23
2.4 Pengertian Adaptasi Perubahan Iklim
Menurut Bennett 1978 dalam Mulyadi 2005, menyatakan bahwa adaptasi merupakan tingkah laku penyesuain behavioral adaptation yang menunjuk pada
tindakan. Menurut Vayda dan Rappaport 1968 dalam Mulyadi 2005, adaptasi manusia dapat dilihat secara fungsional dan prosesual. Adaptasi fungsional
merupakan respon suatu organisme atau sistem yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi stabil. Adaptasi prosesual merupakan sistem tingkah
laku yang dibentuk sebagai akibat dari proses penyesuaian manusia terhadap berbagai perubahan lingkungan di sekitarnya.
Proses adaptasi merupakan satu bagian dari proses evolusi kebudayaan, yakni proses yang mencakup rangkaian usaha-usaha manusia untuk menyesuaikan
diri atau memberi respon terhadap perubahan lingkungan fisik maupun sosial yang terjadi secara temporal. Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap sistem adaptasi manusia adalah perubahan lingkungan yang berupa bencana, yaitu kejadian yang mengancam terhadap kelangsungan hidup
organisme termasuk manusia. Dalam menghadapi perubahan lingkungan akibat bencana tersebut, manusia mengembangkan pola adaptasi yang berbentuk pola-
pola tingkah laku yang salah satunya adalah perubahan strategi mata pencaharian Mulyadi, 2005.
Adaptasi perubahan iklim adalah upaya antisipasi untuk menyesuaikan diri yang harus dilakukan berbagai sektor pembangunan dengan terjadinya perubahan
iklim global yang akan menimbulkan berbagai dampak terhadap seluruh aktivitas manusia Tim Peneliti LPPM-IPB, 2010. Menurut Murdiyarso 2001, adaptasi
terhadap dampak perubahan iklim adalah salah satu cara penyesuaian yang
24 dilakukan secara spontan atau terencana untuk memberikan reaksi terhadap
perubahan iklim yang diprediksi atau yang sudah terjadi. Persepsi petambak yang tidak akurat mengenai perubahan iklim akibat dari
rendahnya kesadaran dan pemahaman. Hal ini akan menyebabkan perbedaan cara adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang. Menurut Natawijaya et al. 2009,
faktor penghambat utama adaptasi adalah kurangnya akses terhadap informasi yang relevan. Akibatnya informasi dan pengetahuan terkait perubahan iklim
menjadi rendah. Sedangkan faktor yang membantu adaptasi adalah pengalaman dan mengikuti petambak lain.
25
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Perubahan iklim global yang diakibatkan dari meningkatnya emisi gas rumah kaca salah satunya ditandai dengan munculnya gejala El Nino dan La-Nina
dengan konsekuensi dampak pada fluktuasi variabilitas iklim global dengan adanya kekeringan yang berkepanjangan dan musim hujan yang panjang sehingga
terjadi banjir ditempat lain serta munculnya gejala cuaca ekstrim. Perubahan iklim global dapat mempengaruhi iklim lokal. Dalam konteks lokal perubahan iklim
dapat dilihat dari peningkatan suhu, perubahan jumlah curah hujan, perubahan jumlah hari hujan, dan perubahan ketinggian pasang surut.
Perubahan iklim merupakan ancaman bagi kegiatan perikanan budidaya yaitu penurunan produksi, memperlambat pertumbuhan, dan dapat menyebabkan
timbulnya penyakit. Sehinga diperlukan penelitian mengenai dampak perubahan iklim lokal terhadap usaha perikanan tambak salah satunya adalah tambak udang.
Diperlukan kajian secara komprehensif mengenai fenomena gejala-gejala perubahan iklim, dampak perubahan iklim terhadap kesejahteraan petambak
udang, dan strategi adaptasi yang dilakukan oleh petambak udang akibat dari perubahan iklim.
Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini akan melihat keterkaitan antara tiga komponen di atas. Langkah pertama adalah mengidentifikasi fenomena
perubahan iklim lokal yang terjadi di Kecamatan Muaragembong. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari perubahan
iklim terhadap kesejahteraan petambak udang di Kecamatan Muaragembong. Hipotesis pertama adalah perubahan iklim lokal berpengaruh terhadap
kesejahteraan petambak udang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menganalisis