Heat Unit METODOLOGI 3.1. Waktu dan tempat penelitian

c. Kelembaban Udara

Nilai kelembaban udara diduga dengan menggunakan data suhu udara dan suhu bola basah yang diukur di lapangan. Rumus yang digunakan untuk menghitung kelembaban udara adalah : RH = eaesTBK 100 Dimana : esTBK = 6.1078 EXP 17.139 x TBK TBK + 237.3 esTBB = 6.1078 EXP 17.139 xTBB TBB + 237.3 ea = esTBB-0.66xTBK-TBB Keterangan : es : Tekanan uap air jenuh ea : Tekanan uap air aktual TBB : Suhu bola basah o C TBK : Suhu Bola Kering o C

d. Pendugaan

nilai Evapotranspirasi tanaman Nilai Evapotranspirasi potensial ETp harian diduga dengan menggunakan metode Penman, parameter yang digunakan adalah suhu udara, intensitas radiasi, kelembaban udara RH dan kecepatan angin yang diukur pada ketinggian 2 meter diatas permukaan tanah dengan persamaan : ETp = {Δ Δ+γQn-G+γΔ+γ ƒu e s – e a } λ Dengan : ETp : Evapotranspirasi potensial harian mmhari Δ : Gradien tekanan uap air jenuh terhadap suhu udara kpaK Qn : Radiasi netto MJm 2 hari G : Fluks radiasi bumi MJm 2 hari, diasumsikan sebesar 15 dari radiasi netto. γ : Konstanta psikrometer 0,0661 kpa C ƒu : fungsi aerodinamik angin MJ m -2 kpa -1 hari -1 λ : Bahang laten vaporisasi MJ kg -1 e s – e a : defisit tekanan uap air kPa Nilai-nilai peubah dalam Penman yang tidak diukur langsung dapat diduga seperti yang dijelaskan oleh Meyer et al. 1987 : Δ = 0.1 exp21.555-5304T+273.1 x {5304T+273.1 2 } ƒu = 4.84 + 0.0742 u e s = 0.6108 exp17.27 TT+273.3 e a = 0.6108 exp 17.27 Tmin Tmin+273.3 λ = 2.50025 – 0.002365 T dimana : u : Jelajah angin harian pada ketinggian 2 meter diatas permukaan tanah kmhari T : Suhu udara rata-rata harian C yang dihitung dengan T=Tmax+Tmin2 Cara yang digunakan untuk menduga nilai Qn dengan menggunakan persamaan : Qn = 1- αQs α merupakan nilai albedo yang nilainya ditentukan berdasarkan ketentuan FAO yaitu sebesar 0,24. Evapotranspirasi tanaman ETc dihitung dengan menggunakan persamaan : ETc = Kc x Etp Kc merupakan koefisien tanaman yang ditentukan berdasarkan ketentuan FAO 1979 dalam Susilawati, 2004

e. Heat Unit

Data unsur cuaca yang digunakan untuk menghitung besarnya Heat Unit adalah suhu udara dan suhu dasar tanaman. Suhu dasar tanaman padi yang digunakan adalah 17 o C dan persamaan yang digunakan untuk menghitung Heat Unit adalah : HU = Tmean – Tb Heat Unit dihitung pada setiap fase pertumbuhan tanaman, yaitu fase vegetatif, fase reproduktif, dan fase pemasakan. Besar kebutuhan panas tanaman pada masing – masing fase dihitung dengan cara: ∑ Keterangan : HU : Heat Unit tanaman hari ke-i Tmean : suhu udara rata-rata harian Tb : Suhu dasar tanaman n : Hari ke-i i : 1, 2, 3, 4,..

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 3736 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam wilayah Kecamatan Lelea Kabupaten Inrdamayu Provinsi Jawa Barat. Desa Langgeng Sari berdekatan dengan Desa Taman Sari di bagian utara, Desa Telaga Sari dibagian barat, Desa Unjungaris dan Bunder di bagian timur, dan di bagian selatan berdekatan dengan Desa Nunuk dan Malang Sari. Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak diantara 107 52’-108 36’ Bujur Timur dan 6 15’-6 40’ Lintang Selatan [Provinsi Jawa Barat] 2011. Kecamatan Lelea terletak pada ketinggian sekitar 0-6 meter di atas permukaan laut Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu 2011. Desa Lelea terletak pada bagian utara Kabupaten Indramayu, dan dekat dengan pesisir pantai utara Pulau Jawa Lampiran 2. Lokasi penelitian kurang lebih berjarak 20 Km dari pantai.

4.2 Cuaca di Lokasi Selama Periode

Penelitian Penanaman padi dilakukan di areal persawahan Desa Langgeng Sari Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Selama penelitian dilakukan pengukuran suhu udara, suhu bola basah, intensitas radiasi, kecepatan angin, dan curah hujan. Dari hasil pengukuran suhu bola basah dan suhu bola kering dapat dihitung nilai kelembaban relatif lokasi penelitian. Grafik suhu udara, curah hujan, intensitas radiasi, kecepatan angin, dan kelembaban relatif harian di lokasi penelitian selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 5. Suhu merupakan indikasi jumlah energi panas yang terdapat dalam suatu sistem atau massa Bey 1991. Nilai suhu udara juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tinggi rendahnya suhu di sekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, dll. Gambar 5 menunjukkan pola suhu udara rata- rata harian di tempat penelitian. Suhu yang terukur pada awal penanaman pada tanam 1 lebih tinggi dibandingkan setelahnya. Hal itu Gambar 5 Pola rata-rata harian 5 unsur cuaca Suhu, RH, Kecepatan Angin, Curah Hujan, dan Intensitas Radiasi dari tanggal 27 Maret hingga 31 Juli 2011. 5 10 15 20 25 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 115 121 127 In t. R adi as i M Jm 2 Hari ke- Intensitas Radiasi 30 60 90 120 150 180 210 1 11 21 31 41 51 61 71 81 91 101 111 121 K ec epa ta n A n gi n K m Ha ri Hari ke- Kecepatan Angin 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 115 121 127 S uh u o C Hari ke- Suhu Udara 60 65 70 75 80 85 90 95 100 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 115 121 127 K el em b a ba n R el at if Hari ke- Kelembaban Relatif 10 20 30 40 50 60 70 80 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103 109 115 121 127 Cur ah Hu jan m m HST ke- Curah Hujan