Gejala Stres Stres pada Ibu yang Memiliki Anak Attention Deficit

P a g e 1 6 dirasakan oleh individu. Sebaliknya, ketika kemampuan coping besar, stres dapat diminimalkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tahapan stres terdiri dari tahapan reaksi fisiologis dan tahapan penilaian kognitif. Tahapan reaksi fisiologis meliputi fase alarm the alarm phase, fase penolakan the resistance phase, dan fase kelelahan the exhaustion phase, sedangkan tahapan penilaian kognitif meliputi primary appraisal dan secondary appraisal. Primary appraisal terdiri dari goal relevance, goal congruence or incongruence, dan type of ego involvement, sedangkan secondary appraisal terdiri dari blame and credit, coping-potential, dan future expectancy.

c. Gejala Stres

Taylor 1995 menyatakan, individu yang mengalami stres dapat mengeluarkan berbagai respon. Berbagai peneliti telah membuktikan bahwa respon-respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu. Respon stres dapat terlihat dalam berbagai aspek, yaitu: 1 Respon fisiologis; dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan. 2 Respon kognitif; dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak wajar. commit to users P a g e 1 7 3 Respon emosi; dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut, cemas, malu, marah, dan sebagainya. 4 Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menekan, dan flight, yaitu menghindari situasi yang menekan. Gejala-gejala stres sering berantai dan berkembang selama waktu tertentu hingga mencapai tingkatan yang sulit dibedakan dari keadaan tingkah laku normal. Stres tidak hanya menyangkut segi lahir, tetapi juga segi batin. Maka tidak mengherankan bila gejala symptom stres ditemukan dalam segala segi, yaitu : fisik, emosi, intelek, dan interpersonal Hardjana, 1994. 1 Gejala fisiknya berupa nafas memburu, berkeringat, palpitasi atau jantung berdebar-debar mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, mencret, sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, tidur tidak teratur, dan bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja dan hidup. 2 Gejala emosional stres antara lain gelisah atau cemas, sedih, depresi, mudah menangis, hati atau mood berubah-ubah cepat, mudah panas dan marah, gugup, merasa harga diri menurun atau merasa tidak aman, terlalu peka dan mudah tersinggung, gampang menyerang orang dan bermusuhan, merasa tidak menarik, kehilangan semangat, dan emosi mengering dan kehabisan sumber daya mental burn out. commit to users P a g e 1 8 3 Gejala intelek stres misalnya susah berkonsentrasi atau memusatkan perhatian, sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan, mudah terlupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas atau prestasi kerja menurun, banyak kekeliruan dalam bekerja. 4 Gejala-gejala interpersonal ini antara lain kehilangan kepercayaan dengan orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya, suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata, mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri, dan mendiamkan orang lain. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui gejala stres yang dapat mendukung penelitian ini adalah gejala fisik, kognitif, emosional, interpersonal, dan tingkah laku yang dihasilkan oleh individu. Gejala-gejala stres tersebut merupakan respon yang dapat berguna sebagai indikator terjadinya stres. Gejala emosional dan interpersonal dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres yang dialami ibu yang memiliki anak ADHD. Gejala-gejala tersebut termasuk dalam aspek-aspek Parenting Stress Index Abidin, 1995 yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu aspek parental distress, parent-child disfunctional interaction, dan difficult child.

d. Sumber Stres