Metode Penelitian Peralatan Penelitian

58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan pada bab 3 ini yaitu penulis mengumpulkan data – data dan informasi sebagai bahan yang mendukung kebenaran materi uraian pembahasan. Selain itu untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam sebuah perancangan sistem, maka diperlukan beberapa tahap yang harus dilakukan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, bahan dan alat serta metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam pengembangan sistem.

3.1 Metode Penelitian

Metode Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistematika proses yang berjalan pada pembuatan penulisan. Pada tahapan ini ada beberapa tahap yang dilakukan seperti observasi, studi pustaka, dan studi literatur. Pada penelitian ini diperhatikan pemahaman tentang cara berfikir dan cara melaksanakan hasil berfikir menurut langkah – langkah ilmiah.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berguna pada saat melakukan analisis terkait penelitian yang sedang dilakukan. Data yang didapat nantinya akan digunakan untuk acuan lebih lanjut. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik – teknik tertentu, tergantung pada karakteristik penelitian.

3.2.1 Studi Lapangan

Pada observasi ini penulis mengamati langsung proses penempatan dan pemindahan komponen produk dari dan menuju tempat tertentu pada sebuah gudang penyimpanan untuk memperoleh informasi mengenai cara pemindahan barang. Hal ini sangat dibutuhkan agar penulis dapat melakukan analisis untuk membuat suatu solusi terhadap proses pemindahan barang yang ada di gudang tersebut serta menentukan rancangan pengembangan sistem yang akan dibangun agar sesuai dengan harapan penulis. Adapun pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal 7 – 15 April 2014 di sebuah gudang berukuran 30 x 50 m di daerah Jakarta Timur.

3.2.2 Studi Pustaka

Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, penulis mencari referensi – referensi yang relevan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet. Setelah mendapatkan referensi – referensi yang relevan, kemudian penulis mencari berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun informasi yang didapat digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi penelitian serta pengembangan aplikasi secara langsung.

3.2.3 Studi Literatur

Pada tahapan ini dilakukan studi literatur dengan cara manual yaitu mempelajari jurnal yang berhubungan dengan konsep, analisis dan perancangan aplikasi yang meliputi pemodelan visual melalui blok diagram sistem, pemrograman dengan menggunakan bahasa Java, serta pemrograman pada mikrokontroler. Langkah selanjutnya adalah melakukan pencarian secara online maupun manual dengan melakukan pembelajaran terhadap tiga jurnal sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini, dari tiga jurnal tersebut diambil beberapa kesimpulan seperti mikrokontroler yang dipakai, tolak ukur pengujian, kelebihan dan kekurangan penelitian, dan sebagainya. Berikut adalah tabel hasil studi literatur dari tiga jurnal penelitian tersebut : 61 Tabel 3.1 Hasil Studi Literatur No Judul Penelitian Penulis Asal Universitas Tahun Penelitian Kelebihan Kekurangan 1. Detektor Jarak Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Kiki Prawiroredjo Tekhnik Elektro, Universitas Trisakti 2008 • Sensor dapat mendeteksi benda pada jarak sejauh 2 meter dengan baik. • Menggunakan 4 buah mikrokontroler, sehingga tidak ada jeda antara pembacaan jarak. • Menggunakan dua warna LED yang berbeda sebagai penanda bahaya. • Tingkat pesentase kesalahan sebesar 0.82 hingga 34.40. • Hasil pengukuran terkadang tidak akurat karena interfensi gelombang lain. • Kesalahan pengukuran terjadi karena pembulatan nilai waktu tempuh pada proses perhitungan. 2. Pembuatan Alat Pendeteksi Jarak untuk Kendaraan Roda Empat Hendra Surya Hutama Universitas Gunadarma 2011 • Menggunakan sensor inframerah yang menggunakan media • Sensor cahaya, antara inframerah dan photodiode yang 62 di Dalam Gedung Parkir Berbasis Mikrokontroler cahaya. • Sensor dapat mendeteksi perbedaan antara cahaya inframerah terhalang kendaraan atau tidak. Begitu juga terhadap indikator diode pemancar cahaya dan alarm buzzer yang digunakan untuk memberikan informasi. • Tingkat keberhasilan dari hasil pengujian dapat diperoleh nilai rata – rata keberhasilan 95. dirancang kurang rapih dan tegak lurus, sehingga dibutuhkan bantuan alat untuk meluruskannya. • Buzzer akan berbunyi secara terus menerus hingga sensor tidak mendapat masukan. • Kesensitifan pada resistor yang berubah, membuat alat harus di atur ulang sebelum menjalankannya. • Membutuhkan biaya perancangan yang banyak karena menggunakan 8 buah sensor dan 4 buah LED, 63 Buzzer, dan LCD. 3. Alat Pendeteksi Jarak Pada Kendaraan Roda Dua Menggunakan Sensor Ultrasonic Dengan Tampilan LCD Dan Sistem Getar Berbasis Jaringan Nirkabel Dan Mikrokontroler Atmega Arif Usman Sistem Komputer, Universitas Gunadarma 2011 • Dapat memberikan informasi secara realtime pada pengguna kendaraan roda dua. • Hanya diletakan dibagian depan kendaraan roda dua. • Penggunaan LCD sebagai pengingat, kemungkinan akan menggangu fokus pengendara roda dua ketika penggetar berhasil digerakan oleh tengangan sensor. Berdasarkan hasil studi literatur sejenis tersebut maka didapat beberapa informasi pendukung dan pembanding dalam penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kelebihan penelitian ini. Adapun kelebihan yang dapat dideskripsikan dalam penelitian ini antara lain, yaitu : 1. Menggunakan sensor PING yang dapat melakukan pembacaan jarak sejauh 3 meter, sehingga jangkauan yang dapt dibaca lebih luas tanpa harus menambah jumlah sensor yang diperlukan. 2. Menggunakan dua buah micro servo yang diletakan di bawah sensor PING, sehingga sensor akan diputar oleh kedua micro servo dengan besar sudut mulai dari 45 hingga 360 . 3. Hasil dari pembacaan sensor dapat ditampilkan melalui grafik pada layar PC, sehingga memudahkan pengguna untuk mengetahui jarak dan sudut yang terdeteksi oleh sensor. 3.3 Metode Pengembangan Sistem Prototipe 3.3.1 Pemilihan Kebutuhan Pada tahapan pengumpulan kebutuhan aplikasi, penulis melakukan observasi pada sebuah gudang penyimpanan, guna mengetahui hal apa saja yang sebenarnya dibutuhkan dalam proses pemindahan barang. Setelah mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan, kemudian melakukan pencarian data – data dan referensi tentang bagaimana merancang suatu prototipe alat deteksi jarak, bagaimana menggabungkan komponen – komponen sehingga dapat berjalan dengan baik.

3.3.2 Membangun

Prototyping Tahapan selanjutnya dalam metode prototyping yaitu membangun aplikasi secara cepat prototipe. Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi secara cepat, lebih memfokuskan pada input output aplikasi sesuai dengan kebutuhan umum yang diketahui pada tahap pertama. Tahapan ini menghasilkan prototipe 1. Setelah prototipe 1 dihasilkan maka dilanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu evaluasi prototyping.

3.3.3 Evaluasi

Prototyping Pada tahap ini prototipe 1 di serahkan kepada user untuk di evaluasi dan untuk mendiskusikan solusi untuk kendala – kendala yang dialami pada saat pembuatan prototipe. Pada tahap penyerahan prototipe 1 didapatkan informasi baru tentang kebutuhan aplikasi yang dibangun nantinya. Jika hasil evaluasi tidak sesuai, maka tahap selanjutnya adalah mengulangi tahapan pengumpulan kebutuhan.

3.3.4 Mengkodekan Sistem

Setelah mendapatkan informasi baru tentang kebutuhan aplikasi, prototipe 1 dikembangkan sesuai dengan kebutuhan baru hasil evaluasi prototipe 1 menjadi prototipe 2. Dengan menekankan proses input output yang di butuhkan oleh user. Proses pengkodean sistem ini dilakukan dua tahapan, pertama dilakukan di dalam software arduino, kemudian dilanjutkan dengan pemrograman pada software netbeans untuk interface di Java.

3.3.5 Pengujian Sistem

Setelah prototipe 2 dirancang, maka dilakukan pengujian sistem, hal ini di lakukan agar user dan pengembang dapat mengetahui cara kerja sistem serta kekurangan yang ada pada sistem yang telah dirancang, baik dari segi pemrograman arduino maupun pemrograman java.

3.3.6 Evaluasi Sistem

Pada tahapan ini, prototipe 2 diserahkan kepada user untuk kembali di evaluasi, selanjutnya jika user setuju maka proses prototyping dinyatakan selesai.

3.3.7 Penggunaan Sistem

Setelah proses evaluasi oleh user dinyatakan sesuai, maka proses prototyping sudah selesai, dan sistem dinyatakan dapat digunakan sesuai kebutuhan user.

3.4 Peralatan Penelitian

Peralatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu : 1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini berupa sebuah laptop Asus A42F, Arduino Board, Sensor Ping, Mini Servo. Berikut adalah spesifikasi dari tiap perangkat keras tersebut : a. Laptop Asus A42F Laptop Asus A42F memiliki spesifikasi :Processor Intel Core i3- 307M processor 2.4 Ghz, Chace 3MB, DDR3 1066 MHz SDRAM, 2 x SODIMM socket for expansion up to 8GB SDRAM. b. Arduino Uno R3 Board Arduino Uno R3 memiliki spesifikasi Mikrokontroler : ATMEGA328, Tegangan Operasi : 5V, Tegangan Input recommended : 7 - 12 V, Tegangan Input limit : 6-20 V, Pin digital IO : 14 6 diantaranya pin PWM, Pin Analog input : 6, Arus DC per pin IO : 40 mA, Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA, Flash Memory : 32 KB dengan 0.5KB digunakan untuk bootloader, SRAM : 2 KB, EEPROM : 1 KB, Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz. c. Sensor Ping Sensor ping ini memiliki spesifikasi Power requirements : +5 VDC, Communication: Positive TTL pulse, Dimensions : 0.81 x 1.8 x 0.6 in 22 x 46 x 16 mm, Operating temp range: +32 to +158 °F 0 to +70 °C. d. Mini Servo Mini servo memiliki spesifikasi Speed : 0.10 detik60 derajat 4.8 V, Tegangan operasi 4.8V - 6V 2. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan adalah Arduino yang digunakan untuk pemrograman mikrokontroler Arduino, Java Netbeans IDE yang digunakan untuk proses pengkodingan interface, serta Microsoft Visio untuk pembuatan diagram. Pada sistem operasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Windows 7.

3.5 Kerangka Penelitian