Sektor Utara Desain Taman Patung di Taman Monas, Jakarta Pusat.

31

3. Iklim dan Kenyamanan

Standar kenyamanan pada ruang terbuka dapat ditentukan dengan rumus THI Thermal Humadity Index yaitu: Dengan, T = 28.3 o C RH = 73.9 Maka, THI Taman Monas = 0,828.3 + 73.9 x 28.3 500 = 22.64 + 4.18274 = 26.82 THI pada Taman Monas menunjukan angka sebesar 26.82 yang masih dibawah jangkauan batas kenyamanan sebesar 27 dan masih dikatakan nyaman Pratiwi 2010. Namun, untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dibutuhkan ameliorasi iklim dengan penambahan vegetasi penaung. Terkait dengan patung, perubahan iklim dapat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan material pada patung di ruang terbuka. Menurut Kartika 2004, material yang dapat digunakan dalam pembuatan patung dapat berupa tanah liat, lilin, kayu, bambu, batu padas, batu andesit, tembaga, dan lain sebagainya. Pada tapak dengan kondisi iklim dan curah hujan yang cukup tinggi, penggunaan material tembaga dan batu lebih diutamakan. Oleh karena itu, bahan baku utama yang akan digunakan adalah batu yang cukup aman dengan kondisi iklim dan cuaca pada tapak.

4. Vegetasi

Vegetasi pada tapak sudah cukup baik, dalam penataannya vegetasi didominasi oleh jenis pohon tinggi. Berdasarkan kriteria fungsi vegetasi, terdapat tiga jenis yaitu vegetasi display, penaung, dan pengarah. Penjelasan tiga fungsi ini dapat dilihat pada Gambar 20. Berdasarkan Master Plan dari Suku Dinas Pertamanan Jakarta Pusat, vegetasi paling barat pada tapak merupakan zona konservasi yang harus dipertahankan. Area ini juga berpotensi sebagai area konservasi satwa baik yang sudah ada maupun satwa-satwa yang sengaja didatangkan dengan pemilihan vegetasi yang tepat. Perancangan pun tidak dapat banyak menggunakan semak, hal ini mempertimbangkan perawatan yang sebaiknya seminimal mungkin terhitung pada korelasi jumlah pekerja dengan luasan tapak. Selain itu, penataan vegetasi sebaiknya dapat diolah lagi dengan penyesuaian terhadap konsep taman yang akan direncanakan.

5. Aksesibilitas dan Sirkulasi

Taman Monas dikelilingi oleh pusat pemerintahan dan ekonomi yang mempermudah akses menuju Taman Sektor Barat. Taman ini dapat diakses melalui Jalan Silang Merdeka Barat Laut dan Barat Daya yang keduanya merupakan akses utama Taman Monas. Aksesibilitas pada dua jalan utama ini dapat menggunakan kendaraan bermotor, sedangkan dalam tapak sirkulasi hanya dapat dipergunakan oleh pejalan kaki. Taman Monas yang sudah ada saat ini merupakan hasil perencanaan pihak perencana bersama Gubernur Sujardi Soedirdja pada tahun 1997, ada beberapa bentukan desain yang tidak dapat dirubah. Salah satunya bentukan pola sirkulasi di Taman Sektor Barat yang sudah ditetapkan dengan pola geometrik. Pola geometrik inilah yang akan tetap dipertahankan dan diimprovisasi. Analisis aksesibilitas dan sirkulasi dapat diperjelas pada Gambar 21. THI = 0,8T + RH x T 500