c. Kelembaban Udara
Nilai kelembaban udara diduga dengan menggunakan data suhu udara dan suhu bola
basah yang diukur di lapangan. Rumus yang digunakan untuk menghitung kelembaban
udara adalah :
RH = eaesTBK 100 Dimana :
esTBK = 6.1078 EXP 17.139 x TBK TBK + 237.3
esTBB = 6.1078 EXP 17.139 xTBB TBB + 237.3
ea = esTBB-0.66xTBK-TBB
Keterangan : es
: Tekanan uap air jenuh ea
: Tekanan uap air aktual TBB : Suhu bola basah
o
C TBK : Suhu Bola Kering
o
C
d. Pendugaan
nilai Evapotranspirasi
tanaman Nilai Evapotranspirasi potensial ETp
harian diduga dengan menggunakan metode Penman, parameter yang digunakan adalah
suhu udara, intensitas radiasi, kelembaban udara RH dan kecepatan angin yang diukur
pada ketinggian 2 meter diatas permukaan tanah dengan persamaan :
ETp = {Δ Δ+γQn-G+γΔ+γ ƒu
e
s
– e
a
} λ
Dengan : ETp
: Evapotranspirasi potensial harian mmhari
Δ : Gradien tekanan uap air jenuh
terhadap suhu udara kpaK Qn
: Radiasi netto MJm
2
hari G
: Fluks radiasi bumi MJm
2
hari, diasumsikan sebesar 15 dari
radiasi netto.
γ
: Konstanta psikrometer 0,0661 kpa
C ƒu
: fungsi aerodinamik angin MJ m
-2
kpa
-1
hari
-1
λ : Bahang laten vaporisasi
MJ kg
-1
e
s
– e
a
: defisit tekanan uap air kPa Nilai-nilai peubah dalam Penman yang
tidak diukur langsung dapat diduga seperti yang dijelaskan oleh Meyer et al. 1987 :
Δ = 0.1 exp21.555-5304T+273.1 x {5304T+273.1
2
} ƒu = 4.84 + 0.0742 u
e
s
= 0.6108 exp17.27 TT+273.3 e
a
= 0.6108 exp 17.27 Tmin Tmin+273.3
λ = 2.50025
– 0.002365 T
dimana : u : Jelajah angin harian pada ketinggian
2 meter diatas permukaan tanah kmhari
T : Suhu udara rata-rata harian C yang
dihitung dengan T=Tmax+Tmin2 Cara yang digunakan untuk menduga nilai
Qn dengan menggunakan persamaan :
Qn = 1- αQs
α merupakan nilai albedo yang nilainya ditentukan berdasarkan ketentuan FAO yaitu
sebesar 0,24. Evapotranspirasi tanaman ETc dihitung
dengan menggunakan persamaan :
ETc = Kc x Etp
Kc merupakan koefisien tanaman yang ditentukan berdasarkan ketentuan FAO 1979
dalam Susilawati, 2004
e. Heat Unit
Data unsur cuaca yang digunakan untuk menghitung besarnya Heat Unit adalah suhu
udara dan suhu dasar tanaman. Suhu dasar tanaman padi yang digunakan adalah 17
o
C dan
persamaan yang
digunakan untuk
menghitung Heat Unit adalah :
HU = Tmean – Tb
Heat Unit dihitung pada setiap fase pertumbuhan tanaman, yaitu fase vegetatif,
fase reproduktif, dan fase pemasakan. Besar kebutuhan panas tanaman pada masing
– masing fase dihitung dengan cara:
∑ Keterangan :
HU : Heat Unit tanaman hari ke-i
Tmean : suhu udara rata-rata harian
Tb : Suhu dasar tanaman
n : Hari ke-i
i : 1, 2, 3, 4,..
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Karakteristik Lokasi Penelitian
Luas areal tanam padi adalah seluas 3736 m
2
yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng
Sari termasuk dalam wilayah Kecamatan Lelea Kabupaten Inrdamayu Provinsi Jawa
Barat. Desa Langgeng Sari berdekatan dengan Desa Taman Sari di bagian utara, Desa
Telaga Sari dibagian barat, Desa Unjungaris dan Bunder di bagian timur, dan di bagian
selatan berdekatan dengan Desa Nunuk dan Malang Sari.
Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak diantara 107
52’-108 36’ Bujur
Timur dan 6 15’-6
40’ Lintang Selatan [Provinsi Jawa Barat] 2011. Kecamatan
Lelea terletak pada ketinggian sekitar 0-6 meter di atas permukaan laut Organisasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu 2011. Desa Lelea terletak pada bagian utara
Kabupaten Indramayu, dan dekat dengan pesisir pantai utara Pulau Jawa Lampiran 2.
Lokasi penelitian kurang lebih berjarak 20 Km dari pantai.
4.2 Cuaca di Lokasi Selama Periode
Penelitian
Penanaman padi dilakukan di areal persawahan Desa Langgeng Sari Kecamatan
Lelea Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.
Selama penelitian
dilakukan pengukuran suhu udara, suhu bola basah,
intensitas radiasi, kecepatan angin, dan curah hujan. Dari hasil pengukuran suhu bola basah
dan suhu bola kering dapat dihitung nilai kelembaban relatif lokasi penelitian. Grafik
suhu udara, curah hujan, intensitas radiasi, kecepatan angin, dan kelembaban relatif
harian di lokasi penelitian selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Suhu merupakan indikasi jumlah energi panas yang terdapat dalam suatu sistem atau
massa Bey 1991. Nilai suhu udara juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tinggi
rendahnya suhu di sekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, dll.
Gambar 5 menunjukkan pola suhu udara rata- rata harian di tempat penelitian. Suhu yang
terukur pada awal penanaman pada tanam 1 lebih tinggi dibandingkan setelahnya. Hal itu
Gambar 5 Pola rata-rata harian 5 unsur cuaca Suhu, RH, Kecepatan Angin, Curah Hujan, dan Intensitas Radiasi dari tanggal 27 Maret hingga 31 Juli 2011.
5 10
15 20
25
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
61 67
73 79
85 91
97 103
109 115
121 127
In t.
R adi
as i
M Jm
2
Hari ke-
Intensitas Radiasi
30 60
90 120
150 180
210
1 11
21 31
41 51
61 71
81 91 101 111 121
K ec
epa ta
n A
n gi
n K
m Ha
ri
Hari ke-
Kecepatan Angin
22 23
24 25
26 27
28 29
30
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
61 67
73 79
85 91
97 103
109 115
121 127
S uh
u o
C
Hari ke-
Suhu Udara
60 65
70 75
80 85
90 95
100
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
61 67
73 79
85 91
97 103
109 115
121 127
K el
em b
a ba
n R
el at
if
Hari ke-
Kelembaban Relatif
10 20
30 40
50 60
70 80
1 7
13 19
25 31
37 43
49 55
61 67
73 79
85 91
97 103
109 115
121 127
Cur ah
Hu jan
m m
HST ke-
Curah Hujan