9
Persentase Persediaan
15 35
100 10
25 100
Gambar 1. Grafik Analisis ABC Heizer dan Render, 2005 Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC mencakup hal-hal di
bawah ini : a.
Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada pemasok harus lebih tinggi untuk butir persediaan A dibandingkan butir persediaan
C b.
Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C, harus dikendalikan secara lebih ketat; mungkin karena persediaan A ini
ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan mungkin karena keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering diverifikasi
c. Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati daripada
meramalkan butir kelas persediaan yang lain.
2.4 Economic Order Quantity EOQ
Menurut Handoko 2000, metode manjemen persediaan yang paling terkenal adalah model Economic Order Quantity EOQ atau Economic Lot Size
ELS. Metode-metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Model EOQ merupakan metode yang biasa digunakan
untuk barang yang dibeli, sedangkan ELS untuk barang yang diproduksi secara internal.
A
B
C
Persentase Penggunaan
10
Jumlah pemesanan optimal
Kuantitas Pemesanan
Konsep EOQ kadang disebut sebagai model fixed order quantity adalah sederhana. Model ini digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan
yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya inverse cost pemesanan persediaan Handoko,2000. Biaya total
sebagai fungsi jumlah pesanan bisa dilihat pada Gambar 2.
Biaya Biaya Total TC
Biaya Penyimpanan
min Cost
Biaya pemesanan
Gambar 2. Biaya Total Sebagai Fungsi Jumlah Pesanan Heizer dan Render,2001
Menurut Waters 1992, model EOQ merupakan model yang digunakan sebagai alat analisis pengendalian persediaan karena dengan menggunakan
analisis model EOQ ini dapat meminimasi total biaya jumlah permintaan. Menurut Handoko 2000, model EOQ ini digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan. EOQ sebenarnya merupakan volume
atau jumlah pembelian ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian Reksohadiprodjo, 1990.
Kemungkinan kekurangan persediaan itu akan timbul apabila : a.
Penggunaan bahan dasar di dalam proses produksi lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini berakibat persediaan akan habis
diproduksi sebelum pembelianpesanan yang berikutnya datang, sehingga terjadilah kekurangan persediaan.
11
Tingkat Penggunaan
Persediaan ditangan rata-rata
Jumlah yang
dipesan
b. Pesananpembelian bahan dasar itu tidak dapat datang tepat pada waktunya
mundur Reksohadiprodjo, 1990. Model EOQ dapat diterapkan apabila asumsi-asumsi berikut dapat
dipenuhi : a.
Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui deterministik.
b. Harga per unit produk adalah konstan.
c. Biaya penyimpanan per unit per tahun konstan.
d. Biaya pemesanan per pesanan konstan.
e. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima lead time
konstan. f.
Tidak terjadi kekurangan barang atau back orders. Rumus EOQ yang bisa digunakan yaitu :
…………………………………….1
Keterangan : D = Permintaan tahunan barang persediaan unit S = Biaya pemesanan per pesanan Rupiah
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun Rupiah Tingkat persediaan dengan asumsi EOQ dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini
E
Gambar 3 . Penggunaan Persediaan Sepanjang Waktu Heizer dan Render, 2001
D C
A-B Waktu
12 Keterangan : 0
= Persediaan habis A-B
= Waktu Tunggu C
= Pesanan dilakukan D
= Tingkat persediaan saat melakukan pesanan E
= Tingkat persediaan saat pesanan diterima
2.5 Program Linier dan Program Non Linier