3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Tanah Latosol
Di Indonesia, tanah Latosol umumnya berada pada ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut, di sekeliling kipas volkan dan kerucut volkan. Area
Latosol umumnya beriklim basah dan tropikal, curah hujan antara 2500 mm sampai 7000 mm Dudal dan Soepraptohardjo, 1957. Latosol adalah tanah yang
penyebarannya cukup luas di Indonesia. Tanah ini di antaranya dijumpai di daerah Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah Darmaga memiliki ketinggian
220 meter di atas permukaan laut mdpl dan memiliki curah hujan 3552 mmtahun. Latosol coklat kemerahan Darmaga Bogor termasuk ke dalam order
Inceptisols menurut sistem klasifikasi USDA, terletak pada zona fisiografi Bogor bagian barat, dengan bahan induk vulkanik kuarter berasal dari Gunung Salak
Yogaswara, 1977. Tanah Latosol Darmaga ini didominasi oleh tipe liat 1:1 94 pada horizon A Hartono et al., 2005.
Latosol merupakan kelompok tanah yang mengalami proses pencucian dan pelapukan lanjut, perbedaan horizon tidak jelas, dengan kandungan mineral
primer dan hara rendah, pH rendah 4.5-5.5, kandungan bahan organiknya relatif rendah, konsistensinya lemah dan stabilitas agregatnya tinggi, terjadi akumulasi
seskuioksida dan pencucian silika. Warna tanah merah, coklat kemerah-merahan atau kekuning-kuningan atau kuning tergantung dari komposisi bahan induk,
umur tanah, iklim dan elevasi Dudal dan Soepraptohardjo, 1957. Latosol adalah tanah dengan kadar liat lebih dari 60, remah sampai gumpal, warna tanah
seragam dengan batas-batas horizon yang kabur, solum dalam lebih dari 150 cm, kejenuhan basa kurang dari 50, umumnya mempunyai epipedon umbrik dan
horizon kambik Hardjowigeno, 2003. Batas membedakan Latosol adalah berdasarkan warna horizon B seperti Latosol merah, Latosol kekuningan, Latosol
coklat kemerahan, Latosol coklat Subardja dan Buurman, 1990. Kapasitas tukar kation tanah Latosol ini rendah, hal ini disebabkan oleh
kadar bahan organik yang kurang dan sebagian lagi oleh sifat liat hidro-oksida. Tanah Latosol ini mempunyai kandungan basa-basa yang dapat dipertukarkan dan
hara yang tersedianya rendah Soepraptohardjo dan Suhardjo, 1978.
4
2.2. Karakteristik Tanaman Caisim