28
2.6.2 Aplikasi Mikrokontroler
Karena kemampuannya yang tinggi, bentuknya yang kecil, konsumsi dayanya yang rendah, dan harga yang murah maka mikrokontroler bnayak
digunakan. Mikrokontroler digunakan mulai dari mainan anak – anak sampai perangkat elektronik rumah tangga, perangkat pendukung otomotif, perangkat
industri, perangkat telekomunikasi, peralatan medis dan kedokteran sampai dengan pengendali robot serta persenjataan militer.
Terdapat beberapa keuntungan dari alat –
alat yang berbasis Mikrokontroler mikrokontroler
– based solutions diantaranya : •
Kehandalan tinggi dan kemudahan integrasi dengan komponen lain.
• Penggunaan komponen semakin sedikit yang juga akan
menyebabkan biaya produksi semakin ditekan. •
Ukuran yang dapat diperkecil. •
Waktu pembuatan lebih singkat sehingga lebih cepat pula dijual kepasaran sesuai kebutuhan.
• Konsumsi daya yang semakin rendah.
Widodo, 2005
2.6.3 Perkembangan Mikrokontroler
Karena kebutuhan yang tinggi terhadap “chip – chip pintar” dengan berbagai fasilitasnya, maka berbagai vendor juga berlomba untuk menawarkan
produk – produk mikrokontrolernya. Hal tersebut terjadi semenjak awak tahun
29
1970-an. Motorolla mengeluarkan seri Mikrokontroler 6800 yang terus dikembangkan sehingga menjadi 68HC05, 68HC08, 68HC11, dan 68HC16.
Zijog juga mengeluarkan seri mikroprosesor Z180 dan kemudian diadopsi juga oleh mikroprosesor Rabbit. Intel mengeluarkan Mikrokontroler yang
mendunia yaitu 8051, karena begitu populernya maka arsitektur 8051 kemudian diadopsi oleh vendor lain seperti Philips, Siemens, Atmel, dan vendor – vendor
lain dalam produk mikrokontroler mereka. Selain itu masih ada mikrokontroler populer lainnya seperti Basic stamps, PIC dari Microchip, MSP 430 dari Texas
Instrument dan Arduino, serta masih banyak lagi. Selain mikroprosesor dan mikrokontroler, sebenarnya telah bermunculan
chip – chip pintar lain seperti DSP prosesor. Di masa depan, chip – chip mungil berkemampuan tinggi akan mendominasikan semua desain elektronik di dunia
sehingga mampu memberikan kemampuan komputasi yang tinggi serta meminimalkan jumlah komponen – komponen konvensional.
2.6.4 Mikrokontroler Arduino
Dalam buku “Getting Started with Arduino” , Arduino dituliskan sebagai sebuah platform komputasi fisik Physical Computing yang open source pada
board input output sederhana. Yang dimaksud dengan platform komputasi fisik disini adalah sebuah sistem fisik yang interaktif dengan penggunaan software dan
hardware yang dapat mendeteksi dan merespon situasi dan kondisi di dunia
nyata.
30
Sedangkan dari situs resminya di www.arduino.cc
, Arduino didefinisikan
sebagai sebuah platform elektronik yang open source, berbasis pada software dan hardware
yang fleksibel dan mudah digunakan yang ditujukan pada setiap orang yang tertarik dalam membuat objek atau lingkungan yang interaktif.
Nama Arduino di sini tidak hanya dipakai untuk menamai board rangkaiannya saja, tetapi juga untuk menamai bahasa dan
software pemrogramannya, serta lingkungan pemrogramannya atau IDE Integrated
Development Environment .
Arduino adalah suatu mikrokontroler kecil yang berisi semua komponen komputer dan memiliki kekuatan yang tidak begitu besar. Tapi dengan Arduino
yang murah tersebut, kita dapat membuat alat – alat yang sangat menarik. Arduino merupakan chip berwarna hitam yang mempunyai 28 kaki yang disebut
ATmega168. Agar mikrokontroler Arduino dapat bekerja dengan baik dan dapat berkomunikasi dengan komputer, seluruh komponen – komponen yang
dibutuhkan harus diletakkan pada tempatnya. Arduino memiliki banyak sekali versi. Salah satu yang paling simpel
adalah Arduino Uno yang mudah untuk dipakai. Arduino, 2010. Berikut adalah gambar untuk Arduino Uno :
31
32
bahasa pemrograman komputer adalah bahasa pemrograman Java. Bahasa pemrograman Java adalah bahasa pemrograman berorientasi objek PBO
atau Object Oriented Programming OOP. Java bersifat netral, tidak bergantung pada suatu platform, dan
mengikuti prinsip WORA Write Once and Run Anywhere. Beberapa bahasa pemrograman, seperti Basic, Fortan, Pascal, COBOL, C, Prolog dan
lainnya harus bergantung pada suatu platform karena mengharuskan user mengkompilasi program tersebut pada setiap sistem operasi yang
ditentukam jika ingin menggunakan hasil program tersebut Sariadin, 2009.
2.7.1 Sejarah Singkat Pemrograman Java