Penanaman Modal Asing PMA Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment

Teori pertumbuhan Neoklasik Tradisional menyatakan bahwa pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 tiga faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal tabungan dan investasi dan penyempurnaan teknologi Todaro dan Smith, 2006.

2.1.3 Penanaman Modal Asing PMA

Penanaman Modal Asing PMA merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah atau warga negara asing di dalam negeri negara pengimpor modal. PMA dapat dimasukan dalam bentuk modal swasta atau modal negara Jhingan, 2004. Anoraga 1994 menyatakan bahwa penanaman modal asing dapat dilakukan dalam dua bentuk investasi, yaitu: 1. Investasi Portofolio Investasi Portofolio dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi. Dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga emiten, belum tentu membuka lapangan kerja baru. Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk memperluas usahanya atau membuka usaha baru, hal ini berarti pula membuka lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar hutang bank dimana dalam proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen. 2. Investasi Langsung Investasi langsung atau disebut juga dengan penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment FDI merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.

2.1.4 Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment

FDI Krugman Obstfeld 1999 menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment FDI adalah suatu arus pemberian pinjaman atau pembelian kepemilikan perusahaan luar negeri yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh penduduk dari negara yang melakukan investasi investing country. FDI merupakan salah satu faktor utama pendorong perekonomian negara. FDI, selain sifatnya yang permanen dalam jangka panjang, juga memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. FDI adalah investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persediaan oleh investor asing dimana investor tersebut terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. FDI ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan dimana dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan multinasional dengan operasi dibidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya Hady, 2001. Perusahaan dari negara penanam modal secara langsung melakukan pengawasan atas aset FDI yang ditanam di negara pengimpor modal. FDI dapat mengambil beberapa bentuk, yaitu pembentukan suatu cabang perusahaan di negara pengimpor modal, pembentukan suatu perusahaan dimana perusahaan di negara pengimpor yang semata-mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di negara penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau menaruh aset aktiva tetap di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara penanam modal Jhingan, 2004. Secara konseptual, pilihan investor asing untuk menanamkan investasinya dalam bentuk FDI, dibanding bentuk modal lainnya di suatu negara, dipengaruhi oleh kondisi dari negara penerima FDI pull factors maupun kondisi dan strategi dari penanam modal asing push factors. Pull factors dari masuknya FDI antara lain terdiri dari kondisi pasar, ketersediaan sumber daya, daya saing, kebijakan yang terkait dengan perdagangan dan industri serta kebijakan liberalisasi FDI di dalam bentuk insentif investasi, sedangkan yang termasuk push factors antara lain strategi investasi maupun strategi produksi dari penanam modal, serta persepsi resiko terhadap negara penerima Kurniati, et al, 2007. Hady 2001 menyatakan bahwa faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya aliran modal, keterampilan dan teknologi dari negara pembawa modal dengan negara penerima modal antara lain meliputi: 1. Adanya iklim penanaman modal di negara-negara penerima modal itu sendiri yang mendukung keamanan berusaha risk country, yang ditunjukkan oleh stabilitas politik serta tingkat perkembangan ekonomi dinegara penerima modal. 2. Prospek perkembangan usaha di negara penerima modal. 3. Tersedianya prasarana dan sarana yang diperlukan. 4. Tersedianya bahan baku, tenaga kerja yang relatif murah serta potensi pasar dalam negara penerima modal. 5. Aliran modal pada umumnya cenderung mengalir kepada negara-negara yang tingkat pendapatan nasionalnya per kapita relatif tinggi Motif utama dari FDI menurut Winantyo 2008 antara lain: 1. Resource Seeking FDI dengan motif Resource Seeking dilakukan untuk memperoleh faktor produksi yang lebih efisien baik dalam bentuk sumberdaya alam maupun tenaga kerja. 2. Market Seeking FDI dengan motif Market Seeking dilakukan dalam rangka membuka pasar baru atau menjaga pasar yang sudah ada. Investasi jenis ini dipandang sebagai defensive strategy karena lebih didorong oleh ketakutan kehilangan pasar daripada upaya mencari pasar baru. 3. Efficiency Seeking FDI dengan motif Efficiency Seeking dilakukan karena dorongan untuk meningkatkan keuntungan melalui peningkatan skala ekonomis. 4. Strategic Asset Seeking FDI dengan motif Strategic Asset Seeking merupakan investasi taktis untuk mencegah penguasaan atas sumber daya oleh perusahaan pesaing. Kurniati, et al, 2007 menyatakan bahwa beberapa jenis FDI adalah sebagai berikut: 1. FDI Vertikal FDI yang dilakukan secara vertikal menyangkut desentralisasi secara geografis dari aliran produksi perusahaan. Perusahaan akan melakukan kegiatan produksi di negara-negara yang memiliki biaya tenaga kerja yang rendah, kemudian hasil produksi di negara tersebut akan disalurkan kembali ke negara induk. Suatu produk yang proses produksinya capital-intensive akan memindahkan proses produksinya ke negara-negara yang kaya akan modal. 2. FDI Horizontal FDI yang dilakukan secara horizontal akan memproduksi barang yang sama di beberapa negara. FDI jenis ini memiliki motivasi untuk mencari pasar yang baru. Keuntungan dari FDI dengan jenis ini adalah efisiensi di dalam biaya transportasi, karena tempat produksi yang ada menjadi lebih dekat dengan konsumen.

2.1.5 Pengaruh FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi