Perjanjian 1977 antara Hungaria dan Slowakia

B. Perjanjian 1977 antara Hungaria dan Slowakia

Merujuk kembali pada uraian sub bab sebelumnya, Perjanjian 1977 menentukan prinsip-prinsip kerja yang digunakan dalam pembangunan proyek di sungai Danube, yakni sungai yang membentuk perbatasan antara Hungaria dan Slowakia. Sebagaimana diuraikan dalam paragraf 15 & 18 laporan putusan Mahkamah Internasional No. 692 mengenai kasus ini, dalam perjanjian tersebut diatur hal-hal terkait pembangunan dan operasi dua seri pintu air, yaitu di Gabcikovo (di territorial Slowakia) dan di Nagymaros (di Teritorial Hungaria) sebagai investasi bersama untuk membentuk sebuah sistem operasi karya yang tunggal dan tidak dapat dibagi. Berdasarkan preambul perjanjian 1977 tersebut, rentetan sistem terkait sistem pintu air ini dirancang untunk memperoleh kemajuan terhadap pemanfaatan yang luas atas sumber daya alam di bagian Bratislava-Budapest dari sungai Danube demi kemajuan sumber daya air, energi, transportasi, pertanian serta sektor-sektor ekonomi nasional lainnya dari para pihak dalam Perjanjian 1977 tersebut. Maka dengan demikian pada dasarnya investasi bersama tersebut ditujukan untuk produksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), perbaikan navigasi pada bagian sungai yang terkait dengan proyek, dan perlindungan daerah sepanjang tepi sungai terhadap banjir. Namun sebagaimana yang disyaratkan juga dalam perjanjian tersebut, para pihak dalam perjanjian Merujuk kembali pada uraian sub bab sebelumnya, Perjanjian 1977 menentukan prinsip-prinsip kerja yang digunakan dalam pembangunan proyek di sungai Danube, yakni sungai yang membentuk perbatasan antara Hungaria dan Slowakia. Sebagaimana diuraikan dalam paragraf 15 & 18 laporan putusan Mahkamah Internasional No. 692 mengenai kasus ini, dalam perjanjian tersebut diatur hal-hal terkait pembangunan dan operasi dua seri pintu air, yaitu di Gabcikovo (di territorial Slowakia) dan di Nagymaros (di Teritorial Hungaria) sebagai investasi bersama untuk membentuk sebuah sistem operasi karya yang tunggal dan tidak dapat dibagi. Berdasarkan preambul perjanjian 1977 tersebut, rentetan sistem terkait sistem pintu air ini dirancang untunk memperoleh kemajuan terhadap pemanfaatan yang luas atas sumber daya alam di bagian Bratislava-Budapest dari sungai Danube demi kemajuan sumber daya air, energi, transportasi, pertanian serta sektor-sektor ekonomi nasional lainnya dari para pihak dalam Perjanjian 1977 tersebut. Maka dengan demikian pada dasarnya investasi bersama tersebut ditujukan untuk produksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), perbaikan navigasi pada bagian sungai yang terkait dengan proyek, dan perlindungan daerah sepanjang tepi sungai terhadap banjir. Namun sebagaimana yang disyaratkan juga dalam perjanjian tersebut, para pihak dalam perjanjian

Danube. 217 Mengingat pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

perjanjian yang dibuat oleh para pihak mengenai suatu hal yang disepakati hendaklah tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional yang hidup di masyarakat, khususnya masyarakat internasional. Alangkah lebih baik apabila perjanjian tersebut mencantumkan prinsip-prinsip tersebut secara implisit maupun eksplisit sebagai pokok-pokok acuan terhadap tidakan yang disepakati dalam sebuah perjanjian. Dalam Perjanjian 1977 antara Hungaria dan Slowakia dapat ditelaah bahwasannya seluruh prinsip-prinsip yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tercermin dalam perjanjian tersebut. Hal tersebut dapat dikaitkan antara prinsip-prinsip tersebut dengan pasal-pasal terkait yang ada pada Perjanjian 1977. Maka dapat diuraikan sebagaimana berikut:

1. State Sovereignty over Natrual Resources Principle Setelah mengkaji putusan kasus mengenai Gabcikovo-Nagymaros Project,

dapat disimpulkan bawa prinsip ini terkandung dalam pembukaan Perjanjian 1977 yang berbunyi: 218

217 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 17, hal. 18 218 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 18, hal. 23

“the broad utilization of the natural resources…of the Danube river for the development of water resources, energy, transport, agriculture and other sectores of the national economy of the Contracting Parties.”

Poin pembukaan tersebut di atas menegaskan bahwa perluasan pemanfaatan sumber daya alam dari sungai Danube semata-mata untuk kemajuan sumber daya air, energi, transportasi, pertanian dan sektor-sektor lainnya yang berkaitan dengan perekonomia nasional para pihak dalam perjanjian. Berdasarkan hal tersebut dapat ditelaah bahwa latar belakang dibuatnya Perjanjian 1977 adalah untuk memanfaatkan atau mengeksploitasi sumber daya alam yang berada dalam batas yurisdiksi para pihak, dalam hal ini yakni Hungaria dan Slowakia. Kedaulatan permanen atas sumber daya alam telah muncul sebagai prinsip mendasar dalam hukum internasional, yang memungkinkan negara-negara untuk menegaskan kedaulatan penuh atau hak berdaulat mereka atas sumber daya alam

yang berada dalam batas yurisdiksi mereka. 219

2. Precautionary Principle Kembali merujuk pada putusan kasus yang telah dianalisis, prinsip ini

tercermin dalam pasal 18 ayat (1) Perjanjian 1977 yang berbunyi: 220 “The Contracting Parties, in conformity with the obligations previously

assumed by them, and..., shall ensure uninterrupted and safe navigation on the international fairway both during the construction and during the operation of the system of Locks.”

219 Ricardo Preira and Orla Gough, Permanent Sovereignty over Natural Resources in The 21 st Century: Natural Resource Governance and The Right to Self-Determination of Indigenous Peoples under International Law, (2013), Melbourne Journal of International Law, Vol. 14, hal. 451

220 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), loc. cit.

Berdasarkan pasal dari Perjanjian 1977 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Hungaria dan Slowakia sesuai dengan kewajiban-kewajiban yang telah diputuskan sebelumnya, harus memastikan bahwa navigasi yang berada di sungai Danube tidak terganggu dan aman di jalur internasional selama pembangunan dan pengoperasian sistem pintu air. Terminologi aman dalam pasal ini dapat diartikan bahwa selama pembangunan dan pengoperasian sistem pintu air di Danube, harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menggangu ataupun merusak navigasi yang ada di sungai Danube. Hal ini dapat lebih diperluas lagi agar tidak menggangu ataupun merusak lingkungan ataupun ekosistem yang berada di sungai Danube, dikarenakan sungai Danube merupakan wadah dari senyawa air yang merupakan satu kesatuan luas yang dapat menyebar luas ke mana pun. Sehingga seluruh unsur yang berada di sungai Danube saling terkait satu sama lain.

3. Prevention, Obligation Not to Cause Transboundary Environmental Harm dan Sic utere tuo ut alienum non laedas principles

Perihal Perjanjian 1977, ketiga prinsip ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber daya air merupakan hal yang cukup sensitif, air merupakan satu kesatuan yang sebanyak apapun dan seluas apapun wadahnya akan tetap menjadi satu kesatuan senyawa yang tidak dapat dipisahkan. Jika terjadi suatu perubahan di bagian atau wilayah manapun pada kondisi air, maka perubahan tersebut akan mempengaruhi kondisi air yang berada di wilayah lain yang tidak terputus wadahnya oleh sesuatu yang menjadi pembatas. Hal tersebut juga dikarenakan secara biologis, hidrologis dan kimiawi air merupakan senyawa yang mudah Perihal Perjanjian 1977, ketiga prinsip ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini dikarenakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumber daya air merupakan hal yang cukup sensitif, air merupakan satu kesatuan yang sebanyak apapun dan seluas apapun wadahnya akan tetap menjadi satu kesatuan senyawa yang tidak dapat dipisahkan. Jika terjadi suatu perubahan di bagian atau wilayah manapun pada kondisi air, maka perubahan tersebut akan mempengaruhi kondisi air yang berada di wilayah lain yang tidak terputus wadahnya oleh sesuatu yang menjadi pembatas. Hal tersebut juga dikarenakan secara biologis, hidrologis dan kimiawi air merupakan senyawa yang mudah

Mengenai ketiga prinsip ini secara eksplisit dan implisit tertuang dalam pasal 15 dan 19 Perjanjian 1977 sebagaimana berikut: 221

222 Pasal 15: “The Contracting Parties shall ensure…that the quality of the water in the

Danube is not impaired as a result of the construction and operation of the system locks.”

Dapat disimpulkan dari pasal 15 di atas bahwa Hungaria dan Slowakia harus memastikan kualitas air yang ada di sungai Danube tidak terganggu sebagai akibat dari pembangunan dan pengoperasian sistem pintu air terkait. Perluasan ke tingkat selanjutnya dari terganggu adalah menjadi rusak, yakni dalam hal terganggunya lingkungan perairan Danube yang kemudian dapat menimbulkan resiko terjadinya kerusakan.

221 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 41, hal. 36 222 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 18, hal. 22

223 Kemudian pasal 19: “The Contracting Parties shall, through the means specified in the joint

contractual plan, ensure compliance with the obligations for the protection of nature arising in connection with the construction and operation of the System of Locks.”

Pasal di atas menegaskan bahwa Hungaria dan Slowakia dengan cara yang ditentukan dalam Perjanjian 1977 yang disesuaikan dengan kewajiban-kewajiban yang juga tercantum dalam Perjanjian 1977 harus mengutamakan perlindungan alam yang timbul dalam hubungan pembangunan dan pengoperasian sistem pintu air Gabcikovo-Nagymaros. Pasal ini menekankan bahwa lingkungan alam, terutama sungai Danube harus dijaga kelestarian dan keutuhan keadaannya yang baik, karena proyek tersebut adalah cara para pihak untuk memanfaatkan sungai Danube.

Terlihat sangat jelas bahwa kedua pasal di atas menjadi dasar terhadap perlindungan dan pencegahan kerusakan sungai Danube. Sebagaimana diketahui bahwa sungai Danube selalu menjadi peran yang penting dalam perdagangan dan

kemajuan ekonomi negara-negara yang terkait, 224 jika terjadi kerusakan pada satu yurisdiksi negara saja, maka hal tersebut akan mempengaruhi keadaan perairan di

yurisdiksi negara lain yang terkait dengan sungai Danube.

223 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 18, hal. 23 224 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 17, hal. 18

4. The Polluter Pays Principle Sesuai dengan apa yang tercantum pada paragraf 18 laporan putusan

Mahkamah Internasional No. 692 mengenai kasus ini, dalam pasal 5 Perjanjian 1977 ditegaskan bahwa biaya investasi bersama (Proyek Gabcikovo-Nagymaros) akan ditanggung oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian dengan ukuran yang sama. Penafsiran pasal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh yang terkait atau yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dengan proyek tersebut ditanggung oleh para pihak dalam kontrak sesuai dengan tanggung jawabnya. Tanggung jawab jawab dimaksud meliputi biaya kerugian karena adanya kerusakan ataupun pencemaran lingkunga. Mengenai tanggungan biaya tersebut dapat dilihat dari hak kepemilikan, hak kepemilikan itu pula dapat dilihat

dari aspek di dalam wilayah negara manakah proyek tersebut dibangun. 225 Prinsip ini juga tercermin dalam putusan hakim dalam menyelesaikan sengketa ini, di

mana hal tersebut akan diuraikan dalam sub bab selanjutnya.

5. The Principles of Good Neighborliness and International Cooperation Hungaria dan Slowakia merupakan negara-negara yang saling

bertetanggaan, kedua negara ini saling bersebrangan dibatasi oleh sungai Danube. Sungai Danube selalu berperan penting dalam kehidupan mereka. Patut digarisbawahi bahwa dalam konteks kasus pada penelitian ini sungai Danube memperkuat saling ketergantungannya kedua negara tersebut, maka kerja sama internasional sangatlah krusial. Hal tersebut tercermin secara implisit dari latar belakang lahirnya Perjanjian 1977 yang mengikat kedua negara tersebut untuk

Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 18, hal. 22

kurang menguntungkan, khususnya terhadap lingkungan sungai Danube. 227

6. General principle of Equitable and Reasonable Utilization and Participation

Negara-negara yang memiliki sumber daya air yang berbatasan dengan negara lain harus memanfaatkan atau mengeksploitasi sumber daya air tersebut sesuai dengan prinsip pemanfaatan dan partisipasi yang adil dan sepantasnya. Pada penelitian ini, Hungaria dan Slowakia menyepakati saling berpartisipasi untuk melakukan tindakan yang adil dalam penggunaan dan perolehan yang sama rata atas sistem proyek Gabcikovo-Nagymaros, khususnya daya yang dihasilkan

dari pembangkit listrik tenaga air. 228 Hal ini tertuang dalam pasal 9 Perjanjian 1977. 229 Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hal ini dikarenakan Hungaria

dan Slowakia merupakan negara-negara yang saling bersebrangan dan dibatasi oleh sungai Danube, di mana sungai Danube merupakan hal yang krusial dalam kehidupan kedua bangsa ini.

7. Good Faith Prinicple dan Pacta Sunt Servanda Kembali merujuk pada putusan Mahkamah Internasional yang menjadi studi dalam penelitian ini, perlu ditekankan kembali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 17 bahwa sungai Danube selalu berperan penting dalam kehidupan

Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit., para. 17, hal. 18 & 22 227 Ibid. 228 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v. Slovakia), op.cit.,

para. 18, hal. 22 229 Ibid.

mereka. Patut digarisbawahi bahwa dalam konteks kasus pada penelitian ini sungai Danube memperkuat saling ketergantungannya kedua negara tersebut, maka kerja sama internasional sangatlah krusial. Dapat disimpulkan bahwa kerja sama antara Hungaria dan Slowakia merupakan tindakan yang berdasarkan pada itikad baik, karena demi memanfaatkan sungai Danube secara adil perlu dilaksanakannya perjanjian antara Hungaria dan Slowakia agar adanya kesetaraan hak dan kewajiban yang melekat antara mereka. Pada hakikatnya prinsip pacta sunt servanda merupakan hal yang timbul karena adanya itikad baik, di mana terlaksananya prinsip pacta sunt servanda maka menunjukkan adanya kepatuhan karena terikat pada perjanjian, yang mana kepatuhan merupakan ciri dari itikad baik.