KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Konsep dasar sumber daya air serta aspek yuridis yang mengaturnya meliputi pengertia sumber daya air, yaitu sumber yang menghasilkan cairan transparan yang bersenyawa kimia hydrogen dan oksigen yang
dapat diberdayakan oleh manusia. Sumber daya air terdiri dari sumber daya air yang berasal dari atmosfer (hujan), permukaan bumi (samudera/laut, sungai, danau) dan dari bawah permukaan bumi (akuifer). Tak lepas dari hal tersebut demi menjaga kelesatarian dan keadilan terhadap pemanfaatan sumber daya air terdapat tiga instrumen hukum umum yang utama terutama dalam penyusunan penelitian ini, yakni The 1982 United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS), The 1997 United Nations Convention on The Law of The Non-Navigational Uses of International Watercourses (UN Watercourses Convention) dan The 1992 Convention on The Protection and Use of Transboundary Watercourses and International Lakes (UNECE Watercourses Convention). Namun pada prinsipnya instrumen-intrumen hukum di atas juga dilengkapi dengan instrumen-instrumen hukum lain terkait sumber daya air yang dibahas dalam bab ketiga.
2. Perjanjian-perjanjian internasional terkait transboundary water resources berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional merupakan sumber 2. Perjanjian-perjanjian internasional terkait transboundary water resources berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional merupakan sumber
3. Pertimbangan hukum hakim Mahkamah Internasional dalam kasus Gabcikovo-Nagymaros
(Hungaria/Slowakia) mengenai transboundary water resources dalam penelitian ini tak lepas dari laporan putusan Mahkamah Internasinoal No. 692 mengenai kasus ini. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan bab ini adalah Hungaria dan Slowakia sama-sama melakukan wanprestasi yang berdasar pada itikad buruk, namun tetap dalam konteks yang berbeda. Hungaria melakukan wanprestasi terhadap pengerjaan Proyek Nagymaros yang menjadi satu kesatuan dengan Proyek Gabcikovo dalam Perjanjian 1977. Hungaria secara tidak langsung tidak patuh dan tidak menghargai kesepakatan bersama yang mereka perbuat. Pengadilan dalam hal ini memutuskan bahwa Hungaria harus membayar kompensasi terhadap
project
kerugian yang timbul akibat penangguhan dan pengabaian pengerjaan Proyek Nagymaros kepada Slowakia. Kemudian di sisi lain Slowakia dengan ‘solusi sementara’-nya dianggap melakukan tindakan unilateral karena telah membangun Varian C tanpa adanya kesepakatan yang dicapai dari negosiasi-negosiasi yang telah dilaksanakan. Secara tidak langsung Slowakia mengabaikan aspirasi Hungaria mengenai Varian C yang secara implisit tidak setuju dengan pembangunan Varian C tersebut. Pengadilan dalam hal ini bertindak sangat adil, tidak hanya Hungaria yang membayar kompensasi namun Slowakiapun harus membayar kompensasi atas kerugian dari pelanggaran integritas teritorial Hngaria yang dilakukannya dengan membangun Varian C.
B. Saran
1. Mengenai konsep dasar sumber daya air serta aspek yuridis yang mengaturnya merupakan hal mendasar yang patut diketahui tidak hanya
oleh pelaku akademik, namun juga oleh khalayak di seluruh dunia. Mengingat banyaknya pelanggaran terhadap pemanfaatan sumber daya air yang mengintervensi hak orang lain bahkan negara lain terhadap sumber daya air terkait. Sudah sepatutnya kita manusia sebagai makhluk sosial yang bergantung satu sama lainnya memahami pemahaman mengenai perairan. Hal tersebut penting karena air merupakan sumber kehidupan setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi. Kemudian dari pada itu, setiap wilayah di bumi memiliki perbedaan lingkungan dan macam sumber oleh pelaku akademik, namun juga oleh khalayak di seluruh dunia. Mengingat banyaknya pelanggaran terhadap pemanfaatan sumber daya air yang mengintervensi hak orang lain bahkan negara lain terhadap sumber daya air terkait. Sudah sepatutnya kita manusia sebagai makhluk sosial yang bergantung satu sama lainnya memahami pemahaman mengenai perairan. Hal tersebut penting karena air merupakan sumber kehidupan setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi. Kemudian dari pada itu, setiap wilayah di bumi memiliki perbedaan lingkungan dan macam sumber
2. Perjanjian-perjanjian internasional terkait transboundary water resources berdasarkan prinsip-prinsip hukum internasional adalah hal yang
seharusnya dikaji dan ditelaah lebih dalam guna efisiensi pengaplikasian instrumen-instrumen hukum internasional terkait sumber daya air, khususnya instrumen hukum interasional terkait sumber daya air yang terletak di perbatasan negara-negara. Untuk masyarakat internasional, inilah saatnya untuk bergerak melampaui pemahaman kontemporer akan pengaturan mengenai sumber daya air, khusunya yang terletak di perbatasan anta negara dalam sistem hukum internasional demi memungkinkan munculnya konsep-konsep baru mengenai legitimasi sumber daya air, khususnya dalam bidang pemanfaatannya. Adapun kemampuan untuk menciptakan konsep baru tersebut harus melindungi kepentingan semua pihak terkait. Untungnya, ilmu pengetahuan telah memungkinkan adanya suatu rentang waktu bagi masyarakat internasional untuk mempelajari berbagai hal di bidang ini, sehingga semakin berkembangnya pengaturan internasional dalam bidang sumber daya air.
3. Merujuk pada hasil analisa kasus mengenai Proyek Gabcikovo- Nagymaros, kita sebagai manusia yang hidup dalam masyarakat internasional haruslah saling menghormati hak-hak, intergritas serta
hubungan baik antar negara, khususnya negara tetangga. Hal ini
dikarenakan negara tetangga merupakan negara yang wilayahnya paling dekat dengan wilayah negara kita. Pastinya banyak ketergantungan dan hubungan yang diperlukan demi perkembangan dan kemajuan dari berbagai sektor, contoh yang paling krusial adalah sektor ekonomi. Terlebih jika negara yang saling bertetanggaan telah membuat perjanjian kerja sama di antara mereka, sudah sepatutnya sebagai para pihak beritikad baik dalam melaksanakan kewajiban dari perjanjian yang disepakati demi mencapai tujuan bersama dari perjanjian tersebut. Alangkah lebih baik jika terjadi suatu sengketa, para pihak pun menanggapinya dengan jalan damai dan itikad baik. Akan lebih bermartabat jika pihak yang merasa belum setuju dengan apa yang akan dilakukan tidak langsung merusak hubungan baik dengan memutus hubungan kerja sama secara sepihak, dalam artian kasus ini adalah mengkahiri perjanjian secara sepihak. Terlebih untuk negara yang saling bertetanggaan wilayahnya, hal ini merupakan sesuatu yang negatif, karena kepentingan negara-negara tersebut dari aspek regional saling berhubungan. Hal ini juga dapat menimbulkan hal yang negatif khususnya untuk warga negara.