Skripsi HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL sejara

HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL ATAS SUMBER DAYA AIR YANG TERLETAK DI PERBATASAN ANTAR NEGARA (TRANSBOUNDARY WATER RESOURCES)

(STUDI PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL NO. SSN 0074-4441/ISBN 92-1- 070757-5/SALESNUMBER692)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh: INTAN BAIDURI NIM: 130200524 DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

HUKUM LINGKUNGAN INTERNASIONAL ATAS SUMBER DAYA AIR YANG TERLETAK DI PERBATASAN ANTAR NEGARA (TRANSBOUNDARY WATER RESOURCES)

(STUDI PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL NO. SSN 0074-4441/ISBN 92-1- 070757-5/SALESNUMBER692)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh: INTAN BAIDURI NIM: 130200524 DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL Disetujui Oleh: Ketua Departemen Hukum Internasional

Abdul Rahman S.H., M.H. NIP: 196403301993031002

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. H. Syamsul Arifin S.H, M.H. Dr. Jelly Leviza S.H., M.Hum. NIP: 195209101980031001

NIP: 197308012002121002

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Internasional sebagai seperangkat kaidah yang mengatur hubungan, interaksi maupun persoalan antarnegara dan subjek-subjek hukum

lainnya satu sama lain yang melintasi batas negara 1 cukup kompleks dan luas ruang lingkupnya. 2 Hukum Internasionalpun dituntut untuk berperan aktif demi

terlaksananya hubungan dan kerja sama yang harmonis serta terpeliharanya perdamaian dan kemanan dunia. Berbicara tentang lingkungan hidup, lingkungan hidup merupakan hal yang sangat krusial dalam kehidupan manusia. Perlindungan lingkungan hidup manusia merupakan persoalan utama yang mempengaruhi

kesejahteraan manusia. 3 Lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan seluruh makhluk hidup

terutama manusia. Karena lingkungan hidup merupakan tempat manusia memenuhi kebutuhannya dari sumber-sumber dan kekayaan alam yang diberikan lingkungan hidup dan sebagai sumber primer maupun sekunder. Hal tersebutlah yang menjadi sumber-sumber mata pencaharian dan kenikmatan hidup bagi umat

manusia. 4

1 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Cet.Kedelapan, (Bandung: Binacipta, 1997), hal. 3 & 5; J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Cet.Kesembilan, (Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2008), hal. 3; Boer Mauna, HUKUM INTERNASIONAL, Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Cet.Keempat (Bandung: Penerbit PT. Alumni, 2011), hal. 1

2 Boer Mauna, Ibid., hal. vii 3 Declaration of the United Nations Conference on the Human Environment in Stockholm

(1972),Pembukaan para.2 4 Janet R. Hunter dan Zachary A. Smith, Protecting Our Environmet: Lessons from The European Union, Cet. Kesepuluh, (United States of America: State University of New York Press, 2005) hal. 1

Menurut Muhammad Akib, Hukum Lingkungan adalah seperangkat aturan hukum (legal rules) baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur tatanan lingkungan hidup yang meliputi hubungan antara manusia dengan lingkungannya, baik dengan lingkungan makhluk hidup lainnya (flora, fauna dan

organisme hudup lainnya) maupun dengan lingkungan alam atau fisik. 5 Lalu mengutip pandangan Oliver Campbell QC dan Rachel Tandy, Hukum

Lingkungan adalah hukum yang berusaha melindungi lingkungan secara langsung atau orang ataupun properti yang terpengaruh oleh lingkungan hidup. 6

Kesadaran lingkungan telah menjadi kepedulian masyarakat dunia terhadap lingkungan sebagai akibat terjadinya berbagai masalah Lingkungan. Secara umum, kesadaran lingkungan telah dimulai sejak tahun 1950-an sebagai

akibat terjadinya berbagai kasus lingkungan di dunia. 7 Pada mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami yang terjadi sebagai bagian dari

proses natural, namun sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai masalah yang semata-mata bersifat alami karena manusia memberikan faktor penyebab yang sangat signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa

lingkungan. 8 Sebagai contoh, menurut Rachel Carson serangan manusia terhadap lingkungan yang paling menggelisahkan adalah pencemaran udara, tanah, sungai

dan laut dengan bahan-bahan yang berbahaya bahkan mematikan. 9 Secara global

5 Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, Cet. Pertama, (Jakarta; Rajawali Pers, 2014), hal. xvii 6 Oliver Campbell QC dan Rachel Tandy, Introduction to Environmental Law, (2014) Jounal of Henderson Chambers, hal. 1 7 Muhammad Akib, op.cit., hal.11 8 N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Cet. Kedua, (Jakarta:

Erlangga, 2004), hal 1; N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan, Cet. Ke-1, (Jakarta: Pancuran Alam, 2008), hal. 1 & 2

9 Rachel Carson, Silent Spring, (Boston: Houghton Mifflin Company, 1962), hal. 6 9 Rachel Carson, Silent Spring, (Boston: Houghton Mifflin Company, 1962), hal. 6

Stockholm, Swedia dari tanggal 5-16 Juni 1972. 10 Manusia dalam kehidupannya selalu tumbuh dan berkembang.

Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dituntun oleh peran ilmu dan pengetahuan yang mendasari perkembangan manusia di segala aspek, termasuk perkembangan ilmu dan pengetahuan itu sendiri. Hal ini memicu terjadinya globalisasi. Era modern ini, manusia tak lagi asing dengan istilah globalisasi. Globalisasi adalah gagasan menyangkut perkembangan dunia terhadap ekonomi tunggal dan budaya sebagai akibat dari peningkatan teknologi dan komunikasi

dan pengaruh perusahaan multinasional yang sangat besar. 11 Frank J. Lechner memberi gagasan bahwa Globalisasi adalah proses di mana semakin banyak orang

menjadi terhubung dengan cara yang lebih berbeda melintasi jarak yang besar. 12 Secara mendalam, globalisasi mempengaruhi perkembangan Hukum Lingkungan

di seluruh dunia 14 yang disebabkan oleh meningkatnya kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi tersebutpun mempengaruhi struktur dan pola hidup

10 Muhammad Akib, op.cit, hal.12 11 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition,

Cet. Kesepuluh (Malaysia; Macmillan Publishers Limited, 2006), hal. 603 12 Frank J. Lechner, Globalization; the Making of World Society, Cet. Ke-1, (United Kingdom; Wiley-Blackwell, 2009), hal. 15 13 Robert V. Percival, International Environmental Law: The Practitioner's Guide to the Laws of the Planet, (United States of America: American Bar Association Book Publishing, 2014), hal. 3

14 UN Department of Economic and Social Affairs, Industrial Development for the 21 st Century (2006), dapat diakses pada: http://www.un.org/esa/sustdev/publications/industrial_development/1_2.pdf [diakses tanggal 16 April 2017], hal. 29 14 UN Department of Economic and Social Affairs, Industrial Development for the 21 st Century (2006), dapat diakses pada: http://www.un.org/esa/sustdev/publications/industrial_development/1_2.pdf [diakses tanggal 16 April 2017], hal. 29

mendeterminasikan bahwa sisi moral teknologi adalah sebagai beban tanggung jawab manusia, terutama efek jangka panjang kondisi global manusia dan

lingkungan. 18 Maka dari itu, globalisasipun sangat mempengaruhi lingkungan. Menurut Athelstan Spilhaus pesatnya perkembangan teknologi menjadi salah satu

sumber permasalahan yang timbul di lingkungan. 19 Pandangan ini kemudian diperkuat oleh argumen Barry Commoner seorang Ekolog Amerika terkemuka:

“Technological revolution led to an outpouring of polluting technologies, which contributed to what might be regarded as a tragic tableau of the Progressive-era fallacy that humans could infinitely shape and dominate the

environment.” 20 Hal tersebut menuntut manusia untuk mengerti bagaimana pada umumnya

penggunaan sumber-sumber di lingkungan hidup oleh manusia sehingga mempengaruhi lingkungan itu sendiri dan apa manfaat dari sumber-sumber

15 Anne Chapman, Democratizing Technology: Risk, Responsibility and the Regulation of Chemicals, (London; Erthscan Publishes in Association with the International Institute for Environment and Development, 2007), hal. 22

16 The U.S. Geological Survey, et al, River Science at The U.S. Geological Survey, (United States of America: The National Academies Press, 2007), hal. 25 17 Syamsul Arifin, et al., Pengantar Falsafah Hukum, Cet. Ketiga, (Bandung; Citapustaka Media, 2015), hal. 9 18 Hans Jonas, Toward a Philosophy of Technology, (1979) Hastings Center Report, hal. 34 19 Daud Silalahi, Hukum Lingkungan: Dalam sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Cet Pertama, (Bandung: Penerbit Alumni, 1996), hal. 11 20 Barry Commoner, The Closing Circle: Nature, Man, and Technology (New York: Alfred A. Knopf, 1971), hal. 129; Michael Egan, Doctoral Dissertation: Barry Commoner and The Science of Survival, (Pullman: Washington State University, 2004), hal. 3 16 The U.S. Geological Survey, et al, River Science at The U.S. Geological Survey, (United States of America: The National Academies Press, 2007), hal. 25 17 Syamsul Arifin, et al., Pengantar Falsafah Hukum, Cet. Ketiga, (Bandung; Citapustaka Media, 2015), hal. 9 18 Hans Jonas, Toward a Philosophy of Technology, (1979) Hastings Center Report, hal. 34 19 Daud Silalahi, Hukum Lingkungan: Dalam sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Cet Pertama, (Bandung: Penerbit Alumni, 1996), hal. 11 20 Barry Commoner, The Closing Circle: Nature, Man, and Technology (New York: Alfred A. Knopf, 1971), hal. 129; Michael Egan, Doctoral Dissertation: Barry Commoner and The Science of Survival, (Pullman: Washington State University, 2004), hal. 3

perubahan lingkungan akan memengaruhi kehidupan makhluk hidup. Lingkungan merupakan hal yang mendunia, karena lingkungan hidup manusia saling terhubung satu sama lain di mana pun itu. Kondisi satu lingkungan di suatu tempat akan mempengaruhi kondisi lingkungan lain di tempat yang berbeda, maka di sinilah peran Hukum Internasional tampak krusial. Terlebih lagi, jika di lingkungan negara-negara yang saling berbatasan terdapat suatu sumber daya yang esensial terhadap kehidupan manusia. Hal ini menuntut eksistensi peraturan tentang pemanfaatan sumber daya tersebut dengan tidak merusak lingkungan dan sumber daya itu sendiri. Selain tentang pelestarian lingkungan dan sumber daya tersebut, masi banyak berbagai aspek yang harus diperhatikan negara-negara bersangkutan dalam pemanfaatan sumber daya yang terletak di perbatasan negara-negara, inter alia, kesepakatan, kerja sama dan Hukum Internasional yang berlaku. Terlebih, berdasarkan Hukum Internasional negara berkewajiban untuk memastikan bahwa aktivitas dalam batas yurisdiksi atau kontrol negaranya tidak menyebabkan kerusakan pada area di luar yurisdiksi

nasionalnya. 22 Hal tersebut dalam hukum lingkungan internasional membuktikan bahwasannya hukum internasional menekankan segala bentuk tindakan suatu

negara tidak menyebabkan kerusakan di yurisdiksi ataupun wilayah negara lain, khusunya lingkungan di negara tersebut.

21 Janet R. Hunter dan Zachary A. Smith, Protecting Our Environmet: Lessons from The European Union, Cet. Kesepuluh, (United States of America: State University of New York Press, 2005) hal. 1

22 Rio Declaration on Environment and Development (1992), Prinsip 2

Banyak pelanggaran-pelanggaran dalam hal ini yang terjadi hingga membuahkan sengketa yang diajukan ke International Court of JusticeI (Mahkamah Internasional), salah satunya yang menjadi kajian penelitian ini adalah Kasus Gabcikovo-Nagymaros antara Hungaria dan Slowakia. Kasus ini bermula ketika Hungaria dan Cekoslowakia menandatangani perjanjian bilateral yang berisi kesepakatan untuk membangun sistem bendungan lintas batas negara yakni Gabcikovo dan Nagymaros di Sungai Danube. Hal ini timbul menjadi sengketa karena pada awlanya timbul wanprestasi dari Hungaria terhadap Perjanjian 1977 yang memicu timbulnya solusi baru dari Slowakia untuk menanggulangi hal tersebut yang kemudian dipermasalahkan juga oleh Hungaria. Hungaria menunjukkan ketidaksetujuannya dengan cara mengkahiri Perjanjian secara sepihak. Ketidaksempurnaan sistem hukum sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar karena instrumen hukum merupakan hasil pemikiran manusia dan

seringkali tertinggal oleh fenomena dan perkembangan yang terjadi. 23 Sudah sepatutnyalah masyarakat internasional memberi perhatian dan berusaha

menangani aspek-aspek yang terkait dengan sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas serta sesuai dengan judul penelitian ini, dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini, antara lain:

23 Paulina Tandiono, Skripsi Kesarjanaan: Status Kenegaraan (Statehood) Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low-Lying Island Nations) Yang Seluruh Wilayahnya Terendam Air Laut ,(Medan; Universitas Sumatera Utara, 2014), hal. 5

1. Bagaimana konsep dasar sumber daya air serta aspek yuridis yang mengaturnya dalam hukum internasional?

2. Bagaimana perjanjian-perjanjian internasional terkait transboundary water resources berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional?

3. Bagaimana Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah Internasional dalam Kasus Gabcikovo-Nagymaros Project antara Hungaria dan Slowakia dalam Perspektif Hukum Lingkungan Internasional?

C. Tujuan Penulisan

Beradasarkan latar belakang dan pokok permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui konsep dasar sumber daya air serta aspek yuridis yang mengaturnya dalam hukum internasional.

2. Untuk mengetahui perjanjian-perjanjian internasional terkait transboundary water resources berdasarkan prinsip-prinsip hukum

internasional.

3. Untuk mengetahui Pertimbangan Hukum Hakim Mahkamah Internasional dalam Kasus Gabcikovo-Nagymaros Project antara Hungaria dan Slowakia dalam Perspektif Hukum Lingkungan

Internasional. Selain tujuan daripada penelitian, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan

ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu hukum secara khusus. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah bahan pustaka, mengingat bahan pustaka mengenai sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources) sangat minim. Kemudian penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar terhadap penelitian lain tentang transboundary water resources selanjutnya. Lalu diharapkan pula dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan perangkat hukum internasional maupun perangkat hukum nasional dalam kaitannya dengan sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources).

2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman

yang lebih mendalam bagi pemerintah Indonesia, pemerintah di negara lain serta masyarakat mengenai arti penting sumber daya air bagi kehidupan manusia serta bagaimana pengaturannya. Lebih spesifiknya, penelitian ini diharapkan pula dapat memberi pengertian tentang pentingnya pengaturan tentang transboundary water resources.

D. Keaslian Penulisan

Penelitian berjudul “Hukum Internasional atas Sumber Daya Air yang Terletak di Perbatasan Antar Negara (Transboundary Water Resources): Studi

Putusan Mahkamah Internasional No. SSN 0074-4441/ISBN 92-1-070757- 5/SALESNUMBER692” ini terjamin orisinalitasnya. Karya tulis ini merupakan refleksi dan pemahaman dari apa yang telah dipelajari selama mengikuti kompetisi The Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition 2017. Diupayakan pula untuk menuangkan seluruh gagasan dan ide-ide dengan sudut pandang yang objektif, membuat analisa yang komprehensif tentang isu sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources) dengan instrumen-instrumen hukum internasional yang mengaturnya, khususnya pro kontra yang ditinjau dari Konvensi Internasional dan sumber-sumber hukum internasional lainnya.

Sepanjang yang ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penelitian tentang “Hukum Internasional atas Sumber Daya Air yang Terletak di Perbatasan Antar Negara (Transboundary Water Resources)” belum pernah ditulis sebelumnya. Hanya saja, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat beberapa penelitian yang menyinggung mengenai hukum internasional terkait masalah lingkungan yang terjadi dalam lintas batas atau perbatasan negara-negara, seperti beberapa penelitian sebelumnya yang ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa departemen Hukum Internasional di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara:

1. Upaya-upaya ASEAN dalam Menghadapi POlusi Udara Lintas Batas Negara yang Disebabkan oleh Kebakaran Hutan Nama : Dhuha Wiyandani

NIM : 030200129

2. Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebakaran Hutan: Suatu Perspektif dari Ekologi dan HUkum Lingkungan Internasional

Nama : Sri Azora Kumala Dewi NIM : 040200031

3. Tinjauan Hukum Internasional terhadap Pencemaran Lintas Batas Akibat Kebocoran The Montara Well Head Platform di Laut Timor Nama : Fadhilah Astrid Sitompul

NIM : 070200119 Namun penelitian-penelitian di atas tidak dalam pembahasan yang fokus

pada aspek hukum internasional atas sumber daya air yang terletak di perbatasan negara Hungaria dan Slowakia, yakni sungai Danube. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Kasus ini bermula ketika Hungaria dan Cekoslowakia menandatangani perjanjian bilateral yang berisi kesepakatan untuk membangun sistem bendungan lintas batas negara yakni Gabcikovo dan Nagymaros di Sungai Danube. Hal ini timbul menjadi sengketa karena pada awlanya timbul wanprestasi dari Hungaria terhadap Perjanjian 1977 yang memicu timbulnya solusi baru dari Slowakia untuk menanggulangi hal tersebut yang kemudian dipermasalahkan juga oleh Hungaria. Hungaria menunjukkan ketidaksetujuannya dengan cara mengkahiri Perjanjian secara sepihak.

E. Tinjauan Pustaka

Menurut Rebecca M.M Wallace, hukum internasional adalah peraturan- peraturan dan norma-norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional,seperti misalnya organisasi internasional dan individu,dalam hal hubungan satu dengan

yang lainnya. 24 Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja mendefinisikan hukum internasional sebagai keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur

hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara antara negara dengan negara; negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek

hukum bukan negara satu sama lain. 25 Pembahasan isu hukum internasional tidak terlepas dari sumber-sumber

hukum internasional yang termaktub dalam pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional (International Court of Justice) yaitu: 26

a. international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contesting states (Perjanjian-Perjanjian

Internasional);

b. international custom, as evidence of a general practice accepted as law (Hukum kebiasaan internasional);

c. the general principles of law recognized by civilized nations (Prinsip- prinsip umum hukum internasional);

d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary

24 Rebecca M.M. Wallace, Pengantar Hukum International,diterjemahkan oleh Bambang Arumanadi, SH, Msc, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1993), hal. 1 25 Mochtar Kusumaatmadja, op.cit., hal. 3 26 Statuta Mahkamah Internasional (1945), pasal 38 ayat (1) 24 Rebecca M.M. Wallace, Pengantar Hukum International,diterjemahkan oleh Bambang Arumanadi, SH, Msc, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1993), hal. 1 25 Mochtar Kusumaatmadja, op.cit., hal. 3 26 Statuta Mahkamah Internasional (1945), pasal 38 ayat (1)

Menurut Pasal 1 of the 1933 Montevideo Convention on the Rights and Duties of States, negara memiliki kriteria sebagai berikut: “The state as a person of international law should possess the following qualifications: a ) a permanent population; b ) a defined territory; c )

government; and d) capacity to enter into relations with the other states’.. 27

Beberapa ahli juga turut memberi pengertian negara. J. G. Starke mendefinisikan negara sebagai: “Suatu sistem yang ditetapkan oleh dan diantara manusia itu sendiri, sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan; yang paling penting diantaranya ialah: suatu sistem ketertiban yang menaungi manusia dalam melakukan kegiatan-

kegiatannya’.. 28 Fenwick memberikan defenisi negara dengan mendeskripsikan kriteria

negara sebagai: “Suatu masyarakat politik yang diorganisasi secara tetap, menduduki suatu daerah tertentu, dan hidup dalam batas-batas daerah tersebut bebas dari

Montevideo Convention on the Rights and Duties of States (1933), pasal 1 28 J.G. Starke, Introduction to International Law, 9th ed., (United Kingdom: Butterworths,

1984), hal. 137 1984), hal. 137

Dapat dilihat dari hukum positif Indonesia yang mengatur tentang sumber daya air, yakni pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004, bahwa sumber daya air adalah:

30 “air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya.” Seorang ahli bernama M. Kudeng Sallata berpendapat bahwa sumber daya

air adalah: “satu sumber daya alam yang tergolong tidak hidup (non-hayati) dan dapat diperbaharui sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya.” 31 Selanjutnya mengenai perbatasan, Black’s Law Dictionary mendefinisikan

bahwa perbatasan adalah: “a natural or artificial separation that delineates the confines ofreal

property.” 32 Sedangkan putusan adalah:

“a court's final determination of the rights and obligations of the parties in

a case.” 33

S. Tasrif, Hukum Internasional Tentang Pengakuan Dalam Teori dan Praktek,(Bandung: Abardin, 1978), hal. 10

30 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, pasal 1 ayat (1) 31 M. Kudeng Sallata, Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Air berdasarkan

Keberadannya sebagai Sumber Daya Alam (2014), Jurnal Balai Penelitian Kehutanan Makassar, hal. 77

32 Black’s Law Dictionary, edisi ke-9, (Saint Paul: Thomson Reuters, 2009), hal. 211 33 Black’s Law Dictionary, Ibid., hal. 918

Mahkamah Internasional atau International Court Of Justice (ICJ) penelitian ini sebagai lembaga peradilan yang putusannya dikaji didefinisikan sebagai pengadilan tetap yang memiliki 15 anggota, dimana pengadilan ini

merupakan organ peradilan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa. 34 Untuk lebih detilnyanya lagi sesuai dengan penelitian ini, pasal 1 ayat (1)

Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes, transboundary waters adalah:

“any surface or ground waters which mark, cross or are located on boundaries between two or more States; wherever transboundary waters flow directly into the sea, these transboundary waters end at a straight line across

their respective mouths between points on the low-water line of their banks.” 35

Berkaitan dengan transboudary waters/water resources, terjadinya isu tentang hal ini tentunya dikarenakan adanya dampak (impact) yang terjadi antara pihak-pihak yang bersangkutan dalam jurisiksi pihak-pihak tersebut, sebagaimana yang didefinisikan dalam pasal 1 ayat (2) Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes, transboundary impact adalah:

“any significant adverse effect on the environment resulting from a change in the conditions of transboundary waters caused by a human activity, the physical origin of which is situated wholly or in part within an area under the jurisdiction of a Party, within an area under the jurisdiction of another Party. Such effects on the environment include effects on human health and safety, flora, fauna, soil, air, water, climate, landscape and historical monuments or other physical structures or the interaction among these factors; they also include

34 Balck’s Law Dictionary, Ibid., hal. 891; Statuta Mahkamah Internasional, op. cit., pasal 1

35 Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes (1992), pasal 1 ayat (1) 35 Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes (1992), pasal 1 ayat (1)

F. Metode Penelitian

Untuk melengkapi penelitian ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabakan secara ilmiah, maka metode penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Jenis Pendekatan Dikenal dua jenis pendekatan dalam penelitian hukum, yaitu pendekatan yuridis

sosiologis dan pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis sosiologis merupakan pendekatan dengan mengambil data primer atau data yang diambil langsung dari lapangan, sedangkan pendekatan yuridis-normatif merupakan pendekatan dengan data sekunder yang berasal dari hukum positif tertulis

(kepustakaan atau dookumen) maupun tidak tertulis. 37 Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif karena yang hendak diteliti dan

dianalisa adalah putusan Mahkamah Internasional antara Hungaria dengan Slowakia terkait sengketa atas sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources).

2. Data Penelitian Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder, yakni berasal dari penelitian

kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan dilakukan terhadap

Ibid., pasal 1 ayat (2) 37 Sri Mamudji, et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 10 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 10

a. Bahan hukum primer (primary resource atau authoritative records), yaitu: Berbagai dokumen peraturan internasional dan nasional yang tertulis,

sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Berbagai konvensi dan perjanjian internasional dalam penelitian ini antara lain seperti The 1969 Vienna Convention on the Law Treaties (VCLT), Deklarasi Stockholm 1972, The 1992 Rio Declaration on Environment And Development, The 1982 United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS), 1997 Convention on the Law of the Non-navigational Uses of International Watercourses (UN Watercourses Convention) dan The 1992 Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes (UNECE Watercourses Convention) serta berbagai putusan internasional maupun nasional dan resolusi lainnya.

b. Bahan Hukum Sekunder (secondary resource atau not authoritative records) yaitu: Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan kejelasan terhadap bahan

hukum primer. Semua dokumen yang merupakan informasi atau hasil kajian tentang sumber daya air yang terletak di perbatasan antar negara (transboundary water resources) serta perdebatan kriteria status kenegaraan yang ditinjau dari

sudut pandang hukum internasional seperti literatur, hasil-hasil penelitian, jurnal

38 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet.Kedua, (Jakarta: Penerbit Rajawali, 1986), hal. 15 38 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Cet.Kedua, (Jakarta: Penerbit Rajawali, 1986), hal. 15

c. Bahan Hukum Tersier (tertiary resource), yaitu: Bahan-bahan hukum yang dapat memberikan petunjuk dan penjelasan

terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, mencakup kamus hukum, kamus bahasa untuk pembenahan bahasa Indonesia untuk menerjemahkan beberapa literatur asing dan lainnya serta kamus bahasa inggris.

3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengna cara penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain berasal dari buku-buku baik koleksi pribadi maupun dari perpustakaan serta jurnal-jurnal hukum. Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai berikut :

a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan objek penelitian.

b. Melakukan penulusuran kepustakaan melalui, artikel-artikel media cetak maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan perundang-undangan.

c. Mengelompokkan data-data yang relevan dengaan permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah yang menjadi objek penelitian

4. Analisis Data

Penelitian ini melakukan analisis data secara kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dengan mengutamakan kalimat-kalimat dan bukan angka sebagaimana dalam pendekatan kuantitatif. Selain itu, pendekatan kualitatif lebih mengutamakan dalamnya data dibanding banyaknya data. Oleh karena itu, penelitian ini akan memfokuskan pada bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, termasuk pula bahan tersier yang telah disusun secara sistematis sebelumnya, akan dianalisis dengan menggunakan metode-metode sebagai

berikut: 39

a. Metode induktif, dimana proses berawal dari proposisi-proposisi khusus (sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada suatu kesimpulan

(pengetahuan baru) yang berkebenaran empiris. Dalam hal ini, adapun data-data yang telah diperoleh akan dibaca, ditafsirkan, dibandingkan dan diteliti sedemikian rupa sebelum dituangkan dalam satu kesimpulan akhir.

b. Metode deduktif, yang bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui (diyakini) yang merupakan kebenaran ideal

yang bersifat aksiomatik (self evident) yang esensi kebenarannya tidak perlu diragukan lagi dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.

c. Metode komparatif, yaitu dengan melakukan perbandingan (komparasi) antara satu sumber bahan hukum dengan bahan hukum lainnya.

39 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Suatu Pengantar, (Jakarta: Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 10-11

G. Sistematika Pembahasan

Demi kemudahan dalam memahami setiap pembahasan dalam penelitian ini , dibagi 5 (lima) bab yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I

Bab I adalah Bab Pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian dan yang terakhir sistematika pembahasan penelitian ini.

Bab II Dalam bab ini, hak setiap negara atas sumber daya air dalam hukum internasional dibahas secara komprehensif dan mendalam. Bab ini memaparkan tentang definisi diikuti dengan fungsi sumber daya air. Kemudian, dilanjutkan dengan bagaimana klasifikasi sumber daya air serta bagaimana pengaturan hukum internasional atas sumber daya air.

Bab III Bab III membahas secara mendalam tentang kesepakatan antar negara terkait transboundary water resources serta bentuk-bentuk kesepakatan para pihak atas transboundary water resources, dimana kesepakatan tersebut terbagi menjadi 2, yaitu kesepakatan bilateral

multilateral. Kemudian dilanjutkandengan prinsip-prinsip hukum internasional terkait kerja sama dalam transboundary water resources.

dan

kesepakatan

Bab IV Bab ini berisi tentang analisa dari sudut pandang hukum terkait kasus transboundary water resources dalam kasus Gabcikovo-

Nagymaros Project. Dalam awal bab terdapat gambaran sekilas tentang kasus Gabcikovo-Nagymaros Project yang terjadi antara Hungaria dan Slowakia. Kemudian diikuti dengan pemaparan tentang kesepakatan antara Hungaria dan Slowakia atas proyek tersebut yang menimbulkan sengketa. Diakhiri dengan pemaparan dan analisa tentang penyelesaian sengketa tersebut.

Bab V Bab ini adalah bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan akan mencakup isi dari semua pembahasan yang ada pada bab-bab sebelumnya. Sedangkan saran mencakup gagasan dan usulan terhadap permasalahan yang dibahas pada penelitian ini berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya.

BAB II KONSEP DASAR SUMBER DAYA AIR SERTA ASPEK YURIDIS YANG MENGATURNYA

A. Pengertian Sumber Daya Air

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sumber daya air merupakan hal yang sangat krusial bagi seluruh makhluk hidup di dunia, karena

air merupakan elemen pendukung yang penting untuk bertahan hidup. 40 Air juga meliputi kehidupan kita dan tertanam dalam latar belakang budaya kita. 41

Kebutuhan dasar manusia terhadap makanan yang aman dan kebebasan dari penyakit bergantung pada air. 42

Sesuai dengan judul penelitian ini, sumber daya air yang dimaksud adalah sungai Danube. Untuk 142 kilometer, sungai ini membentuk perbatasan antara

Hungaria dan Slowakia. 43 Namun sebelum membahas lebih lanjut, terlebih dahulu harus diuraikan pengertian dari sumber daya air itu sendiri sebagai permulaan dari

titik fokus pembahasan penelitian ini. Mengenai definisi sumber daya air, akan diberikan beberapa definisi dari berbagai sumber. Sebelum lebih jauh ke ranah internasional, pendekatan mengenai definisi sumber daya air dapat dikutip dari hukum positif nasional, yakni Undang-Undang tentang Sumber Daya Air Nomor

7 Tahun 2004, dimana dalam Undang-undang ini sumber daya air didefinisikan

40 UNESCO, World Water Assesment Programme ,Water: A Shared Responsibility, (New York: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), 2006), The United Nations World Water Development Report 2, hal. v

41 Ibid. 42 Ibid. 43 Case Concerning the Gabcikovo-Nagymaros Project (Hungary v.Slovakia), Judgement,

I.C.J. Reports 1997, para. 16, hal. 18 I.C.J. Reports 1997, para. 16, hal. 18

standar mengenai definisi terminologi-termininologi hukum di dunia 45 turut memberi definisi, bahwa sumber daya air adalah sumber yang menghasilkan

cairan transparan yang bersenyawa kimia hidrogen dan oksigen, 46 dimana cairan tersebut dapat diberdayakan oleh seluruh makhluk hidup di muka bumi. Wujud

cairan ini seperti di aliran sungai, sungai, danau, laut maupun samudra. 47 Pada ilmu masa kini, pendapat para ahli telah menjadi semakin terlihat

dalam konteks pembenaran dalam ilmu. 48 Selain itu, pendapat para ahli juga merupakan the teachings of the most highly qualified publicists (ajaran-ajaran

para sarjana terkemuka) yang merupakan salah satu dari sumber-sumber hukum internasional. 49 Maka dari itu penelitian ini turut memberikan definisi mengenai

sumber daya air dari beberapa ahli. Jamie Linton memberi definisi mengenai sumber daya air yang tidak jauh berbeda dari Black’s Law Dictionary, ia mendefinisikan bahwa sumber daya air adalah sumber daya yang menghasilkan senyawa dari oksigen dan hidrogen yang

tidak berwarna, transparan, tidak memiliki rasa (tawar), tidak beraroma. 50 John Hassan memberi pengertian bahwa sumber daya air dapat

digambarkan sebagai sumber daya umum yang berada di lingkungan terbuka dan

44 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 , loc. cit. 45 Aaron Schwabach, International Environmental Disputes: a Reference Handbook,

(United States of America: ABC-CLIO, Inc., 2006), hal. 280 46 Black’s Law Dictionary, op. cit., hal. 1728 47 Ibid.

48 Roger M. Cooke, Experts in Uncertainty: Opinion and Subjective Probability in Science, (New York: Oxford University Press, Inc., 1991), hal. 18 49 Statuta Mahkamah Internasional, loc. cit.,, pasal 38 ayat (1) huruf (d) 50 Jamie Linton, What is Water?: The History of A Modern Abstraction, (Canada: UBC

Press, 2010), hal. ix Press, 2010), hal. ix

Tak lepas dari kamus sebagai salah satu sumber pustaka, kamus bahasa inggris Macmillan turut memberikan pengertian bahwa sumber daya air adalah sesuatu yang berada di alam yang menghasilkan cairan bersih yang dapat

digunakan oleh orang-orang seperti untuk minum dan mencuci. 52 Encyclopædia Britannica sebagai esiklopedia tertua di dunia yang terbit

sejak 1768 di Edinburgh dianggap memiliki otoritas yang sangat tinggi oleh banyak pihak. Sejak 2012 perusahaan ensiklopedia ini memutuskan untuk menghentikan edisi cetak dan hanya akan berfokus pada edisi digital (situs web, DVD-ROM dan CD-ROM). Encyclopædia Britannica mendefinisikan bahwa sumber daya air adalah:

“any of the entire range of natural waters that occur on the Earth, regardless of their state (i.e., vapor, liquid, or solid) and that are of potential use

to humans.” 53 Kemudian, United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) yang merupakan bagian dari United Nations, yaitu salah satu organisasi internasional terbesar di dunia yang bertujuan untuk mempromosikan dan memastikan perdamaian dan keamanan internasional, mempromosikan hubungan persahabatan antar negara, dan berkontribusi dalam

51 John Hassan, A History of Water in Modern England and Wales, 1 st Edition (Great Britain: Bookcraft (Bath) Ltd., 1998), hal. 4 52 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition, op. cit., hal. 1206 & 1616 53 ENCYCLOPÆDIA BRITANNICA (1998), dapat diakses pada: https://www.britannica.com/science/water-resource [diakses tanggal 5 Mei 2017] 51 John Hassan, A History of Water in Modern England and Wales, 1 st Edition (Great Britain: Bookcraft (Bath) Ltd., 1998), hal. 4 52 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition, op. cit., hal. 1206 & 1616 53 ENCYCLOPÆDIA BRITANNICA (1998), dapat diakses pada: https://www.britannica.com/science/water-resource [diakses tanggal 5 Mei 2017]

air. UNESCO dalam laporannya menguraikan bahwa sumber daya air adalah sumber-sumber yang menghasilkan zat berupa es, uap ataupun cairan yang ada secara terus menerus dalam siklus hidrologi dinamis (mengubah uap air menjadi

curah hujan, limpasan dan penguapan dan infiltrasi ke air tanah). 55 Berikut adalah siklus hidrologi:

Gambar I. Siklus Hidrologi

sumber: Encyclopædia Britannica,. Inc.

54 Charter of the United Nations (1945), pasal 1 ayat (1), (2) dan (3); Black’s Law Dictionary, op. cit., hal. 1672 55 Abel Mejía, et al, Water and Sustainability: A Review of Targets, Tools and Regional Cases, UNESCO’s Report, Side Publications Series 03 (2012), hal. 6

B. Klasifikasi Sumber Daya Air

Manusia selalu membutuhkan air, peradaban awal berkembang dimana sumber daya air tersedia untuk mendukung populasi manusia. 56 Air dihasilkan

dari beberapa sumber. Adapun sumber daya air yang umumnya diketahui adalah laut, sungai dan danau; sumber air lain yang tersedia termasuk air tanah dan perairan yang berada di bawah permukaan serta gletser dan wilayah salju

permanen. 57 Berdasarkan jenisnya, sebenarnya sumber daya air dapat berasal dari

atmosfer dan sebagian mengalir di atas permukaan bumi (surface) serta sebagiannya lagi berada di bawah permukaan bumi (subsurface/ground waters), 58

di mana biasanya sumber daya air yang berada di bawah permukaan bumi disebut juga dengan air tanah. Maka berdasarkan jenis-jenis di atas, pembagian sumber daya air:

1. dari atmosfer

a. hujan

2. dari permukaan bumi

a. samudera/laut

b. sungai

c. danau

Simon C. Anisfeld, Water Resources, (Washington D.C.: Island Press, 2010), hal. 2 57 ENCYCLOPÆDIA BRITANNICA, loc. cit. 58 Israel Cook Russel, Geology and Water Resources of the Snake River Plains of Idaho,

(Washington D.C.: Washington Government Printing Office, 1902), Department of the Interior, Bulletin of the United States, Geological Survey No. 199, hal.147

3. dari bawah permukaan bumi

a. akuifer

1. Sumber Daya air yang Berasal dari Atmosfer Bumi merupakan suatu hal yang unik karena bumi memiliki atmosfir yang

yang dapat menunjang kehidupan seluruh makhluk hidup yang berada di dalamnya. 59 Atmosfir bumi memiliki dua komponen utama viz. nitrogen dan

oksigen. 60 Uap air, karbon dioksida, ozon beserta gas-gas lain juga eksis dalam atmosfir bumi namun hanya dalam jumlah kecil. 61

a. Hujan Keberadaan substansi air dalam atmosfir bumi sangantlah penting, dimana hal tersebut bisa muncul dalam tiga bentuk viz. uap, cairan dan padatan. 62 Bentuk-

bentuk perubahan tersebut melibatkan pembebasan atau penyerapan sejumlah besar panas yang mempengaruhi sifat dan perilaku atmosfir. Hujan merupakan suatu bentuk kondensasi uap air menjadi awan atau butir air yang kemudian jatuh

ke daratan 63 atau titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan di langit (yang menjadi awan). 64 Hujan merupakan suatu contoh atas

59 Zareh MacPherson Artinian, The Atmosphere: Bridges Edition, (Guangzhou: Benchmark Education Company, LLC., 2010), hal. 7 60 Kshudiram Saha, The Earth’s Atmosphere: Its Physics and Dynamics, (Berlin: Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2008), hal. 10

61 Ibid. 62 Ibid.

63 Ibid. 64 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition,

op. cit., hal. 1163; Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), dapat diakses pada: http://kbbi.web.id/hujan [diakses tanggal 25 Mei 2017] op. cit., hal. 1163; Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), dapat diakses pada: http://kbbi.web.id/hujan [diakses tanggal 25 Mei 2017]

2. Sumber Daya Air yang Berasal dari Permukaan Bumi Sumber daya air yang berada di permukaan memiliki peran yang sangat

penting bagi suluh makhluk hidup di bumi, terlebih lagi dalam konteks ini yaitu terhadap pasokan air di seluruh negara.

a. Samudera/Laut Laut merupakan bagian dari samudera yang membentang luas menutupi

permukaan bumi sekitar 70%. 67 Samudera merupakan sambungan-sambungan laut dibatasai oleh benua atau kepulauan besar. Samudera terbagi atas dua, yakni

Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Laut merupakan sumber daya air terbesar di bumi mengingat jumlahnya yang lebih besar daripada daratan di permukaan bumi ini. Penyebaran perairan laut tidak merata di antara belahan bumi utara dan selatan, di mana pada belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan sedangkan pada belahan bumi selatan 83% terdiri

atas air permukaan dan 17% daratan. 68 Terminologi laut dapat diartikan sebagai kumpulan air asin dalam jumlah banyak dan luas yang menutupi sebagian besar

permukaan bumi dan membagi daratan atas benua atau pulau. 69 Laut yang hidup

65 Kshudiram Saha, loc. cit. 66 Martin Redfern, The Earth: A Very Short Introduction, (New York: Oxford Univeristy

Press Inc., 2003), dapat diakses pada: https://books.google.co.id/books?id=Zq- LiqrPUFAC&printsec=frontcover&dq=earth&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi7lofK7Y_UAhWBM o8KHVpOARUQ6AEITjAF#v=onepage&q=earth&f=false [diakses tanggal 27 Mei 2017]

67 Hartono, Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta, Cet. Ke-1, (Bandung: Penerbit Citra Praya, 2007), hal. 124 68 Ibid. 69 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition,

op. cit., hal. 1276; Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), dapat diakses pada: op. cit., hal. 1276; Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), dapat diakses pada:

sendiri. 70

b. Sungai Sesuai dengan judulnya, penelitian ini memfokuskan pembahasan terhadap sungai yang merupakan sumber daya air yang tidak berhubungan dengan pelayaran. Sungai merupakan sumber air tawar yang sangat krusial di permukaan bumi. Selama berabad-abad sungai telah menjalankan peran yang pokok dalam

evolusi masyarakat manusia. 71 Selama beberapa ratus tahun terakhir, populasi dan pertumbuhan ekonomi secara dramatis meningkatkan tuntutan persaingan untuk

layanan berbasis sungai terbatas yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan ekonomi dan kualitas hidup bangsa (termasuk penyediaan air, navigasi, rekreasi,

pengendalian banjir dan tenaga air). 72 Terminologi sungai dapat diartikan sebagai wilayah perairan yang luas yang mengalir menuju laut. 73

Dari sudut pandang hidrologi (ilmu tentang air), sungai memainkan peran pusat dalam siklus global air antara laut, udara dan daratan. 74 Bersamaan dengan

akuifer bawah tanah, sungai mengumpulkan endapan dan membawanya sebagai limpasan ke laut, yang kemudian mengedarkan kelembaban ke tanah melalui

atmosfer. 75 Siklus ini secara terus-menerus memperbaharui pasokan air yang tak

http://kbbi.web.id/laut [diakses tanggal 25 Mei 2017] 70 Martin Redfern, loc. cit. 71 Sandra Postel and Brian Richter, Rivers for Life: Managing Water for People and

Nature, (United States of America: Island Press, 2003), hal. 5 72 The U.S. Geological Survey, op. cit., hal. 25 73 Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition,

op. cit., hal 1228 74 Sandra Postel and Brian Richter, loc. cit. 75 Ibid.

terbatas di benua dan dengan demikian menopang semua kehidupan yang ada di daratan. 76

Dari sudut pandang manusia, sungai adalah sumber daya pokok air untung minum, memasak, mandi, untuk menanam tumbuhan saat curah hujan tidak mencukupi, untuk menghasilkan tenaga listrik dan untuk membuat segala macam

barang-barang material. 77

c. Danau Secara definisi, danau dapat diartikan sebagai wilayah air tawar yang luas

yang dikelilingi oleh daratan. 78 Ciri istimewa yang utama dari danau adalah tidak adanya pengaruh dari samudera. 79 Terpisahnya danau dengan samudera membuat danau memiliki berbagai macam kondisi alamnya sendiri. 80 Danau terdiri dari

danau alami yakni danau umumnya kita ketahui, dan waduk yakni danau buatan yang diperuntukkan untuk suatu kebutuhan.

1. Sumber Daya Air yang Berasal dari Bawah Permukaan Bumi

a. Akuifer Terminologi aquifer dalam hidrologi adalah lapisan bebatuan di bawah permukaan bumi yang memiliki ruang/pori yang cukup untung menyimpan air dan sebagai jalan lewatnya air lalu melepaskan air tersebut dalam jumlah yang

Ibid. 77 Sandra Postel and Brian Richter, op. cit., hal. 6

78 Kolumban Hutter, et al, Physics of Lake: Volume 1: Foundation of The Mathematical and Physical Background, (Berlin: Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2011), hal. 10; Macmillan English Dictionary for Advanced Learners, International Student Edition, op. cit., hal 796

79 Kolumban Hutter, Ibid. 80 Ibid.

cukup besar. 81 Air dari akuifer dapat diperoleh melalui sumur. Air yang merembes ke dalam tanah, apakah dari sumber curah hujan atau sumber lainnya mengisi

ulang permukaan air (water table) pada akuifer. 82 Akuifer adalah sumber daya yang dapat diperbaharui, tetapi jika air ditarik

terus menerus secara cepat sehingga water table pada akuifer terisi ulang kembali, pada akhirnya kandungan air pada akuifer akan habis. Kemudian, jika daerah di dekat akuifer tercemar, air yang meresap ke dalam akuifer juga akan tercemar. Aquifer memiliki kemampuan untuk menyaring beberapa polutan agar keluar dari air, namun air tanah dapat dengan mudah tercemar saat orang-orang yang tinggal

di atas akuifer tidak berhati-hati terhadap apa yang masuk ke dalam tanah. 83 Air yang berasal dari bawah permukaan bumi dapat di bedakan menjadi

dua macam viz.: 84 - air tanah yang tidak tertekan (bebas), adalah air dari akuifer yang hanya

sebagian terisi air yang terletak pada suatu dasar yang kedap air dan memiliki permukaan yang bebas.

81 Cory A. Buxton, et al, Teaching Science in Elementary and Middle School: A cognitive and Cultural Approach, (United States of America: SAGE Publications Inc., 2011) dapat diakses pada: https://books.google.co.id/books?id=yfcgAQAAQBAJ&pg=PT268&dq=science+about+aquifer& hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiDn- i_gpLUAhXJP48KHZROCOAQ6AEIQjAE#v=onepage&q=science%20about%20aquifer&f=fals