P a
g e
7 8
sama digunakan ketika pretest. Pada evaluasi hasil pelatihan, subyek diminta untuk :
a Memberi jawaban mengenai apakah subyek menerapkan ketrampilan regulasi emosi yang ibu peroleh dalam menghadapi anak ADHD
setelah mengikuti pelatihan ketrampilan regulasi emosi dari peneliti. b Memberikan alasan menerapkan ketrampilan regulasi emosi yang ibu
peroleh dalam menghadapi anak ADHD. c Memberikan jawaban mengenai manfaat yang diperoleh setelah
mengikuti pelatihan ketrampilan regulasi emosi. d Memberikan jawaban mengenai kemajuan yang terjadi pada subyek
dan anaknya. e Memberikan jawaban mengenai kesulitan yang dialami subyek dalam
menerapkan ketrampilan regulasi emosi. f Memberikan saran-saran mengenai pelatihan yang telah diberikan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu quasi-experimental research dengan menggunakan model non randomized control group pretest-post test design.
Quasi-experimental merupakan eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi, namun masih menggunakan kelompok kontrol Latipun, 2002. Adapun pada
desain ini, di awal penelitian dilakukan pengukuran tingkat stres terhadap variabel tergantung pada kelompok eksperimen. Setelah diberikan perlakuan, dilakukan
pengukuran tingkat stres kembali terhadap variabel tergantung dengan alat ukur
commit to users
P a
g e
7 9
yang sama. Sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan pengukuran tingkat stres di awal dan akhir, tetapi tanpa diberi perlakuan. Adapun simbol ilustratif dari
desain ini adalah sebagai berikut : Pengukuran O
1
Perlakuan X Pengukuran O
2
pretest postest Pengukuran O
1
Pengukuran O
2
pretest postest Gambar 3. Desain Penelitian Non Randomised Control Group
Pretest-Post Test Design Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut : 1. Memberikan pretest dengan skala stres orang tua yang dimodifikasi dari
Parenting Stress Index yang disusun oleh Richard R. Abidin Nasution, 2009 pada kelompok subyek. Kemudian subyek digolongkan menurut tingkat stres
berdasarkan skor yang diperoleh. Skor tinggi menunjukkan tingkat stres tinggi, sedangkan skor rendah menunjukkan tingkat stres rendah.
2. Mengelompokkan subyek yang memiliki tingkat stres sedang atau tinggi menjadi kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok eksperimen diambil dari
subyek yang mengisi lembar persetujuan bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan ketrampilan regulasi emosi.
3. Memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu pemberian pelatihan ketrampilan regulasi emosi sebanyak 2 kali pertemuan, sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan perlakuan. Pelatihan pada pertemuan pertama terdiri dari sesi pengenalan tentang ADHD, ketrampilan memonitor emosi, dan
commit to users
P a
g e
8
ketrampilan mengevaluasi emosi, sedangkan pertemuan kedua terdiri dari sesi ketrampilan mengekspresikan emosi dan ketrampilan memodifikasi emosi.
Pelatihan akan diberikan oleh fasilitator dan dibantu co-fasilitator di Mutiara Center Yayasan Perguruan Al-Islam. Modul pelatihan berupa modul fasilitator
dan modul peserta yang berisi makalah mengenai anak ADHD dan worksheet. 4. Memberikan postest dengan skala stres orang tua yang dimodifikasi dari
Parenting Stress Index yang disusun oleh Richard R. Abidin Nasution, 2009 pada kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen untuk mengukur
tingkat stres pascaperlakuan dan nonperlakuan. 5. Melakukan evaluasi pelatihan dengan wawancara, observasi dan meminta
subyek kelompok eksperimen untuk mengisi evaluasi proses dan hasil setelah pelatihan berakhir.
6. Menganalisis hasil perlakuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan nonperlakuan pada tingkat stres ibu yang memiliki anak ADHD.
D. Populasi, Sampel, dan Sampling