Penyusunan Tabel Volume TINJAUAN PUSTAKA

karakteristik bentuk yang telah dimasukan dalam penyusunan tabel-tabelnya, tanpa memandang spesies atau tempat. Diantara ketiga macam tabel volume tersebut, yang paling praktis adalah tabel volume lokal yang hanya menggunakan dbh sebagai peubah penduga, namun secara teoritis memiliki ketelitian yang lebih rendah dibanding tabel volume standar dan tabel volume dengan kelas bentuk. Tabel volume dibuat berdasarkan persamaan volume yang disusun dengan persamaan regresi. Persamaan regresi terbaik biasanya dipilih dari berbagai macam persamaan yang dicobakan terhadap data yang dimiliki. Spurr 1952 menyatakan bahwa untuk menentukan volume, apabila pengukuran dilakukan hanya pada satu peubah, maka dipakai diameter setinggi dada dbh, bila menggunakan dua peubah maka yang diukur adalah diameter setinggi dada dan tinggi pohon tersebut. Sedangkan bila menggunakan tiga peubah selain mengukur diameter setinggi dada dan tinggi pohon ditambahkan juga angka bentuk.

2.7 Penyusunan Tabel Volume

Penyusunan tabel volume pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Meskipun demikian, untuk meningkatkan efisiensi dalam penaksiran volume tegakan dengan tidak mengurangi ketelitian yang diharapkan, diusahakan dalam penyusunan tabel volume pohon memperkecil jumlah peubah bebas penentu volume pohon dan diberlakukan pada daerah setempat. Tabel yang dimaksudkan adalah tabel volume pohon lokal atau tarif volume. Model pendugaan volume dengan menggunakan tabel volume pohon merupakan model pendugaan volume yang secara teoritis adalah yang paling baik untuk melakukan inventarisasi masa tegakan Soeranggadjiwa 1967. Tabel volume harus memenuhi syarat seperti sederhana, objektif, dan teliti. Komponen- komponen volume yang banyak digunakan adalah diameter dan tinggi pohon. Namun demikian, dalam prakteknya pengukuran tinggi memerlukan waktu lebih banyak daripada pengukuran diameter. Hal ini disebabkan oleh sifat khas jenis- jenis pohon, komposisi tegakan dan keadaan fisik lapangan hutan-hutan di Indonesia pada umumnya Sumarna dan Sudiono 1976. Menurut Chapman dan Meyer 1949 tabel volume yang hanya menggunakan satu peubah hanya berlaku pada daerah terbatas. Adapun macam-macam formulasi tabel volume pohon antara lain: 1. Dengan satu peubah bebas diameter V = a D b Berkhout V = a + b D 2 Kopezky-Gehrhardt 2. Dengan dua peubah bebas diameter dan tinggi V = b D b1 T b2 Schumacher Hall V = b + b 1 D 2 + b 3 D 2 T + b 4 T Stoate Dari sekian banyak persamaan regresi yang dicoba adalah, persamaan Berkhout: V = a D b dimana: V = volume pohon D = dbh a, b = konstanta Persamaan ini adalah persamaan regresi yang paling banyak digunakan. Selain alasan kesederhanaan model dan kepraktisan, karena hanya menggunakan dbh diameter setinggi dada sebagai peubah bebasnya di mana diameter lebih mudah diukur daripada tinggi pohon H, dan model tersebut adalah model yang secara matematis memiliki kerangka pemikiran landasan toeritis yang jelas. Model matematis V = a D a1 dapat diestimasi oleh model stokastik V = a D a1 E, dimana E adalah kesalahan yang bersifat acak Prodan 1965. Model terakhir dapat ditransformasikan ke dalam model logaritmik: Y i = b + b 1 X + e Di mana koefisien b dan b 1 adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga dengan menggunakan pohon contoh terpilih.

BAB III METODE PENELITIAN