Kerangka Konsepsi Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Dalam Ketentuan Kontrak Standar Pada Pembiayaan Syariah Bank Syariah Mandiri Dikaitkan Dengan Ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Perlindungan Konsumen

sekali, mati hidupnya dunia perbankan bersandar kepada kepercayaan dari pihak masyarakat atau nasabah. 34 Selanjutnya untuk membuat pengaturan mengenai penggunaan kontrak standar pada bank-bank syariah dapat dilihat melalui perspektif teori rekayasa sosial yang menyatakan bahwa : “Law as a tool of social engineering”. Teori rekayasa sosial ini diutarakan oleh Roscoe Pound. 35 Kepercayaan merupakan inti dari perbankan sehingga sebuah bank harus mampu menjaga kepercayaan dari para nasabahnya. Hukum sebagai alat rekayasa sosial terlihat aktualisasinya di sini. Pada tataran undang-undang maupun Peraturan Bank Indonesia terdapat pengaturan dalam rangka untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan dan sekaligus dapat memberikan perlindungan hukum bagi nasabah.

2. Kerangka Konsepsi

Menurut kamus Bahasa Indonesia konsepsi adalah pendapat atau pangkal pendapat, pengertian pendapat; rancangan: cita-cita, dan sebagainya yang telah ada dalam pikiran. “Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antar abstrak dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi 34 Sidharta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004, hal. 35. 35 “Law plays an important role in reconciling and adjusting conflict of interests. Both the social interest and individual interest prevail over each other. Priority is given to both the interests. Roscoe Pound has given the concept of Social Engineering for the American Society but this concept is followed by other countries in resolving disputes”. Sumber : Sai Abhipsa Gochayat, “Social Engineering by Roscoe Pound : Issues in Legal and Political Philosophy”, Kolkata : West bengal National University of Juridical Science, 2010, hal. 2. Universitas Sumatera Utara yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus dan disebut defenisi operasional”. 36 Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum, guna menghindari perbedaan penafsiran dari istilah yang dipakai, selain itu juga dipergunakan sebagai pegangan dalam proses penelitian ini. 37 a. Perlindungan hukum adalah suatu pemberian jaminan atau kepastian bahwa seseorang akan mendapatkan apa yang telah menjadi hak dan kewajibannya, sehingga yang bersangkutan merasa aman. 38 b. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa Bank Syariah danatau UUS; Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen merupakan payung hukum yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen nasabahdebitur; 39 c. Kontrak Standar adalah perjanjian yang isinya telah ditetapkan terlebih dahulu secara tertulis berupa formulir-formulir yang digandakan dalam jumlah yang tidak terbatas, untuk ditawarkan kepada para konsumen 36 Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998, hal. 3. 37 Burhan Ashshofa, Op.cit., hal. 28 38 Fahmi Fauzan, “Perlindungan Hukum Nasabah Atas Syarat-Syarat Baku Perjanjian Gadai Studi Pada Kantor Pegadaian di Kota Binjai”, Medan : Tesis, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2011, hal. i. 39 Pasal 1 angka 16 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara tanpa memperhatikan perbedaan kondisi para konsumen; 40 d. Pembiayaan Syariah Bank Syariah Mandiri adalah Dalam penelitian ini digunakan istilah Kontrak Standar; 41 1 Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati; : 2 Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati; 3 Pembiayaan Musyarakah BSM adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati; 4 Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolahperguruan tinggilembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaransemester baru berikutnya dengan akad ijarah; 40 Johannes Gunawan, Reorientasi Hukum Kontrak di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 22 No. 6, 2003, hal. 45-46. 41 Yusak Laksmana, Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah, Jakarta : Gramedia, 2009, hal. 157-159. Universitas Sumatera Utara 5 Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal konsumtif, baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun non-developer, dengan sistem murabahah; 6 Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. Membantu menanggulangi kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek. Nasabah yang memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan; 7 Pembiayaan BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal kelompok; 8 Pembiayaan Resi Gudang BSM adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditasproduk yang diperdagangkanproduk yang dibiayai dan berada dalam suatu Gudang atau tempat yang terkontrol secara independen independently controlled warehouse; 9 Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan Untuk Para Anggotanya PKPA adalah penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya kolektif yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola Universitas Sumatera Utara penyaluran yang digunakan adalah executing kopkar sebagai nasabah, sedangkan proses pembiayaan dari kopkar kepada anggotanya dilakukan menjadi tanggung jawab penuh kopkar; 10 Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat; 11 Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursiseat haji dan pada saat pelunasan BPIH; 12 Pembiayaan Istishna BSM adalah pembiayaan bagi pembelian dengan cara pesanan, seperti untuk pembangunankonstruksi atau pengadaan rumah melalui developer, atau bagi keperluan produktif investasi, pembangunan konstruksi, project financing atau pengadaan barang antara lain untuk pembangunankonstruksi ruko, gedung, pabrik, dan sebagainya; e. Klausul Baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan atau perjanjian yang mengikat dan wajib diikuti oleh konsumen; 42 f. Perjanjian Baku adalah konsep janji-janji tertulis, disusun tanpa membicarakan isinya dan lazimnya dituangkan ke dalam sejumlah tak 42 Pasal 1 angka 10, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Universitas Sumatera Utara terbatas perjanjian yang sifatnya tertentu. Isi dari perjanjian baku ini dituangkan ke dalam bentuk formulir; 43 g. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen; 44 h. Hukum Perlindungan Konsumen adalah perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan serta putusan-putusan hakim yang substansinya mengatur mengenai kepentingan konsumen untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen agar tercapai kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Sebagai contoh, para penjual diwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen; 45 i. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya; 46 j. Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah BUS, unit usaha syariah, UUS, dan bank pembiayaan rakyat syariah BPRS; 47 43 Hondius dalam Sukarmi, Cyber Law : Kontrak Elektronik Dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha, Bandung : Pustaka Sutra, 2008, hal. 8. Lihat juga : Mariam Barus Badrulzaman, “Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku Standard”, Makalah pada Simposium Aspek-Aspek Hukum Masalah Perlinduang Konsumen diselenggarakan BPHN Departemen Kehakiman pada 16-18 Oktober 1980 di Jakarta. 44 Pasal 1 angka 1, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 45 Pasal 1 angka 1, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 46 Pasal 1 angka 1, Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 47 Pasal 1 angka 7, Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara k. Bank Syariah Mandiri adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini berdiri pada tahun 1973 dengan nama Bank Susila Bakti dimiliki YKP BDN dan Mahkota. Pada tahun 1999, bank ini terpengaruhi krisis moneter. Saat itu pula, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank Ekspor Impor Indonesia merger membentuk Bank Mandiri. Bank ini diambil-alih oleh Bank Mandiri menjadi Bank Syariah pada tanggal 19 Mei 1999, menjadi Bank Syariah Sakinah mandiri. Pada tanggal 8 September 1999 menjadi Bank Syariah Mandiri dan resmi menjadi Bank Syariah Mandiri pada tanggal 1 November 1999. Pada tahun 2002, Bank Syariah Mandiri mendapat status sebagai Bank Devisa. 48 Dalam penelitian ini, Bank Syariah Mandiri yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di Bank Syariah Mandiri Krakatau Medan yang berkantor di Jalan Krakatau No. 136, Pulau Brayan, Medan-Sumatera Utara.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. 49 48 Website Resmi Bank Syariah Mandiri, “Sejarah Perusahaan”, Dengan demikian objek penelitiannya adalah norma hukum yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum dibuat dan ditetapkan oleh www.syariahmandiri.co.idcategoryinfo-perusahaan., diakses pada 7 April 2013. 49 Adapun tahap-tahap dalam analisis juridis normatif adalah : merumuskan azas-azas hukum dari data hukum positif tertulis; merumuskan pengertian-pengertian hukum; pembentukan standar- standar hukum; dan perumusan kaidah-kaidah hukum. Sumber : Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Press, 2010, hal. 166-167. Universitas Sumatera Utara pemerintah dalam sejumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait secara langsung dengan pembiayaan syariah dan perlindungan hukum bagi nasabah dalam ketentuan kontrak standar. Hal ini dikarenakan penelitian hukum adalah suatu proses untuk mencari hukum yang mengatur kegiatan di masyarakat. 50

1. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar Dikaitkan Dengan Undang-Undang Kepabeanan

3 44 75

Pencantuman Klausula Baku Dalam Akad Pembiayaan Syariah Dikaitkan Dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Studi Pada PT.Bank Muamalat CAB.Medan

6 69 88

Perlindungan Hukum Nasabah Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Sumut Syariah

4 78 109

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau Dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 53 70

Kontrak Baku Pada Asuransi Syariah Dalam Persfektif Hukum Perlindungan Konsumen

2 16 93

Perlindungan Hukum Hak-Hak Nasabah atas Penerapan Klausula Baku dalam perjanjian Kredit dengan Bank Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Studi pada PT.Bank Sumut Medan )

1 20 88

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI LEMBAGA PENJAMIN PEMBIAYAAN SYARIAH DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKA.

0 1 2

Perlindungan Konsumen Terhadap Makanan Yang Mengandung Zat Berbahaya Dikaitkan Dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen (Studi di BPOM)

0 0 7

KONTRAK STANDAR PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BMT DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 8

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG KEPABEANAN Ketentuan dan Perlindungan Terhadap Merek Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek - Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar Dikaitkan Dengan Undang-Unda

0 0 15