Gambar 6 Persiapan Pasak bumi.
3.3 Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan berupa data primer meliputi: perilaku harian terutama perilaku makan, istirahat, dan perilaku seksual. Data sekunder meliputi:
suhu, kelembaban, curah hujan, dan ketinggian tempat.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode pengamatan langsung di lapangan menggunakan rancangan Bujur Sangkar Latin Latin Square Design 4 x 4, yaitu
rusa yang digunakan sebanyak 4 empat ekor. Rusa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rusa jantan yang memiliki ranggah keras, dan ranggah baru lepas. Pengumpulan data dilakukan selama 4 empat periode dan setiap periode
selama 10 sepuluh hari. Setiap akhir periode pada hari kesepuluh rusa jantan digabung dengan rusa betina untuk melihat perilaku seksual yang muncul.
3.4.1 Rancangan percobaan
Perlakuan diberikan sebanyak empat 4 perlakuan dengan jenis pakan
dasar berupa rumput gajah Pennisetum purpureum Schum, kaliandra Calliandra calllothyrsus Meissn yang dicampur dengan pasak bumi Eurycoma
longifolia Jack yang sudah dikemas dalam bentuk kapsul. Perlakuan yang diberikan adalah :
Perlakuan 1 R0 : tanpa diberi serbuk pasak bumi 0 kapsul Perlakuan 2 R1 : serbuk pasak bumi dengan dosis 3.000 mg 15 kapsul
Perlakuan 3 R2 : serbuk pasak bumi dengan dosis 5.000 mg 25 kapsul Perlakuan 4 R3 : serbuk pasak bumi dengan dosis 7.000 mg 35 kapsul
Tabel 1 Hasil pengacakan tempat dan perlakuan
Periode
Hasil Pengacakan
1.A 2.B
3.C 4.D
I R3
R0 R2
R1 II
R1 R3
R0 R2
III R0
R2 R1
R3 IV
R2 R1
R3 R0
Keterangan: 1; 2; 3; 4 = nomor rusa R0; R1; R2; R4 = perlakuan
A; B; C; D = kode kandang
3.4.2 Teknik pengumpulan data
Data primer diperoleh dengan cara mengamati dan mencatat : a.
Perilaku harian, meliputi : -
Perilaku makan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan rusa mulai mengkonsumsi rumput yang telah disediakan pengelola di dalam kandang.
Data ini diperoleh dengan cara mengamati perilaku makan, yaitu mencatat lama makan dan jumlah pakan yang dikonsumsi dalam sehari.
- Perilaku istirahat adalah kegiatan duduk atau berdiri sambil memamah
biak atau tidur dan memejamkan mata. Data ini diperoleh dengan cara mengamati atau mencatat lama waktu yang digunakan selama beristirahat
dalam sehari. b.
Perilaku seksual -
Perilaku nyengir flehmen adalah mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan bibir yang sedikit membuka atau bibir atas terlihat dikerutkan.
Data yang diamati adalah frekuensi nyengir selama perlakuan. -
Perilaku menggosok-gosokkan ranggah rutting adalah menggosok- gosokkan ranggah di dinding atau pintu kandang. Data yang diamati
adalah frekuensi mengosok-gosokkan ranggah. -
Perilaku mendekati betina adalah kegiatan rusa jantan mendekati betina dalam jarak yang sangat dekat dan berusaha untuk mencium alat kelamin
betina tersebut. Data yang diamati dan dicatat adalah frekuensi rusa timor jantan untuk mendekati betina.
- Perilaku mencium alat kelamin betina adalah rusa jantan mencium bagian
alat kelamin luar atau mencium atau menjilati air kencing betina. Data yang diamati dan dicatat adalah frekuensi rusa timor jantan untuk
menciumi alat kelamin betina. -
Perilaku menaiki betina mounting adalah kegiatan rusa jantan untuk dapat menaiki punggung betina. Data yang diamati dan dicatat adalah
frekuensi rusa timor jantan menaiki punggung betina. Data sekunder diperoleh dengan cara:
a. Studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
data-data pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini. Data-data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, tesis, skripsi
dan lain-lain. b.
Wawancara dengan petugas di lapangan. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang relevan.
c. Pengamatan langsung. Digunakan untuk memperoleh data yang mendukung
penelitian mencakup teknik pemeliharaan rusa yang ada di penangkaran rusa timor di tempat penelitian.
3.5 Analisis Data
Rancangan yang digunakan dalam Rancangan Bujur Sangkar Latin Latin Square Design 4 x 4, dengan model matematis sebagai berikut :
Y ijk = µ + ai + βj + ∑ijk, dimana :
Y ijk = nilai pengamatan dari perlakuan ke-k dalam baris ke-i dan kolom ke-j
µ = nilai rata-rata a-i = pengaruh rusa ke-i; 1-4
β-j = pengaruh periode ke-j; 1-4 y-k = pengaruh perlakuan ke-k; 1-4
∑ ijk = kesalahan baku error Data diolah menggunakan SPSS Statistics 17.0 dan diperoleh secara
eksperimen dan bersifat kualitatif, kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan uji LSD least significant difference yang
menggambarkan keseluruhan perilaku yang diamati, baik perilaku harian maupun
perilaku seksual. Pengamatan perilaku seksual dilakukan pada rusa-rusa yang telah diberi perlakuan kemudian mengamati dan mencatat setiap perubahan
tingkah laku setelah diberikan pasak bumi sebagai perlakuan sampai tanda-tanda perilaku seksual hilang.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Secara administrasi, HP Dramaga termasuk Desa Setu Gede dan Desa Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi HP
Dramaga terletak pada ketinggian 244 m di atas permukaan laut. Secara geografis lokasi ini terletak pada 6
33’8’’-6 33’35’’ LS dan 106
44’50’’-106 105’19’’ BT.
Jarak dari Bogor ± 9,0 km ke arah Barat dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama ± 30 menit. Luas keseluruhan areal HP Dramaga sekitar 57,75
ha di mana sebagian besar 41,6 merupakan hutan tanaman yang ditanam sejak
tahun 1954 Takandjandji 2009 Tabel 2. Tabel 2 Luas masing-masing lokasi berdasarkan peruntukan lahan
No. Peruntukan Lahan
Luas ha Persentase
Keterangan
1. Hutan Tanaman
24,00 41,56
127 jenis pohon 2.
Areal Penyangga 11,90
20,61 Tanaman obat
3. CIFOR
10,00 17,32
Kantor 4.
Areal Wisata Alam 4,25
7,36 Tepi danau
5. Areal Pusat Pengelolaan
3,00 5,19
Kantor, lapangan
6. Fasilitas Umum
2,50 4,33
Perumahan dinas
7. Areal Makam
2,10 3,64
Dekat pemukiman
TOTAL 57,75
100
Sumber : Takandjandji 2009.
Menurut Takandjandji 2009 luas lokasi sekitar 24,00 ha merupakan areal hutan tanaman sejumlah 102 petak, termasuk di dalamnya areal penelitian sutera
alam dan penanaman murbei serta Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika lama. Areal penyangga seluas 11,90 ha merupakan lokasi yang
berbatasan dengan pemukiman penduduk dimana dilakukan kegiatan konservasi ex-situ dan penelitian budidaya jenis tumbuhan obat, sebanyak 60 petak. Areal