19
Gambar 11
merupakan peta
perubahan lahan
hasil overlay
hasil klasifikasi citra SPOT dengan citra ALOS.
Hasil overlay ini menyajikan perubahan penutupan lahan yang menghasilkan lima
kelas baru sehingga ada 12 kelas penutupan lahan secara keseluruhan. Setiap kelas
penutupan lahan terutama pada kelas baru, dibedakan
dengan warna-warna
yang berbeda seperti pada Gambar 11.
Perubahan penutupan lahan yang terjadi karena adanya waktu pengambilan
citra yang berbeda perbedaan tahun dan karena adanya aktivitas manusia di atas
lahan untuk tempat tinggal maupun untuk kepentingan lainnya. Berikut dijelaskan
perubahan luas penutupan lahan tahun 2003 dan 2008 yang dapat dilihat pada Tabel 6 .
Tabel 6 Luas perubahan lahan
Berdasarkan Tabel 6 perubahan lahan terjadi pada kelas laut, tambak,
mangrove, lahan terbuka, sawah dan bangunan serta tidak terjadi perubahan lahan
pada kelas danau. Kelas baru yang mengalami perubahan lahan paling besar
terjadi pada lahan terbuka menjadi bangunan yaitu sebesar 74,87 1.080 ha. Kelas
bangunan pada penutupan lahan tahun 2008 yang
paling dominan
khususnya pembangunan yang terjadi pada wilayah
pemukiman dan indrustri. Pembangunan yang pesat pada penutupan lahan tahun 2008
disebabkan aktivitas
manusia yang
mengkonversi lahan secara drastis selama lima tahun yang dijadikan tempat tinggal
pemukiman dan bangunan untuk indrustri. Peningkatan pada kelas bangunan terjadi
sama halnya pada kelas sawah yang diubah menjadi bangunan, luas perubahannya
sebesar 15,61 225 ha. Namun terjadi pula penambahan luas pada kelas sawah
yaitu perubahan pada kelas lahan terbuka menjadi sawah sebesar 5,10 74 ha,
khususnya pembangunan pemukiman dan indrustri. Pada kelas mangrove menjadi
tambak luas perubahannya sebesar 0,29 4 ha. Sedangkan untuk kelas laut yang
berubah menjadi bangunan yaitu sebesar 4,14 60 ha.
Perubahan lahan yang terjadi pada tahun 2003 dan 2008 terutama pada wilayah
pesisir akan mengakibatkan kejadian banjir rob pasang. Melihat Gambar 11, perubahan
lahan pada wilayah pesisir khususnya pada perubahan lahan terbuka yang dirubah
menjadi bangunan, mangrove yang dirubah menjadi tambak, dan laut yang dirubah
menjadi
bangunan akan
mengancam wilayah-wilayah pesisir ini dari bahaya
banjir rob pasang. Sesuai dengan survei lapang yang
dilakukan pada wilayah pesisir utara Jakarta dapat menjelaskan terjadinya perubahan
penggunaan lahan pada wilayah-wilayah tersebut yang mengakibatkan banjir rob
pasang. Wilayah-wilayah survei lapang yaitu Muara Angke, Pluit, dan Muara Baru.
Perubahan lahan yang terjadi pada wilayah Muara Angke sebagian besar terjadi pada
daerah rawa yang dirubah menjadi darat. Penutupan lahan yang awalnya rawa-rawa
sebagai tempat genangan air laut ketika pasang terjadi, setelah mengalami perubahan
lahan menjadi darat maka wilayah tersebut akan tergenang air laut dan terjadilah banjir
rob pasang. Penyebab kejadian banjir rob pasang pada wilayah Pluit dan Muara baru
sama halnya dengan Muara Angke. Namun pada wilayah ini, perubahan kelas yang
paling besar terjadi pada kelas laut yang dirubah menjadi darat. Sehingga jelas terjadi
genangan air laut pada pada perubahan lahan tersebut. Perubahan lahan pada wilayah-
wilayah tersebut sebagian besar dibangun pemukiman, kantor, tempat pelelangan ikan
dan pelabuhan. Peningkatan kebutuhan akan bangunan seiring pertambahan penduduk
mengakibatkan
darat semakin
padat, sehingga dengan cara penambahan daratan
kelas darat dirubah menjadi kelas laut akan bisa memenuhi kebutuhan akan bangunan
tersebut.
4.1.2 Klasifikasi Darat dan Laut
Citra SPOT tahun 2003 dan ALOS tahun 2008 diklasifikasikan menjadi dua
kelas yaitu, kelas darat dan kelas laut Lampiran 3. Pengklasifikasian kelas darat
dan laut
bertujuan untuk melakukan
pengamatan perubahan garis pantai. Kedua kelas tersebut digunakan untuk memperjelas
letak dari garis pantai yang akan dilihat dalam penelitian ini. Garis pantai pada peta
merupakan batas antara kelas darat dan kelas laut.
Kelas darat
merupakan hasil
generalisasi dari seluruh kelas yang di darat, yaitu lahan terbuka, bangunan, sawah,
Kelas Luas
ha Persentase
Laut – Bangunan
60 4,14
Mangrove –Tambak
4 0,29
Sawah – Bangunan
225 15,61
Lahan Terbuka – Bangunan
1.080 74,87
Lahan Terbuka – Sawah
74 5,10
Total 1.443
100
20
tambak, mangrove, dan danau. Sedangkan kelas laut merupakan kelas laut itu sendiri.
Luas klasifikasi darat dan laut citra SPOT tahun 2003 dan ALOS 2008 dijelaskan pada
Tabel 7. Tabel 7 Luas kelas darat dan laut tahun
2003 dan 2008
Kelas 2003
2008 Luas ha
Luas ha
Darat 12.328
12.867 Laut
15.593 15.054
Total 27.921
27.921
Pada Tabel 7 menjelaskan perubahan luas kelas darat dan laut dari tahun 2003
dan 2008. Luas total daratan pada tahun 2003 sebesar 12.328 ha menjadi 12.867 ha
pada tahun 2008 dan untuk laut pada tahun 2003 sebesar 15.593 ha pada tahun 2008
menjadi 15.054 ha. Luas total pada kelas darat pada tahun 2008 bertambah sebesar
539 ha dan luas total pada kelas laut berkurang sebesar 539 ha.
Hasil dari klasifikasi lahan, ada beberapa kelas yang berada digaris pantai
yang berbeda karena mengalami perubahan setelah di-overlay. Pada saat overlay citra,
harus memperhitungkan
perbedaan ketinggian pasang surutnya karena pada
kedua citra memiliki waktu perekaman yang berbeda. Data pasang surut yang digunakan
dalam penelitian ini diambil sesuai dengan tanggal pengamatan citra untuk memperjelas
identifikasi perubahan garis pantai pada waktu perekaman kedua citra. Pengamatan
untuk citra SPOT direkam pada tanggal 14 Januari 2003 dan untuk citra ALOS direkam
pada
tanggal 21
November 2008.
Berdasarkan data dari DISHIDROS TNI-AL pada stasiun Tanjung Priuk, diketahui
gerakan pasang surut diramalkan terhadap surut muka surutan yang letaknya 6 dm di
bawah Mean Sea Level MSL. Tetapan yang digunakan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Konstanta pasang surut tahun 2003 dan 2008
Tidal Constants M
2
S
2
N
2
K
2
K
1
O
1
P
1
M
4
MS
4
Zo Amplitude cm
2003 5
5 -
- 25
13 8
- -
60
2008
5 4
1 1
29 13
10 1
1 60
Sumber : Buku Ramalan Pasang Surut DISHIDROS TNI AL tahun 2003 dan 2008 Pada Tabel 8, pasang surut pada
tahun 2003 dan 2008 diperoleh masing- masing nilai bilangan Fromzahl sebesar 3,8
dan 4,6. Perbedaan angka tersebut tidak menjadi masalah karena tipe pasang
surutnya sama yaitu termasuk tipe pasang surut harian tunggal Diurnal Tide dengan
kejadian pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam
satu hari. Gambar 12, menjelaskan kejadian pasang surut pada kedua tanggal citra
dengan menggunakan data per-jam.
Gambar 12 Rentang pasang surut berdasarkan tanggal perekaman citra 0,2
0,4 0,6
0,8 1
1,2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Ti n
ggi m
Jam
14 Januari 2003 21 November 2008
MSL
Waktu Perekaman Citra
21
Berdasarkan waktu perekaman citra didapatkan perbedaan ketinggian pasang
surut pada kedua citra Lampiran 4. Pada perekaman tanggal 14 Januari untuk citra
SPOT, waktu perekamannya pada pukul 10.00 WIB. Berdasarkan grafik pada
Gambar 12, pada saat waktu perekaman citra SPOT kejadian pasang tertinggi saat nilai
pasangnya mencapai 1 meter yang melebihi nilai mean sea level rata-rata muka laut
yaitu sebesar 0,6 meter. Waktu perekaman pada citra ALOS pada pukul 14.00 WIB,
nilai ketinggian pasangnya sebesar 0,7 meter yang juga melebihi nilai rata-rata muka laut
mean sea level. Nilai pasang surut pada kedua
citra berdasarkan
waktu perekamannya menunjukkan bahwa pada
saat perekaman citra SPOT tahun 2003 pada pukul 10.00 WIB mengalami pasang
tertinggi, sedangkan untuk perekaman citra ALOS tahun 2008 pada pukul 14.00 WIB
juga mengalami pasang namun ketinggian pasangnya mendekati nilai rata-rata muka
laut. Kejadian pasang tertinggi pada saat perekaman citra SPOT, menggambarkan
terjadinya genangan pada wilayah kajian 4.2
Perubahan Garis Pantai
Citra hasil klasifikasi darat dan laut tahun 2003 dan 2008 di-overlay untuk
memperoleh perubahan garis pantai. Hasil overlay dari klasifikasi kelas darat dan laut
akan didapatkan kelas baru yaitu tetap darat, darat menjadi laut, laut menjadi darat, dan
tetap laut. Empat kelas baru tersebut menunjukkan adanya perubahan garis pantai
dalam kurun waktu lima tahun. Luasan daerah yang mengalami perubahan disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9 Luas perubahan garis pantai
Pada Tabel 9 dapat dilihat luas perubahan garis pantai citra pada tahun 2003
dan 2008. Hasil yang diperoleh dari overlay kedua citra menjelaskan bahwa kelas darat
mengalami penambahan luas yaitu pada kelas laut menjadi darat sebesar 148 ha yang
menandakan terjadinya akresi penambahan daratan dimana luas pada tahun 2003 kelas
darat sebesar 12.328 ha. Wilayah yang mengalami abrasi pengurangan daratan
yaitu pada kelas darat menjadi laut sebesar 21 ha dimana luas dari kelas laut berkurang
dari luas pada tahun 2003 yaitu sebesar 15.593 ha.
Pada Gambar
13, menjelaskan
perubahan garis pantai yang diperoleh dari overlay klasifikasi darat-laut. Berdasarkan
hasil overlay tersebut, dapat dilihat adanya penambahan akresi dan pengurangan
daratan abrasi pada beberapa lokasi kajian wilayah
penelitian. Penambahan
dan pengurangan daratan akan mengakibatkan
perubahan garis pantai, garis pantai yang semakin
maju akan
mengakibatkan penambahan daratan akresi dan sebaliknya
apabila garis pantai semakin mundur akan mengakibatkan
pengurangan daratan
abrasi. Garis pantai semakin maju terjadi akibat penambahan material hasil endapan
sungai dan laut serta pengaruh terjadinya perubahan lahan pada wilayah pesisir. Garis
pantai semakin mundur terjadi karena penggerusan pantai akibat gelombang dan
arus laut. Faktor-faktor perubahan garis pantai ini merupakan kejadian sebenarnya
yang terjadi di alam, namun perubahan garis pantai pada penelitian ini juga dipengaruhi
oleh kejadian pasang surut saat perekaman citra. Kejadian titik pasang surut yang
berbeda
pada kedua
citra akan
mengakibatkan terjadinya perbedaan luas pada darat ataupun laut dari luas yang
sebenarnya. Kejadian abrasi dan akresi akan
mengakibatkan bencana-bencana di wilayah pesisir. Pada wilayah pesisir yang terjadi
akresi akan mengalami genangan air laut akibat pasang surut banjir rob dan wilayah
pesisir
yang mengalami
abrasi akan
mengalami pengurangan
daratan serta
rusaknya konstruksi bangunan.
Kelas Luas ha
Persentase
Tetap darat 12.846
46,01 Darat menjadi laut
21 0,08
Laut menjadi darat 148
0,53 Tetap laut
14.905 53,38
Total 27.921
100
22
Gambar 13 Hasil perubahan garis pantai tahun 2003 dan tahun 2008
23
4.3 Analisis Kejadian Banjir Rob