Tabel 4 pengaruh perlakuan terhadap komponen hasil
Perlakuan Produktivitas tonha
Bobot Gabah 1000 Butir Persentase Gabah Isi
V1W1 5,16b
29,30a 90,47a
V2W1 4,82c
25,96c 82,81b
V3W1 5,30b
25,80c 90,17a
V1W2 6,73a
29,56a 92,32a
V2W2 6,74a
27,11b 89,97a
V3W2 6,94a
26,37c 90,95a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 uji Duncan, V1 : Inpari-10; V2 : Inpari-13; V3 : Ciherang; W1 : Tanam 1;
dan W2 : Tanam 2
varietas lainnya. Masa vegetatif yang lebih cepat menyebabkan Inpari-13 diserang hama
tikus lebih banyak karena tanamannya menjadi lebih wangi dibandingkan varietas
lainnya.
4.3.3 Komponen Hasil Rekapitulasi
sidik ragam
peubah komponen hasil dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan uji F menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata terhadap produktivitas
tanaman, bobot 1000 butir, dan persentase gabah isi. Rata-rata hasil dari setiap perlakuan
varietas dan waktu tanam yang ditampilkan pada
Tabel 4
menunjukkan bahwa
produktivitas pada waktu tanam 2 memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan waktu
tanam 1, dan dari setiap varietas menunjukkan bahwa
varietas Ciherang
memberikan produktivitas yang paling banyak dari pada
dua varietas lainnya pada kedua waktu tanam. Hal ini diduga karena faktor genetika varietas
tanaman tersebut. Hasil penelitian Suprihatno et al. 2009 juga menunjukkan hasil bahwa
varietas Ciherang memiliki produktivitas yang lebih besar.
Bila dilihat dari bobot gabah 1000 butir, bobot gabah 1000 butir varietas Inpari-10
menunjukkan angka yang lebih banyak dibandingkan varietas lainnya, hal yang sama
juga ditunjukkan oleh persentase gabah isi, oleh sebab itu varietas Inpari-10 memiliki
bobot 1000 butir
yang paling
tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya. Hal ini
diduga karena faktor genetik varietas Inpari- 10 merupakan varietas yang tahan terhadap
kekeringan sehingga memiliki hasil yang lebih baik. Yoshida 1981 dalam Suhartatik et al.
2008 mengatakan semakin tinggi radiasi surya
pada fase
reproduktif dapat
meningkatkan jumlah gabah. Radiasi surya menurut Best 1962 dalam Bey 1991
terhadap pertumbuhan
tanaman sangat
berpengaruh terhadap proses fotosintesis dan proses pembentukan tanaman, seperti batang,
daun, dll. Suhu
udara mempengaruhi
proses fotosinetesis
maupun respirasi tanaman.
Ketidak-seimbangan antara kedua proses tersebut dapat mengurangi bobot gabah. Suhu
udara tinggi pada stadia vegetatif diperlukan untuk merangsang pembentukan anakan,
tetapi dari stadia pengisian gabah sampai panen diperlukan udara yang sejuk. Suhu yang
tinggi mengakibatkan respirasi yang terjadi juga lebih cepat. Sutcliffe 1979 dalam Polii
2003 berpendapat bahwa perubahan suhu lingkungan dapat menyebabkan perubahan
suhu tanaman sehingga dapat mempengaruhi aktifitas metabolisme tanaman.
4.4 Cuaca Dan Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi
sangat dipengaruhi
oleh kondisi
lingkungan, terutama cuaca. Unsur cuaca yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman adalah intensitas radiasi matahari, kelembaban relatif, dan suhu udara.
4.4.1 Intensitas Radiasi Radiasi surya merupakan sumber energi
utama untuk pertumbuhan tanaman dan sangat mempengaruhi suhu dan evapotranspirasi
Gupta dan O’toole 1986. Akumulasi radiasi mingguan dengan laju pertumbuhan tanaman
setiap pengukuran
ditunjukkan pada
Gambar 9. Pada umumnya laju pertumbuhan tanaman akan meningkat dengan makin tinggi
intensitas radiasi surya dalam kisaran tertentu. Pada tanam 1 akumulasi radiasi yang terukur
lebih besar dibandingkan tanam 2 yang terlihat pada HST di atas 45. Intensitas radiasi
pada tanam 1 sebesar 18,7 MJm
2
hari dan 19,3 MJm
2
hari pada tanam 2, tetapi besar intensitas radiasi perminggu bervariasi yang
ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Hubungan intensitas radiasi dengan tinggi dan jumlah anakan tanaman pada dua waktu tanam
Perubahan penerimaan radiasi surya dari minggu ke minggu tidak memperlihatkan
pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan
tanaman dari minggu ke minggu, tetapi perbedaan penerimaan radiasi antara masa
tanam 1 dan masa tanam 2 memperlihatkan pengaruh pada perbedaan akumulasi tinggi
tanaman setelah minggu ke-28. Intensitas radiasi yang terukur pada tanam 1 dan tanam
2
tidak terlihat
pengaruhnya terhadap
pertambahan jumlah anakan padi. Kondisi pada
saat penelitian
belum cukup
membuktikan bahwa
intensitas radiasi
mempengaruhi jumlah anakan tanaman yang lebih cepat.
4.4.2 Suhu Suhu berpengaruh pada laju proses-proses
metabolisme. Pengaruh suhu juga terlihat pada perkembangan, pembentukan daun,
inisiasi organ produktif, pematangan buah dan umur tanaman Bey 1991. Pengaruh suhu
terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah anakan tanaman padi ditunjukkan pada
Gambar 11. Gambar 11 menggambarkan rata- rata suhu udara selama selang waktu
pengukuran yang diurutkan dari suhu terendah yang terukur pada setiap fase pertumbuhan.
Peningkatan suhu akan mempercepat proses biokimia
fotosintesa dan
perkembangan tanaman dan juga mempercepat proses
respirasi. Reddy et al. 1999 dalam Esparza et al. 2007 mengatakan bahwa suhu merupakan
faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman serta menentukan panjang fase pertumbuhan
dan akan dibahas selanjutnya dalam sub-bab Heat Unit.
Suhu yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman, karena laju respirasi
yang terjadi menjadi lebih besar. Rata-rata suhu pada setiap minggu pengamatan tidak
jauh berbeda. Suhu yang lebih besar mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman
menjadi lebih cepat. Hal ini karena suhu yang tinggi dapat mempercepat proses fotosintesis
tanaman
lebih dari
respirasi tanaman,
sehingga metabolisme tanaman padi dapat terjadi lebih cepat. Humaerah 2002 juga
mengatakan bahwa semua fungsi tanaman sangat tergantung pada proses fotosintesis,
bila proses tersebut berlangsung optimal maka, proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman akan berlangsung optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar suhu udara yang terukur selama tanam 1 dan
tanam 2 tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman
dan jumlah anakan tanaman padi. Hal ini dikarenakan pada dua periode tanam suhu
tidak berbeda nyata dan pengaruh terhadap kecepatan pertambahan tinggi tanaman tidak
terlihat. Kecepatan pertumbuhan tinggi dan jumlah
anakan tanaman
padi lebih
dipengaruhi oleh fase pertumbuhan tanaman tersebut.
100 200
300 400
500 600
10 20
30 40
50
14 25
28 35
43 49
57 63
70 77
In t.
R adi
as i
M Jm
2
P er
ta m
b ah
an T
in ggi
T an
am an
cm
HST ke-
Tanam 1
Inpari-10 Inpari-13
Ciherang Batas Fase
Int. Radiasi
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600
-6 -5
-4 -3
-2 -1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
14 25
28 35
43 49
57 63
70 77
In t.
R adi
as i
M Jm
2
P er
ta m
b ah
an J
um la
h A
n aka
n B
at an
g
HST ke-
Tanam 1
Inpari-10 Inpari-13
Ciherang Batas Fase
Suhu
100 200
300 400
500 600
10 20
30 40
50
14 21
28 35
42 49
56 63
70 77
S uh
u o
C
P er
tam b
ah an
T in
ggi T
an am
an cm
HST ke-
Tanam 2
Inpari-10 Inpari-13
Ciherang Batas Fase
Int. Radiasi
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600
-6 -5
-4 -3
-2 -1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
14 21
28 35
42 49
56 63
70 77
In t.
R adi
as i
M Jm
2
P er
tam b
ah an
T in
ggi T
an am
an cm
HST ke-
Tanam 2
Inpari-10 Inpari-13
Ciherang Batas Fase
Int. Radiasi
Gambar 11 hubungan suhu dengan tinggi dan jumlah anakan padi pada dua waktu tanam
4.4.3 Kelembaban Relatif Kelembaban relatif RH tidak banyak