Komponen Intellectual Capital Pengaruh Value Added Intellectual Capital terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

30 Human capital Structure capital Customer Capital Edvinssons, 1997 Combined knowledge, skill, innovativeness and ability of the company’s individual employees…it also includes the company’s value, culture, and philosophy. The company can not own human capital Hardware, software, database, organizational structure, patents, trademarks, and everything else of organizational capability that supports those employee’s productivity… it is everything left at the office when the employees go home…unlike human capital, Structure capital. Can be owned and thereby traded. Sumber: Mouritsen, Larsen, P.N. Bukh dalam Chandra Dwipayani, 2014

5. Komponen Intellectual Capital

Penelitian mengenai Intellectual Capital sudah dimulai dari sekitar tahun 1990-an sehingga kini cakupan bahasannya sudah menjadi sangat luas dan beragam. Selain itu, metode yang digunakan para peneliti terdahulu dalam meneliti tentang IC ini juga beragam, namun metode yang paling banyak digunakan adalah studi kasus dan content analysis. Tabel 2.4 akan merangkum beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sejak tahun 1990-an 31 Tabel 2.4 Penelitian-penelitian Empiris Tentang Intellectual Capital Peneliti Negara Tujuan Penelitian Metode Penelitian Bidang Kajian Danish Trade and Industry Development Council 1997 Denmark dan Swedia Sifat alami dari Laporan IC Wawancara Tujuan, isi, dampak, pengorganisasian dan definisi yang termasuk dalam akun-akun IC. Bornemann et al. 1999 Austria Nilai IC dari perspektif stakeholders Wawancara Kuesioner Content analysis Ukuran non-keuangan, perbandingan usaha kecil di Austria dengan perusahaan internasional. Backhuijs et al. 1999 Belanda Kerangka kerja untuk indikator IC Studi kasus Signifikansi dari aset tidak berwujud, identifikasi dan definisi untuk indikator. Johanson et al. 1999 Swedia Karakteristik aktiva tidak berwujud Studi kasus Klasifikasi aktiva tidak berwujud, hubungan antar aktiva tidak berwujud. Johanson et al. 1999 Swedia Pengukuran dan pengelolaan aktiva tidak berwujud Studi kasus Pengembangan, tujuan, isi dan outcome dari sistem pengukuran. Achten 1999 Belanda Transparansi aset produksi tidak berwujud Studi kasus Identifikasi aset produksi tidak berwujud dan pengukuran input Andriessen et al. 1999 Belanda Penilaian aktiva tidak berwujud Studi kasus Pengukuran aktiva tidak berwujud dalam bentuk kapasitas laba masa depan Miller et al. 1999 Kanada Pengukuran dan pelaporan IC Kuesioner Focus groups Indikator-indikator IC Canibano et al. 1999 Spanyol Pengukuran IC Studi kasus Indikator-indikator IC 32 Peneliti Negara Tujuan Penelitian Metode Penelitian Bidang Kajian Hoogendoorn et al. 1999 Belanda Pengembangan laporan IC Kuesioner Wawancara Identifikasi IC, perhitungan aktiva tidak berwujud, Indikator-indikator IC Danish Agency for Trade and Industry 1999 Denmark Pengembangan laporan IC Studi kasus Pengukuran IC, acuan guidelines bagi perusahaan Guthrie et al. 1999 Australia Pelaporan IC Content analysis Studi kasus Isi dari laporan IC, peran industri sebagai kekuatan penggerak bagi IC Brennan 1999 Irlandia Pelaporan IC Content analysis Isi dari laporan IC, perbandingan nilai pasar dan nilai buku Bozzolan 2003 Italia Pengungkapan IC Content analysis Isi dari laporan IC, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaporan Goh dan Lim 2004 Malaysia Pengungkapan IC Content analysis Isi dari laporan IC, baik kualitatif maupun kuantitatif Bukh 2005 Danish Pengungkapan IC Content analysis Studi kasus Isi dari laporan IC di IPO Guthrie et al. 2006 Hong Kong dan Australia Pengungkapan IC Content analysis Isi dari laporan IC, membandingkan bukti dari Hong Kong dan Australia Sumber: Diolah dari beberapa hasil penelitian, dalam Ulum 2007. Selain itu, beberapa penelitian terdahulu juga melakukan klasifikasi komponen Intellectual Capital kedalam versi mereka masing-masing. Petrash 1996 mengembangkan model klasifikasi yang dikenal dengan value platform model. Model ini mengklasifikasikan IC sebagai akumulasi dari human capital, organisational capital dan customer capital. Edvinsson dan Malone 1997 mengembangkan the Skandia Value Scheme, yang mengklasifikasikan IC ke dalam Structure capital 33 dan human capital. Haanes dan Lowendahl 1997 mengelompokkan IC suatu perusahaan ke dalam competence dan relational resources. Model yang dikembangkan Lowendahl 1997 memperbaiki model di atas dan membagi kategori kompetensi dan rasional menjadi dua sub- group Tan et al., dalam Ulum 2007: a. individual; dan b. collective. Stewart dalam Ulum, 2007 mengklasifikasikan IC ke dalam tiga format dasar, yaitu: a. human capital; b. Structure capital; dan c. customer capital. Metode pengukuran IC dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori Tan et al., 2007, yaitu: a. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter; dan b. Kategori yang menggunakan ukuran moneter. Metode yang kedua tidak hanya termasuk metode yang mencoba mengestimasi nilai uang dari IC, tetapi juga ukuran-ukuran turunan dari nilai uang dengan menggunakan rasio keuangan. Berikut adalah daftar ukuran IC yang berbasis moneter Tan et al., 2007: a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton 1992; b. Brooking’s Technology Broker method 1996; 34 c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone 1997; d. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. 1997; e. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby 1997; f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia 2000; g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay 2000; dan h. The Ernst Young Model Barsky dan Marchant, 2000. Sedangkan model penilaian IC yang berbasis moneter adalah Tan et al., 2007: a. The EVA and MVA model Bontis et al., 1999; b. The Market-to-Book Value model beberapa penulis; c. Tobin’s q method Luthy, 1998; d. Pulic’s VAIC™ Model 1998, 2000; e. Calculated intangible value Dzinkowski, 2000; dan f. The Knowledge Capital Earnings model Lev dan Feng, 2001. Tabel 2.5 akan menjelaskan secara singkat mengenai pengklasifikasian IC menurut penelitian terdahulu berikut ini 35 Tabel 2.5 Pengklasifikasian Intellectual Capital Menurut Penelitian Terdahulu Dikembangkan Oleh Kerangka Kerja Klasifikasi Kaplan dan Norton 1992 Balanced Scorecard Internal process perspectives Customer perspectives Learning and growth perspectives Financial perspectives Haanes dan Lowendahl 1997 Classification of Resources Competence Relational Lowendahl 1997 Classification of Resources Competence Relational Sveiby 1997 Intangible Asset Monitor Internal structure External structure Competence of personnel Edvinsson dan Malone 1997 Skandia Value Scheme Human capital Structure capital Customer Capital Petrash 1996 Value Platform Human capital Customer capital Organisational capital Danish Confederation of Trade Unions 1999 Three categories of “Knowledge” People System Market Pulic 1999 VAIC™ Efficiency of human capital Structure capital efficiency Capital employed efficiency Sumber: diolah dari beberapa sumber dalam Ulum, 2007. Dalam penelitian ini, penulis mengklasifikasikan IC kedalam tiga kelompok seperti yang dilakukan oleh Edvinson 1997, Stewart 1998, Bontis 2002, juga Ting dan Lean 2009, yakni: a. Human capital Human capital HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang dapat dilihat dari karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis Bontis et,al, dalam Ulum, 2007. 36 Human capital merupakan pengetahuan, skill, dan pengalaman yang dibawa pegawai ketika meninggalkan perusahaan Puspita Dewi, 2011 yang meliputi pengetahuan individu suatu organisasi yang ada pada pegawainya Bontis, Crossan dan Hulland dalam Astuti, 2005 yang dihasilkan melalui kompetensi, sikap, dan kecerdasan intelektual Roos, Edvinson dan Dragonetti dalam Astuti, 2005. Human capital modal manusia mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang-orang dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pegetahuan yang dimiliki oleh karyawannya Sawarjuwono, 2003. Perusahaan tidak dapat menciptakan pengetahuan dengan sendirinya tanpa inisiatif dari individu yang terlibat dalam proses organisasi. Oleh karena itu human capital sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena human capital merupakan penggabungan sumberdaya-sumberdaya intangible yang melekat dalam diri anggota organisasi. Human capital merupakan akumulasi nilai-nilai investasi dalam pelatihan karyawan dan kompetensi sumber daya manusia Puspita Dewi, 2011. Human capital menjadi sangat penting karena merupakan aset perusahaan dan sumber inovasi serta pembaharuan. Karyawan 37 dengan human capital yang tinggi akan lebih memungkinkan untuk memberikan layanan yang berkualitas sehingga dapat mempertahankan maupun menarik pelanggan baru. Jika informasi mengenai kualitas layanan suatu perusahaan tersedia, tingkat pendidikan dan pengalaman dapat bertindak sebagai indikator kemempuan dan kompetensi perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dalam era berikutnya perusahaan lebih mempedulikan human capital yang dimiliki Puspita Dewi, 2011. b. Structure Capital Structure capital modal organisasi merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan Sawarjuwono, 2003. Structure capital meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organizational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya Ulum, 2008. Structure capital dalam suatu perusahaan terdiri atas empat elemen yaitu: 38 1 System, merupakan cara dimana proses organisasi informasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan dan output product, service, dan capital proceed dijalankan. 2 Structure, merupakan penyusunan tanggung jawab dan penghitungan yang mendefinisikan posisi dan hubungan diantara anggota-anggota organisasi. 3 Strategy, merupakan tujuan-tujuan organisasi dan cara untuk mencapainya. 4 Culture, merupakan penjumlahan opini-opini individual, pemikiran bersama, nilai-nilai dan norma dalam organisasi. Perusahaan dengan Structure capital yang kuat akan memiliki dukungan budaya yang memungkinkan perusahaan untuk mencoba sesuatu, untuk belajar, dan untuk mencoba kembali sesuatu. Konsep intellectual capital memungkinkan intellectual capital untuk diukur dan dikembangkan dalam suatu perusahaan Anatan, 2004 c. Capital EmployedPhysical Capital Salah satu indikator untuk mengukur value added adalah yang diterima dari pemanfaatkan satu unit modal fisik. Perusahaan berhasil memanfaatkan CA dengan baik apabila CA menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Pulic 1998 mengasumsikan bahwa jika satu unit dari capital employed CE menghasilkan return yang lebih besar dari pada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan 39 tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Mengacu pada Skandia Navigator Scheme Edvinsson, 1997, Edvinsson and Malone, 1997 dalam Artinah, 2011, capital employee mengacu pada financial capital perusahaan yang terdiri dari monetary capital dan physical capital.

6. Value Added Intellectual Coefficient

Dokumen yang terkait

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

KORELASI INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KAUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 15 16

EFEK INTELLECTUAL CAPITAL DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 5 21

Analisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di JII periode 2010-2013

6 34 99

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 - 2014

0 14 135

INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 9 90

PENDAHULUAN Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas Dan Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011- 2015).

0 2 10

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 117

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 2 18