28 Tabel 8. Sifat fisikokimia minyak dan biodiesel Kelapa Sawit
Sifat Satuan
Minyak CPO Biodiesel CPO
Titik nyala ºC
267
c
155-174
c
Densitas gcm
3
0,8896-0,891 50ºC
a
0,863 20 ºC
d
Viskositas mm
2
detik 36,8-39,638 ºC
c
5,3 40 ºC
d
Kadar air bb
0,3 0,010
b
Kadar sulfur bb
0,04
c
0,003
b
Bilangan asam mg KOHg
6.9
c
0.24
b
Bilangan Iod g iod100 g
50-55
a
45-62
d
Sumber :
a
Knothe 2002;
b
Sarin et al., 2007;
c
Mittelbach, 2006;
d
Hambali et al., 2007
E. Minyak Kelapa
Minyak Kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra daging buah  Kelapa  yang  dikeringkan.  Kandungan  minyak  yang  diperoleh  dari
kopra sebanyak 63-65. Minyak Kelapa terdiri atas trigliserida asam lemak jenuh  dengan  rantai  asam  lemak  medium.  Komposisi  asam  lemak  pada
minyak  Kelapa  yaitu  91  asam  lemak  jenuh,  7  asam  lemak  tidak  jenuh rangkap satu asam oleat, dan 2 merupakan asam lemak berangkap lebih
dari  satu  asam  linoleat.  Minyak  Kelapa  memilki  kelebihan  dibandingkan dengan  minyak  lainnya  karena  lebih  stabil  terhadap  oksidasi,  karena  asam
lemak  yang  dikandungnya  yang  merupakan  asam  lemak  rantai  medium Ketaren, 1986.  Komposisi  asam  lemak pada minyak  Kelapa  dapat  dilihat
pada Tabel 9. Kini minyak Kelapa telah dikembangkan sebagai bahan bakar karena
dalam satu molekul minyak Kelapa terdiri dari 1 unit gliserin dan sejumlah asam  lemak.  Tiga  unit  asam  lemak  dari  rantai  karbon  panjang  adalah
trigliserida  lemak  dan  minyak.  Komponen  gliserin  memiliki  titik  didih tinggi  yang  dapat  melindungi  minyak  dari  penguapan  volatilizing.  Pada
biodiesel, komponen asam lemak dari minyak dikonversikan ke elemen lain yang  disebut  ester.  Gliserin  dan  asam  lemak  dipisahkan  dengan  proses
esterifikasi.  Minyak  tumbuhan  bereaksi  dengan  alkohol  dan  katalis,  jika
29 minyak  tumbuhan  adalah  metanol  dan  kelapa,  dan  komponen  reaktannya
adalah  alkohol  maka  akan  dihasilkan  coco  metil  ester.  Coco  metil  ester adalah  nama  kimia  dari  coco  biodiesel  Darmanto  dan  Sigit,  2006.
Perbandingan  karakteritik  minyak  Kelapa  sebelum  dan  sesudah ditranseterifikasi ditunjukkan oleh Tabel 10.
Tabel 9. Komposisi asam lemak penyusun minyak Kelapa Kandungan asam lemak
Konsentrasi bb
Asam lemak Atom C
Asam kaprilat C8:0
8.3 Asam kaprat
C10:0 6
Asam laurat C12:0
46,7 Asam miristat
C14:0 18,3
Asam palmitat C16:0
9,2 Asam stearat
C18:0 2,9
Asam oleat C18:1
6,9 Asam linoleat
C18:2 1,7
Asam linolenat C18:3
0,00 Asam lemak jenuh
91 Asam lemak tidak jenuh
9
Sumber : Sarin et al., 2007
Tabel 10. Sifat fisikokimia minyak dan biodiesel Kelapa Sifat
Satuan Minyak Kelapa
Biodiesel Kelapa Titik nyala
ºC 228
a
- Densitas
gcm
3
0,908-0,92140 º
c
- Viskositas
mm
2
detik 28,6 20 ºC
a
2,7-3,540 ºC
a
Kadar air bb
-
-
Kadar sulfur bb
- -
Bilangan asam mg KOHg
6
a
0.1
a
Bilangan Iod g iod100 g
6-11
c
10
b
Sumber :
a
Mittelbach dan Remschmidt, 2006;
b
Mittelbach, 1997;
c
Knothe 1996
30
C. KUALITAS BIODIESEL PADA SUHU RENDAH
Karakteristik  biodiesel  pada  suhu  rendah  merupakan  sifat  bahan  bakar terhadap  perubahan  suhu  yang  menjadi  hal  sangat  berpengaruh  pada  daerah
yang  memiliki  iklim  dingin  atau  subtropis.  Pada  umumnya  yang  menjadi parameter  pengukuran  karakteristik  tersebut  diantaranya  adalah:  Titik  awan
Cloud  Point,CP,  Titik  tuang  Pour  point,  PP  Cold-Filter  Plugging  Point CFPPdan  Low-Temperature  Flow  Test  LTFT  serta  Cristalisation  Onset
Temperature Tco Mittelbach dan Remschmidt, 2004. Seperti  halnya  bahan  bakar  solar  yang  merupakan  fraksi  minyak  bumi,
biodiesel juga akan menjadi berawan cloudy pada saat udara dingin, minyak akan  berubah  menjadi  kristal  lilin  yang  akan  menyumbat  saluran  filter  bahan
bakar. Bila udara menjadi lebih dingin, maka kristal lilin tersebut akan menjadi gel dan memadat sehingga tidak dapat mengalir. Akan tetapi bahan bakar yang
telah  mengalami  winterisasi  atau  bahan  bakar  dengan  kualitas  No.  1  dapat digunakan pada udara yang lebih dingin Anonim, 2005.
Molekul  alkana  dan  FAME  fatty  acid  methyl  ester  memiliki  rantai hidrokarbon  lurus  yang  tidak  cocok  pada  musim  dingin,  karena  akan
membentuk  kristal  padat  yang  dapat  menyumbat  saluran  filter  dan mengganggu  pompa  bahan  bakar.  Namun  biodiesel  memiliki  kecenderungan
yang  lebih  kuat  karena  gugus  esternya  relatif  bersifat  polar  sehingga meningkatkan  gaya  intermolekuler  Van  der  Walls,  sehingga  secara  efektif
menguatkan  proses  kristalisasi.  Hal  ini  juga  merupakan  alasan  mengapa biodiesel  cenderung  mengeluarkan  asap  partikulat  dalam  proporsi  yang  lebih
tinggi  karena  molekul  tunggalnya  cenderung  untuk  bergabung  kembali, tekanan  oksigen  dalam  ruang  pembakaran  tidak  mampu  untuk  menyerang
ikatan karbon dan mulai membakar ikatan kompleks. Dalam ruang pembakaran mesin resiprokal, waktu merupakan faktor yang sangat penting. Terutama pada
rpm  tinggi  atau  jika  dinding  ruang  pembakaran  relatif  dingin.  Angka  setana, panas pembakaran heat of combustion, titik cair dan titik didih dan viskositas
akan  meningkat  dengan  meningkatnya  panjang  rantai  dan  kejenuhan  dan menurun dengan meningkatnya ketidakjenuhan asam lemak Prakash, 1998.
31
D. PARAMETER KUALITAS BIODIESEL 1.  Titik Awan