2
Cengkareng Drain, Sungai Angke, Sungai Karang, Sungai Ancol, Sungai Sunter,
Sungai Cakung, Sungai Blencong, Sungai Grogol, dan Sungai Pesanggrahan Damar,
2003.
Teluk Jakarta merupakan perairan dangkal yang pada umumnya memiliki
kedalaman kurang
dari 30
meter Setiapermana dan Nontji, 1980. Dasar
perairan melandai ke arah utara menuju Laut Jawa. Perairan Teluk Jakarta dapat dibagi
dalam tiga zona yaitu zona barat, timur, dan tengah. Zona barat dipengaruhi oleh sungai-
sungai yang sebelum bermuara di perairan teluk, melalui kota metropolitan Jakarta.
Zona tengah selain mendapat pengaruh dari sungai-sungai tersebut juga dipengaruhi oleh
aktivitas beberapa buah pelabuhan, yaitu : Pelabuhan
Pelindo, Pelabuhan
Sunda Kelapa, Pelabuhan Cilincing, dan lain-lain.
Sementara itu, zona timur mendapat pengaruh dari sungai Citarum dan beberapa
sungai kecil yang melalui daerah indrustri dan pemukiman Bekasi.
2.1.2 Kondisi Iklim
Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 meter, dari tempat tertentu ada
yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawaempang air
payau. Wilayah Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata
27
o
C, curah hujan setiap tahunnya rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan
pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat
bermuaranya 9 sembilan sungai dan 2 dua banjir kanal, menyebabkan wilayah ini
merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air pasang
laut.
Sungai-sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta ini menyebabkan perairan
tersebut menjadi
tempat pembuangan
cemaran-cemaran aktivitas manusia. Pada perairan tersebut, musim mempengaruhi
kondisi perairan karena menentukan arah dan kecepatan arus air laut. Perairan Teluk
Jakarta dipengaruhi oleh massa air Laut Jawa, seperti pada musim barat November-
April massa
air dari
Laut Natuna
mempengaruhi massa air Teluk Jakarta sedangkan pada musim timur Mei-Oktober
arus berasal dari Laut Jawa bagian Timur Pemprov DKI Jakarta, 2010.
Pada musim barat umumnya curah hujan sangat tinggi, sehingga zat-zat
pencemar yang berasal dari daratan juga meningkat akibat proses pencucian oleh air
hujan. Selain itu pada musim barat, juga sering terjadi arus pasang akibat arah arus
yang dipengaruhi angin pada musim barat.
2.2 Kejadian Banjir ROB di Wilayah
Pesisir Banjir rob pasang merupakan istilah
yang digunakan untuk mengatakan banjir dari pasang air laut yang sering terjadi di
daerah Semarang. Fenomena alam yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia, yaitu
daerah-daerah pesisir atau pantai yang tidak terlalu
jauh dibelakangnya
terdapat pegunungan. Selain Semarang wilayah DKI
Jakarta dengan pegunungan yang berada 40 km dari wilayah tersebut juga mengalami
kejadian banjir rob pasang. Begitu pula di beberapa kota lain seperti Medan, Brebes,
Tegal bahkan hingga ke Papua Soehoed, 2004. Kejadian banjir rob pasang di
wilayah Jakarta dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kejadian banjir rob pasang di Penjaringan, Jakarta Utara
www.Liputan6.com Pesisir Jakarta merupakan teluk yang
landai dengan lereng dasar laut rata-rata 1:300 sampai lebih kurang kedalamannya 5
meter yang baru tercapai jarak 1.500 meter dari garis pantai. Kelandaian dari dasar laut
di wilayah pantai berangsur membentuk daratan baru, sehingga garis pantai itu
senantiasa bergerak maju dari tahun ke tahun sambil membentuk endapan-endapan yang
menghambat pencurahan air sungai ke laut. Arus pasang merambat di daerah pantai yang
landai ini dan akan membuat genangan di wilayah pantai. Akibat pengaruh tersebut
kejadian banjir rob pasang sering terjadi di wilayah pesisir pantai. Pada Tabel 1,
disajikan daftar kejadian rob pasang di Pesisir utara Jakarta.
3
Tabel 1. Data kejadian banjir rob pasang di Pesisir Jakarta
Kejadian Banjir ROB Tanggal Kejadian
Masehi Tanggal Kejadian
Hijriah Lokasi Kejadian
Tinggi Genangan
23 Agustus 2007 9 Shaban 1428
Muara Baru 70-80 cm
23 Desember 2007 13 Dzulhijjah 1428
Muara Baru 50-80 cm
04 Juni 2008 5 Muharram 1428
Muara Baru -
01 Desember 2008 2 Dzulhijjah 1429
Muara Baru 60 cm
15 Desember 2008 16 Dzulhijjah 1429
Muara Baru 10-20 cm
11 Januari 2009 14 Muharram 1430
Marunda 40 cm
14 Januari 2009 17 Muharram 1430
Muara Baru 20 cm
Penjaringan 10-15 cm
Kapuk Muara 30-40 cm
Jalan Kapuk raya 10-20 cm
Kaw. Pluit pelelangan 10-20 cm
14 Mei 2009 19 Jamada Aula 1430
Muara Baru -
22 Oktober 2009 3 Dzulkaidah 1430
Muara Baru 10-100 cm
05 Nopember 2009 17 Dzulkaidah 1430
Marunda 60-80 cm
04 Desember 2009 16 Dzulhijjah 1430
Jl. RE Martadinata 20-40 cm
30 Januari 2010 14 Safar 1431
Jl.RE Martadinata 5-10 cm
13 Maret 2010 27 Rabiul awal 1431
Muara Baru 197 cm
16 Juni 2010 4 Rajab 1431
Jl.RE Martadinata 40-50 cm
25 Juni 2010 13 Rajab 1431
Muara Baru -
Sumber : www.liputan6.com Bila ditinjau kembali banjir-banjir
besar pada saat-saat bulan penuh, umumnya pada saat air laut mengalami pasang tinggi
dan akan berlangsung genangan selama berhari-hari
sepanjang pantai.
Tidak mustahil bahwa hujan besar di pegunungan
dan wilayah Kota Jakarta serta pasang tinggi terjadi pada saat bersamaan itulah yang
membuat efek banjir dengan sedimentasi di wilayah muara sungai, maka tidak mustahil
pula kinerja arus pasang ini menimbulkan arus balik pada sungai-sungai dan saluran-
saluran dengan akibat luapan-luapan di alur bagian hulu Soehoed, 2004. Kejadian
banjir rob pasang terjadi 2 kali dalam setahun, yakni pada saat musim hujan dan
musim pancaroba pada saat musim barat tiba.
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir Rob