P a
g e
5 6
Putnam Silk, 2005 mendefinisikan regulasi emosi sebagai modifikasi beberapa proses yang membangkitkan emosi atau proses manifestasi emosi dalam perilaku.
Kemampuan regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai pengalaman emosi mereka dan kemampuan mengontrol, mengekspresikan
emosi dan perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari Bonanno Mayne, 2001. Sedangkan Thompson mendefinisikan kemampuan regulasi emosi sebagai
kemampuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional individu untuk mencapai tujuan individu tersebut dalam Gross, 2006.
Kemampuan yang tinggi dalam mengelola emosi akan memampukan individu untuk menghadapi ketegangan dalam kehidupannya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa ketrampilan regulasi emosi merupakan ketrampilan yang dimiliki seseorang untuk memonitor,
mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional serta mengekspresikan emosi dan perasaan tersebut untuk mencapai tujuan individu dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Proses Regulasi Emosi
Menurut Gross Thompson 1998, regulasi emosi meliputi semua kesadaran dan ketidaksadaran strategi yang digunakan untuk menaikkan, memelihara, dan
menurunkan satu atau lebih komponen dari respon emosi. Komponen, perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis, proses regulasi emosi terjadi dua kali, yaitu
pada awal tindakan antecedent-focused emotion regulationreappraisal dan regulasi yang terjadi pada akhir tindakan response-focused emotion
commit to users
P a
g e
5 7
regulationsuppression. Regulasi awal terdiri dari perubahan berpikir tentang situasi untuk menurunkan dampak emosional, sedangkan regulasi akhir
menghambat keluaran tanda-tanda emosi. Gross telah menawarkan model proses emosi peraturan-model yang terorganisir
strategi regulasi emosi sesuai dengan posisi mereka dalam proses emosi itu sendiri sebagai alternatif cara berpikir dan mengklasifikasikan strategi mengatasi dalam
Kalat Shiota, 2007. Lazaruz, Frijda, dan MB Arnold dalam Kalat Shiota, 2007 mengemukakan teori proses model regulasi emosi, yaitu: 1 individu
memasuki situasi tertentu, 2 individu memberikan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari situasi, daripada orang lain; 3 individu menafsirkan, atau menilai,
aspek-aspek situasi dengan cara yang memudahkan respons emosional, dan 4 kemudian individu mengalami emosi meledak penuh, termasuk perubahan-
perubahan fisiologis, perilaku impuls, dan perasaan subjektif. Teori ini emosi jauh dari meyakinkan; urutan peristiwa dapat bervariasi, dan kadang-kadang individu
mengalami beberapa aspek emosi tanpa orang lain. Namun, teori tampaknya cukup menjelaskan pengalaman emosional yang telah membantu dalam
memahami peraturan emosi juga. Adapun proses model regulasi emosi dapat dilihat sebagai berikut:
commit to users
P a
g e
5 8
Tipe Problem-focused coping Appraisal-focused coping Emotion-focused coping
regulasi: a1 S1x a2
Pengalaman S1 S1y a3 m1 Ekspresi
S2 S1z a4 m2 EMOTION
a5 m3 Perilaku Fisiologi
Tahap Pemilihan Modifikasi Penyebaran Perubahan Modulasi proses situasi situasi perhatian kognitif
emosi emosi: 1 atau 2 x, y, atau z 1,2,3,4,atau 5 1, 2, atau 3
Antecedent-Focused Response-Focused Emotion Regulation Emotion Regulation
Contoh: 1. Pergi ke
pesta 2. Di
rumah x. Pergi sendiri
y. Dengan pacar
z. Dengan teman 1. Enggan
bergabung 2. Minum
3. Menyapa teman lama
4. Pacar berbicara dengan bintang
pesta 5. Orang
bercerita tentang suatu cerita
1. Itu adalah teman lama
2. Menganggap
serius 3. Memahami
situasi Minum alkohol
Komplain dengan teman
Pura-pura tidak melihat
Sumber : Kalat Shiota, 2007 Gambar 1. Proses Model Regulasi Emosi
Bonanno Mayne 2001 mengemukakan tiga dasar kategori dalam regulasi diri psikologis, yaitu:
1 Kontrol regulasi Kontrol regulasi merupakan proses pencapaian keseimbangan emosional
emotional homeostasis. Keseimbangan emosional adalah konseptualisasi masalah terhadap tujuan yang mencakup frekuensi ide-ide, intensitas atau durasi
pengalaman, ekpresi atau canel fisiologis dari respon emosional. Apabila kontrol
commit to users
P a
g e
5 9
regulasi tidak berhasil, maka terjadi pemisahan emosi, tekanan, dan ekspresi. Apabila kontrol emosi dapat dicapai, maka orang memasuki regulasi selanjutnya.
2 Regulasi awal Regulasi awal dilakukan untuk mencapai atau terpeliharanya keseimbangan
emosional. Jika regulasi awal tidak dapat dipelihara, maka terjadi beberapa reaksi, misalnya mencari atau menghindari, kemudian seseorang memasuki tahap
selanjutnya. 3 Eksplorasi regulasi
Eksplorasi regulasi adalah mencoba perilaku baru, melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempelajari emosi-emosi mereka, dan keseimbangan emosional ini
sebenarnya tidak pernah tercapai. Akan tetapi, orang akan selalu berusaha mencapainya sehingga mereka akan mencari cara-cara baru untuk dapat terus
mencapai keseimbangan emosional.
c. Aspek-Aspek Regulasi Emosi