Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

2. Dasar Hukum Qardh

1. Al- Qur’an 15 QS. al-Baqarah 2: 245 Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan rizki dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. QS. al-Hadid 57 : 18 Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan balasannya bagi mreka dan mereka akan mendapatkan pahala yang mulia. QS. At-Taghabun 64:17 Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan balasan untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun. 15 Depag RI, Mushaf al- Qur’an Terjemah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2002 2. Hadits 16 Dari Ibnu Mas’ud Rasulullah SAW bersabda, ام أإ يت ّرم اضرق ا لسم رقي ملسم م هجام با ةاور .ةّرم ةق د ك اك “Tidak seorang muslim pun yang meminjamkan muslim lainnya dua kali, kecuali yang satunya adalah senilai shadaqah” HR. Ibnu Majah 3. Ijma Ulama Ulam Islam sepakat akan diperbolehkannya qardh. 17

3. Rukun dan Syarat Qardh

Agar qardh menjadi sah, maka qardh tersebut harus memenuhi rukun dan syarat sebagaimana yang telah diatur dalam ketentuan syara’. Adapun yang menjadi ketentuan rukun dan syarat dari qardh adalah sebagai berikut: a. Rukun qardh : 1 Muqridh pemilik barang harta, adalah pihak yang akan memberikan pinjaman kepaa pihak lain yang membutuhkan. 2 Muqtaridh peminjam, yaitu pihak yang membutuhkan pinjaman uang. 3 Qardh objek yang dipinjamkan, yakni dengan ketentuan diketahui secara pasti berapa nilainya. 4 Ijab dan Qabul, adanya pernyataan baik dari pihak yang meminjamkan maupun pihak yang akan menerima pinjaman. 16 Isnawati Rais, dan Hasanudin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011, h. 150. 17 Isnawati Rais, dan Hasanudin, Fiqih Muamalah., h. 151. b. Adapun yang menjadi syarat sah utama dalam qardh yaitu: 1 Qardh atau barang yang dipinjamkan harus berupa barang yang memiliki manfaat, tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaaatan karena qardh adalah akad terhadap harta. 2 Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qabul sepeeti halnya dalam jual beli.

4. Aplikasi Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah

Pembiayaan qardh adalah pembiayaan yang berupa pinjaman tanpa dibebani biaya apapun bagi kaum dhuafa yang merupakan ashnaf zakat infak shadaqah yang ingin mulai usaha kecil-kecilan. Nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan. Nasabah yang berhasil, dianjurkan membayar zakat infak shadaqah untuk keperluan dana qardh. 18 Akad qardh biasanya diterapkan sebagai hal berikut 19 : a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang mebutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. 18 Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalah dan Aplikasinya pada Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: LP UIN, 2011, h. 152. 19 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, cet. 1, h. 133.