Sortimen Kayu Bundar Jati Volume Pohon

Menurut Osmaston 1968, faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya daur adalah: a. Tingkat kecepatan pertumbuhan tegakan, yang tergantung pada jenis pohon, lokasi tempat tumbuh serta intensitas penjarangan. b. Karakteristik jenis, dimana harus diperhatikan umur maksimal secara alami, umur menghasilkan benih, umur kecepatan tumbuh terbaik dan umur kualitas kayu terbaik. c. Pertimbangan ekonomi, di mana harus memperhatikan ukuran yang dapat diperoleh. d. Respon tanah terhadap penggunaan pembukaan lahan yang berulang- ulang, hal ini erat hubungannya dengan batuan induk dan pelapukan tanah.

2.5 Sortimen Kayu Bundar Jati

Sortimen kayu bundar jati menurut Perhutani 2005, sebagai berikut: 1. Kayu Bundar Vinir Vi 2. Kayu Bundar Hara H 3. Kayu Bundar Lokal Industri IN 4. Kayu Bundar Besar KBB yang disebut dengan Sortimen AIII 5. Kayu Bundar Sedang KBS yang disebut dengan Sortimen AII 6. Kayu Bundar Kecil KBK yang disebut dengan Sortimen AI 7. Kayu Bahan Parket KBP 8. Kayu Bundar Limbah KBL Kayu Bakar 9. Kayu Brongkol

2.6 Volume Pohon

Menurut Husch 1963 volume pohon adalah ukuran tiga dimensi, yang tergantung dari dbh diameter setinggi dada atau diameter pangkal, tinggi atau panjang batang dan faktor bentuk batang. Menurut Soeranggadjiwa 1967 diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Diameter setinggi dada diukur pada 1,3 m 4,3 feet di atas pangkal batang. Suharlan dan Sudiono 1976 menyatakan bahwa setiap batang pohon terdiri dari sejumlah bagian yang berlainan sehingga jika ditentukan volumenya secara sekaligus maka akan diperoleh hasil volume yang besar dan kurang seksama. Agar diperoleh hasil yang cukup seksama maka penentuan volume pohon dilakukan setiap seksi dimana batang pohon dipotong menjadi beberapa bagian seksi dan setiap seksi diukur dan ditentukan volumenya. Penentuan sampel merupakan kegiatan untuk menentukan pohon-pohon yang dijadikan contoh untuk penyusunan tabel volume. Menurut Spurr 1952 untuk penyusunan tabel volume diperlukan jumlah pohon contoh yang dikumpulkan dari satu lokasi penelitian minimal 50 pohon contoh. Tabel volume merupakan pernyataan sistematik mengenai volume sebatang pohon menurut semua atau sebagian dimensi yang ditentukan dari dbh, dan angka bentuk pohon. Tipe-tipe tabel volume pohon terdiri dari: 1. Tabel volume lokal local volume tables Tabel volume lokal menyajikan volume menurut dimensi pohon diameter setinggi dada dbh. Tabel volume ini tidak memerlukan pengukuran tinggi pohon, meskipun pada penyusunan aslinya tinggi tetap dihitung, tetapi dihilangkan di dalam bentuk akhirnya. Istilah “lokal” digunakan karena tabel- tabel tipe ini hendaknya hanya dipergunakan untuk wilayah terbatas yang merupakan asal hubungan tinggi dan diameter yang dimanfaatkan ke dalam tabelnya. 2. Tabel volume standar general standard volume tables Tabel volume standar didasarkan kepada pengukuran diameter setinggi dada dbh, dan tinggi. Tinggi dapat berupa tinggi pohon total atau tinggi kayu perdagangan. Tabel volume standar dapat disusun untuk individu spesies maupun kelompok spesies dari berbagai wilayah-wilayah geografis. 3. Tabel volume kelas bentuk form class volume tables Tabel volume kelas bentuk disiapkan untuk menunjukkan volume menurut beberapa ukuran bentuk pohon disamping diameter setinggi dada dbh dan tinggi pohon. Tabel volume ini dapat dipakai bilamana saja bentuk suatu pohon yang bersangkutan secara jelas ditunjukkan oleh karakteristik- karakteristik bentuk yang telah dimasukan dalam penyusunan tabel-tabelnya, tanpa memandang spesies atau tempat. Diantara ketiga macam tabel volume tersebut, yang paling praktis adalah tabel volume lokal yang hanya menggunakan dbh sebagai peubah penduga, namun secara teoritis memiliki ketelitian yang lebih rendah dibanding tabel volume standar dan tabel volume dengan kelas bentuk. Tabel volume dibuat berdasarkan persamaan volume yang disusun dengan persamaan regresi. Persamaan regresi terbaik biasanya dipilih dari berbagai macam persamaan yang dicobakan terhadap data yang dimiliki. Spurr 1952 menyatakan bahwa untuk menentukan volume, apabila pengukuran dilakukan hanya pada satu peubah, maka dipakai diameter setinggi dada dbh, bila menggunakan dua peubah maka yang diukur adalah diameter setinggi dada dan tinggi pohon tersebut. Sedangkan bila menggunakan tiga peubah selain mengukur diameter setinggi dada dan tinggi pohon ditambahkan juga angka bentuk.

2.7 Penyusunan Tabel Volume