Curah hujan Curah hujan merupakan sumber air utama Radiasi Surya Radiasi surya merupakan sumber energi

Didaerah tropis kebanyakan varietas padi umumnya memiliki lama fase reproduktif selama 35 hari dan fase pematangan sekitar 30 hari. Perbedaan masa pertumbuhan umur biasanya ditentukan oleh lamanya fase vegetatif Gambar 2.

2.2.3. Syarat Tumbuh Padi Oryza Sativa dapat tumbuh baik

pada lingkungan yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air, yaitu didaerah tropis dan subtropis. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter di atas permukaan laut dengan kisaran suhu selama pertumbuhan 19 –29 o C, dan memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Suhu udara mempengaruhi fotosintesis dan respirasi tanaman. Nishiyama dan Tanaka 1976 dalam Suhartatik et al. 2008 menyimpulkan bahwa suhu optimal untuk berlangsungnya proses fotosintesis adalah 25-33 o C. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan padi adalah 200 mm perbulan dengan distribusi selama empat bulan. Penanaman padi baik dilakukan pada tanah sawah dengan kandungan fraksi pasir, debu, dan lempung dengan perbandingan tertentu dan dengan jumlah hari yang cukup Suhartatik et al. 2009; Suhartatik et al. 2008.

2.4. Hubungan Cuaca

Terhadap Pertumbuhan Tanaman

2.4.1 Curah hujan Curah hujan merupakan sumber air utama

bagi tanaman, baik langsung pada lahan kering ataupun tidak lahan beririgasi. Besarnya curah hujan di suatu wilayah berbeda-beda. Di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah mm. Tanaman padi sepenuhnya tergantung pada curah hujan, sehingga baik jumlah maupun distribusinya sangat penting. Curah hujan yang rendah selama masa pertumbuhan akan menurunkan hasil. Riset IRRI dan percobaan lain menunjukkan bahwa distribusi curah hujan juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil, bahkan pada daerah dengan curah hujan tahunan 2000 mm De Datta dan Vergara 1975. Secara fisiologis air merupakan kebutuhan fital bagi tanaman, adapun peran air antara lain Bey 1991 : 1. Bagian terbesar dari protoplasma dan lebih dari 90 berat tanaman segar adalah air, 2. Sebagai pelarut berbagai senyawa bahan kimia yang ikut dalam proses fisiologis, 3. Merupakan bagian langsung atau substrat dalam reaksi kimia atau proses fisiologis tanaman, 4. Berfungsi sebagai mobilator beberapa bahan senyawa kimia, 5. Merupakan regulator pengendali suhu jaringan melalui mekanisme penyerapan – pengaliran – transpirasi dalam sistem tanah – jaringan tanaman – atmosfer. Air mempunyai panas jenis kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat menyerap dan menahan panas lebih efektif dibandingkan senyawa lainnya dalam jaringan tanaman

2.4.2. Radiasi Surya Radiasi surya merupakan sumber energi

utama untuk pertumbuhan tanaman dan sangat mempengaruhi suhu dan evapotranspirasi Gupta dan O’toole 1986. Yoshida 1981 dalam Suhartatik et al. 2008 menyebutkan bahwa bila terjadi kekurangan radiasi surya pada tanaman padi pada fase reproduktif dapat mengurangi jumlah gabah. Pada stadia pemasakan gabah dapat mengurangi persentase gabah isi sehingga secara keseluruhannya dapat mengurangi hasil tanaman. Pada tanaman, energi surya mempunyai tiga efek penting dalam proses fisiologis, yaitu Bey 1991 : 1. Efek panas yang mempengaruhi pertukaran panas suhu jaringan dan lingkungan, proses transpirasi, respirasi, reaksi biokimia dalam fotosintesa dan metabolisme lainnya, 2. Efek fotokimia, yaitu pada proses fotosintesa, 3. Efek morfogenetik yang berperan sebagai regulator dan stimulan dalam berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman pertunasan, pembungaan, dan pematangan Menurut Best 1962 dalam Bey 1991 pengaruh radiasi surya pada tanaman dapat dikelompokkan menjadi proses foto-energi yaitu fotosintesis, dan proses fotostimulus yaitu proses penggerakan dan proses pembentukan Pemanjangan batang, perluasan daun, pembentukan pigmen, dan sebagainya. Setiap jenis tanaman membutuhkan energi surya dalam kisaran tertentu. Tanaman menggunakan radiasi surya pada spektrum 100 – 700 nm yang dikenal dengan PAR Photosynthetically Active Radiation untuk melangsungkan fotosintesis. Efisiensi penggunaan radiasi surya oleh tanaman kurang dari 5 dari energi yang diserap tanaman. Pada umumnya laju pertumbuhan tanaman akan meningkat dengan makin tinggi intensitas radiasi surya dalam kisaran tersebut. Di Indonesia intensitas radiasi diterima relatif rendah, antara 340-450 kalcm2hari namun radiasi surya yang rendah tidak membatasi hasil padi, dan radiasi yang tinggi didaerah savana justru menurunkan hasil karena adanya stress air. Radiasi surya yang tinggi tidak diinginkan untuk produksi padi didaerah-daerah bercurah hujan rendah. Venkateswarlu dan Visperas 1987 dalam Humaerah 2002 menyatakan bahwa intensitas radiasi yang rendah dapat mempengaruhi jumlah spiklet melalui pengaruhnya terhadap pertumbuhan pada fase vegetatif dan pengaruh langsung terhadap pembentukan spiklet. 2.4.3. Suhu Suhu merupakan indikasi jumlah energi panas yang terdapat dalam suatu sistem atau massa. Suhu mempengaruhi tanaman melalui pengaruhnya pada laju proses-proses metabolisme, selain itu pengaruh suhu juga terlihat pada perkembangan, pembentukan daun, inisiasi organ produktif, pematangan buah dan umur tanaman. Peningkatan suhu akan mempercepat proses biokimia fotosintesa dan perkembangan tanaman dan mempercepat proses respirasi. Respirasi dibatasi sebagai oksidasi karbohidrat menjadi CO 2 dan H 2 O. Bey 1991 dan Handoko 1988 Reddy et al. 1999 dalam Esparza et al. 2007 mengatakan bahwa suhu merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman serta menentukan panjang fase pertumbuhan. Pengaruh suhu pada pertumbuhan tanaman bervariasi tergantung pada tahap pertumbuhan tanaman. Fase yang paling peka pada suhu rendah pada tanaman padi yaitu pada saat 14- 17 hari sebelum bunting dan juga peka pada saat pembungaan Bey 1991. Bey 1991 juga menyatakan bahwa jika suhu tinggi melebihi suhu maksimum yang dapat ditolerir tanaman akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman. Pada tanaman padi jika suhu melebihi 35 o C dapat mengakibatkan kehampaan gabah. Suhu udara yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi padi berbeda-beda pada setiap fase pertumbuhannya. Suhu pada fase perkecambahan adalah 22-31 o C, perkembangan akar 25-28 o C, pembentukan anakan 25-31 o C, inisiasi bunga 24-29 o C, antesis 30-33 o C, pemasakan biji 20-25 o C, fase reproduktif 22-31 o C, dan jumlah malai menurun dengan meningkatnya suhu. Suhu yang rendah pada saat tanaman berbunga menyebabkan akar tanaman akan terganggu, sehingga dapat mengganggu serapan hara dari dala m tanah Gupta dan O’toole 1986 dan Venkataraman 1987 dalam Humaerah 2002. Suhu yang tinggi akan mempercepat kematangan jaringan. Suhu optimum untuk pertumbuhan padi adalah 21 o C selama peridoe 25 hari setelah masa berbunga merata. Suhu optimum berbeda pada saat siang dan malam hari, suhu optimum selama 15 hari sesudah berbunga merata adalah 29 o C pada siang dan 19 o C pada malam hari Murakami 1973 dalam Humaerah 2002.

2.4.4. Kelembaban Relatif Kelembaban dan angin lebih banyak