12 Keterangan : 0
= Persediaan habis A-B
= Waktu Tunggu C
= Pesanan dilakukan D
= Tingkat persediaan saat melakukan pesanan E
= Tingkat persediaan saat pesanan diterima
2.5 Program Linier dan Program Non Linier
Persamaan Linear adalah sebuah persamaan aljabar, yang tiap sukunya mengandung konstanta, atau perkalian konstanta dengan variabel tunggal.
Persamaan ini dikatakan linear sebab hubungan matematis ini dapat digambarkan sebagai garis lurus. Sedangkan persamaan non linier mungkin tidak ada
pertemuan garis atau titik sudut. Sebaliknya bidang solusi mungkin berupa garis atau bidang bergelombang, yang mencakup jumlah titik yang tidak terbatas
Bernard,2008.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1
Resisca 2009 melakukan penelitian tentang sistem pengendalian persediaan bahan baku mi instan di PT Jakarana Tama. Pada penelitian ini menggunakan
metode EOQ. Hasil dari penghitungan EOQ menunjukkan bahwa perusahaan akan menghasilkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan metode
yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Penghematan yang dihasilkan jika metode EOQ diterapkan pada perusahaan tahun 2008 adalah sebesar
Rp 11.282.508. 2
Saragi 2010 mengenai Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada UKM Waroeng Cokelat, Bogor. Pada penelitian dalam tahap
perencanaan bahan baku menggunakan beberapa metode peramalan antara lain naive approachment, analisis regresi dan moving average. Sedangkan
pada pengendalian bahan baku menggunakan metode EOQ. Pada penghitungan EOQ menunjukkan total biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan jumlah pemesanan bahan baku terbesar yaitu Rp 2.521.909 dan dengan metode yang dipakai perusahaan sebesar Rp 2.587.800 sehingga
menghasilkan penghematan sebesar Rp 65.891.
13 3
Kusrini 2005 mengenai sistem persediaan multi item dengan kendala investasi dan luas gudang dengan menggunakan metode lagrange multiplier.
Hasil perhitungan menggunakan metode larange multiplier dapat lebih optimal dalam persediaan bahan baku karena persediaan bahan baku dibatasi
dengan luas gudang yang dimiliki perusahaan.
14
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Persediaan bahan baku merupakan salah satu unsur dari proses produksi yang harus dikelola dengan baik selain itu pada prinsipnya semua perusahaan
yang melaksanakan proses produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan
tersebut akan terganggu. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan mengelola peresediaan untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut. Pengelolaan atau
menajemen persediaan yang tepat dapat menghemat biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Pengendalian bahan baku penting dilakukan untuk menjaga kualitas barang atau kontinuitas yang akan diproduksi PT Batara Indah Indonesia. Jenis
bahan baku diklasifikasikan menurut kategori A, B dan C. Klasifikasi A merupakan persediaan yang volume rupiah atau dollar tinggi tetapi volume item
barang hanya sedikit. Klasifikasi B, persediaan yang nilai rupiah atau dollar lebih sedikit dari A tetapi jumlah barang lebih banyak dari A. Klasifikasi C merupakan
barang dengan nilai rupiah atau dollar paling sedikit dibandingkan A dan B, tetapi jumlah item barang lebih banyak dari persediaan A dan B. Berdasarkan
pengklasifikasian persediaan maka dapat dibuat kebijakan terhadap masing- masing klasifikasi tersebut.
Persediaan bahan baku yang digunakan harus dikendalikan agar jumlahnya tidak berlebihan dan disesuaikan dengan kapasitas gudang. Jumlah bahan baku
yang berlebih bisa mengakibatkan pengeluaran biaya tambahan dari segi biaya simpan. Jumlah persediaan bahan baku diharapkan dapat mengoptimalkan
kapasitas gudang. Pengendalian persediaan bahan baku diharapkan dapat memberikan efisiensi biaya PT Batara Indah Indonesia Bino. Kerangka
pemikiran yang menjadi dasar bagi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.