Variabilitas Nilai SPL Secara Spasial

27

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Variabilitas Nilai SPL

4.1.1. Variabilitas Nilai SPL Secara Spasial

Variabilitas nilai SPL secara spasial di lokasi studi secara umum tidak menunjukkan nilai yang berbeda nyata atau bersifat homogen khususnya pada musim barat dan musim peralihan I. Pada musim barat nilai SPL berkisar antara 26,4°C – 31,0°C . Pada bulan Januari dan Februari nilai SPL secara spasial terlihat relatif lebih rendah dari bulan sebelumnya hal ini diduga karena tingginya tutupan awan sehingga mempengaruhi nilai akurasi estimasi nilai SPL. Contoh sebaran spasial pada musim barat disajikan pada Gambar 6. Gambar 6. Pola sebaran SPL bulanan rata-rata secara spasial pada musim barat tahun 2004. Pada musim peralihan I Maret - April, nilai SPL masih terlihat relatif tinggi dan masih terlihat indikasi pengaruh penutupan awan atau uap air. Pada akhir musim peralihan I April tahun 2004, di bagian selatan pulau Sulawesi sudah mulai terlihat gejala penuruan nilai SPL yang mengindikasikan adanya permulaan fenomena upwelling. Contoh sebaran spasial SPL pada musim peralihan I disajikan pada gambar 7. Gambar 7. Pola sebaran SPL bulanan rata-rata secara spasial pada musim peralihan I tahun 2004. Sebaran spasial SPL pada musim timur Mei – Agustus memperlihatkan dengan jelas fenomena upwelling di bagian selatan Selat Makassar. Secara umum, kejadian upwelling ini dimulai pada bulan Mei yang terjadi di bagian selatan Pulau Sulawesi dan mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Contoh sebaran SPL pada musim timur disajikan pada Gambar 8. Pada musim peralihan II September – Oktober sebaran SPL menunjukan kejadian upwelling di bagian selatan Selat Makassar dimana luasan dan kekuatan upwellingnya sudah terlihat menurun dari musim timur sebelumnya. Contoh sebaran SPL pada musim peralihan II disajikan pada Gambar 9. Gambar 8. Pola sebaran SPL bulanan rata-rata secara spasial pada musim timur tahun 2004. Gambar 9. Pola sebaran SPL bulanan rata-rata secara spasial pada musim peralihan II tahun 2004. Fenomena upwelling pada musim timur dan musim peraliahan II di selatan Selat Makassar ditandai dengan penurunan SPL yang mencolok sekitar 2°C dari nilai rata-ratanya mencapai nilai SPL terendah 25,7°C Tabel 4. Berdasarkan pola sebaran SPL secara spasial dapat dilihat bahwa upwelling menyebar dari bagian selatan Selat Makassar hingga Laut Flores Lombok Utara Gambar 8 dan 9. Ilahude and Gordon 1996 menyebutkan bahwa SPL di Selat Makassar selama musim timur lebih rendah dari pada musim barat. Pada musim barat SPL mengalami peningkatan sebesar 0,8 °C mencapai nilai sekitar 29,4 °C. Tingginya SPL pada musim barat merupakan bagian genangan hangat dari Samudera Pasifik yang tropis. Pada kedua musim barat dan timur SPL di ujung sebelah selatan Selat Makassar adalah lebih rendah dari pada yang utara. Kecenderungan SPL lebih dingin secara berlanjut masuk ke Laut Flores dan Laut Banda. Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini, pada musim barat November – Februari tahun 2004 yang disajikan pada Gambar 6 terlihat bahwa nilai SPL yang lebih tinggi dibandingkan musim timur Mei – Agustus tahun 2006 Gambar 8 cenderung bergerak ke arah barat daya Pulau Sulawesi.

4.1.2. Variabilitas Nilai SPL Secara Temporal