Perilaku makan remaja putri

Gambar 1. Contour Drawing Rating Scale. 8

2.3 Perilaku makan remaja putri

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan remaja diatas maka beberapa perilaku makan yang umum dijumpai pada remaja putri adalah sebagai berikut : 2.3.1 Perilaku makan tidak teratur Pola makan tidak teratur dan lupa makan umum dijumpai pada remaja putri. Sarapan dan makan siang merupakan hal yang paling sering dilupakan, namun aktifitas sosial dan program sekolah dapat juga menyebabkan seorang remaja putri tersebut melewatkan makan malamnya. Literatur melaporkan bahwa 89 remaja putri percaya akan pentingnya sarapan, namun hanya 60 melakukannya dengan teratur. 13 Alasan remaja putri untuk tidak sarapan umumnya adalah kurangnya waktu, keinginan tidur lebih lama di pagi hari, kurangnya selera makan, dan program diet untuk menurunkan berat badan. 16 2.3.2 Kebiasaan mengemil Penelitian terdahulu menyatakan bahwa 88 remaja putri mempunyai kebiasaan mengemil paling tidak satu jenis per hari. Proporsi energi yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sebagai cemilan berjumlah kira- kira 25 sampai 33 dari asupan energi harian remaja putri. Prevalensi snacking dan proporsi kalori makanan yang dikonsumsi sebagai cemilan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 23 Kebiasaan mengemil dapat dianggap berbahaya karena dapat menurunkan selera seseorang dalam konsumsi makanan reguler. Selain itu cemilan juga biasanya mengandung kadar kalsium, serat, vitamin A dan zat besi yang lebih rendah tetapi mempunyai kadar lemak yang lebih tinggi. 24 Sebaliknya ada juga cemilan yang dikonsumsi remaja tidak hanya rendah kalori, tapi juga berisi proporsi penting asupan kalori yang direkomendasikan seperti protein, riboflavin, dan asam askorbat. Cemilan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap asupan nutrisi remaja, jika remaja tersebut bijaksana memilih cemilan yang sesuai. 13 2.3.4 Jarang menikmati makan bersama keluarga Penelitian terdahulu menyatakan bahwa sekitar sepertiga dari remaja yang menikmati makan malam bersama kelurga mereka tiap hari. Sekitar 22 sampai 32 remaja melaporkan bahwa mereka tidak pernah atau hanya beberapa kali dalam seminggu makan malam bersama keluarga mereka. 23 Alasan remaja untuk tidak menikmati makan malam bersama keluarga adalah ketidaksesuaian jadwal antara mereka dan orangtua, adanya keinginan untuk bebas, ketidakpuasan dalam relasi antar anggota keluarga. Makan bersama keluarga mempunyai hubungan dengan kualitas diet yang lebih baik dibandingkan dengan semua kegiatan makan. Remaja putri yang lebih banyak makan malam bersama dengan keluarga mereka mempunyai asupan dan pola makan yang lebih sehat. 24 2.3.4 Kebiasaan makan di luar rumah Selama masa remaja, waktu lebih banyak dihabiskan bersama teman- teman mereka dibandingkan dengan keluarga. Begitu remaja menjadi lebih mandiri maka kebiasaan makan jauh dari rumah makin meningkat. 24 Sepertiga remaja mempunyai kebiasaan makan di luar rumah dimana 52 biasanya makan di sekolah, 16 makan makanan cepat saji di restoran, 6 di mesin penjual makanan, 26 makan di tempat-tempat lainnya. Rata-rata remaja mengkonsumsi makanan cepat saji di restoran dua kali dalam seminggu. 23 Restoran cepat saji dan food court adalah tempat favorit untuk dikunjungi remaja untuk beberapa alasan seperti situasi informal dan nyaman, harga relatif murah, dapat dimakan diluar restoran, layanan cepat dan penawaran paket sesuai untuk remaja yang sibuk. Selain itu restoran cepat saji juga sering mempekerjakan beberapa remaja sehingga meningkatkan nilai sosial dari restoran. 24 Konsumsi makanan cepat saji membawa pengaruh langsung terhadap status nutrisi remaja putri. Beberapa makanan cepat saji mempunyai kadar lemak yang tinggi dan rendah mikronutrisi. 23,25 Sebenarnya remaja putri tersebut dapat meningkatkan nilai nutrisi makanan cepat saji dan menurunkan kadar lemak dengan cara meminta juice atau susu daripada soft drink, memilih selada sebagai makanan tambahan daripada makanan gorengan, meminta makanan yang dipanggang daripada sandwich goreng dan menghindari makanan porsi besar meskipun dengan penawaran yang lebih murah. 23 2.3.5 Diet dan perilaku makan yang mengontrol berat badan Diet adalah praktek makan yang paling umum dijumpai dan tersebar luas di kalangan remaja putri. 11,26-28 Sebuah studi di Bangladesh pada tahun 2004 melaporkan prevalensi thinness kurus dan stunting pendek pada remaja putri usia 13 sampai 18 tahun telah tersebar luas. 29 Menurut suatu survei nasional di Amerika pada tahun 1999 sebanyak 59 dari anak sekolah SMU putri melaporkan percobaan untuk menurunkan berat badan selama 30 hari. Hampir 20 remaja putri pergi keluar rumah selama 24 jam atau lebih tanpa makan sama sekali, 11 mengkonsumsi pil diet, 8 mengkonsumsi obat muntah atau laksatif untuk menurunkan berat badan. 23 Studi cross-sectional di Nova Scotia melaporkan bahwa diantara remaja putri yang berusaha untuk menurunkan berat badannya, 11 adalah dengan cara berpuasa, 5 menggunakan obat-obatan dan merangsang diri sendiri untuk muntah. 11 Menurut laporan lembaga survei Eating Among Teens EAT yang melakukan studi terhadap 4746 siswi SMP dan SMU terdapat 12 remaja putri yang melakukan usaha muntah, konsumsi pil diet, menggunakan laksatif dan diuretik untuk menurunkan berat badan. Studi tersebut juga melaporkan 57 remaja putri memiliki perilaku makan tidak sehat. 30

2.4 Penilaian perilaku makan pada remaja putri dengan Dutch Eating Behaviour Questionnaires