2.5 RUMAH TRADISIONAL JAWA BARAT
Orang Sunda merupakan masyarakat yang umumnya berdomisili di daerah Jawa Barat. Daerah asal orang Sunda tersebut biasa juga sebut dengan sebutan
Tanah Pasundan. Umumnya pemukiman untuk masyarakat Jawa Barat ada yang menyebar dan ada pula yang berkelompok. Secara tradisional rumah orang Sunda
berbentuk panggung yang tingginya 0.5-0.8 meter atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang
mencapai 1.8 meter, karena digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti
cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk menaiki rumah disediakan tangga yang disebut Golodog terbuat dari kayu atau bambu, biasanya tidak lebih dari tiga
anak tangga. Golodog berfungsi pula untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah Halimah 2007.
Rumah-rumah orang Sunda memiliki nama yang berbeda-beda tergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama
suhunan jolopong, tagong anjing, badak heuay, perahu kemureb dan jubleg nangkub dan buka pongpok. Ruangan-ruangan yang ada pada bangunan rumah
tradisional pada umumnya terdiri atas : 1.
Tepas ruang depan 2.
Tengah imah ruang tengahruang keluarga 3.
Pangkeng kamar tidur 4.
Pawon dapur 5.
Goahpadaringan tempat menyimpan beras 6.
Kamar cai kamar mandi.
2.6 KENYAMANAN TERMAL
Kenyamanan dikategorikan dalam tiga bentuk yaitu kenyamanan termal, kenyaman visual, dan kenyamanan audio Surjamanto 2000. Fanger 1972 diacu
dalam Heerwagen 2004 menyatakan bahwa kenyamanan termal adalah suatu kondisi yang menyatakan kepuasan terhadap lingkungan termal di sekitar. Yaglou
1968 diacu dalam Heerwagen 2004 menyatakan bahwa kenyamanan termal
adalah kondisi udara yang nyaman dimana seseorang dapat mengatur keseimbangan yang normal antara produksi dan kehilangan panas heat loss,
pada suhu tubuh yang normal tanpa mengeluarkan keringat. Kenyamanan termal erat kaitannya dengan kenyamanan fisiologis
manusia. Menurut Priyono 2001, ketidaknyamanan fisiologis yang dirasakan setiap orang sangatlah kualitatif dan relatif.
Parameter-parameter yang mempengaruhi kenyamanan termal adalah faktor lingkungan suhu, kelembaban, tingkat radiasi, dan angin dan faktor
pribadi aktivitas, jenis pakaian, jenis kelamin, bobot badan Heerwagen 2004.
Gambar 3. Daerah kenyamanan Frick 2007.
Standart-standart Internasional yang berhubungan dengan kenyamanan termal adalah ISOTC 159 SC5 mengenai Ergonomics of the Physical
Environment: Summary of work. Standart kenyamanan termal utamanya adalah ISO 7730 yang berdasarkan pada Predicted Mean Vote PMV dan Predicted
Percentage of Dissatisfied PPD. PMV merupakan index yang dikenalkan oleh Professor Fanger dari University of Denmark yang mengindikasikan sensasi
dingin cold dan hangat warm yang dirasakan oleh manusia pada skala +3 sampai -3. PMV berhubungan dengan 6 parameter dan merupakan nilai rata-rata
yang menggambarkan bagaimana yang dirasakan oleh orang banyak mengenai cold dan warm. Perbedaan individual dihubungkan dengan hubungan antara PMV
dan PPD Predicted Percentage of Dissatisfied Anonim 2008.
Tabel 1. Hubungan antara PMV, PPD, dan sensasi
Sumber : Anonim, 2008.
Gambar 4. PMV vs PPD.
Nilai PPD sebesar 0 secara teoritis tidak akan tercapai mengingat adanya variasi individu dalam kelompok seperti halnya kurus, gemuk, dan sebagainya Sutanto
2007.
2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENYAMAN TERMAL