Pyrex Kertas cakram
Oxoid Jarum ose
Jangka sorong Hot plate stirer
Inkubator Fisher
Oven Gallenkamp
Aluminium foil Autoklaf
Fortex Kapas
Neraca analitis Spatula
Universitas Sumatera Utara
3.2 Bahan-bahan