Kapasitas versus Muatan

Gambar 21 Kapasitas versus Muatan

Muatan

Kapasitas tersedia

Keluaran

3. Pengawasan Kapasitas

Pengawasan kapasitas adalah proses memonitor keluaran produksi dengan membandingkan dengan perencanaan kapasitas, dan melakukan tindakan korektif di mana diperlukan. Gambar 21 menunjukkan hubungan antara muatan, kapasitas tersedia, dan keluaran.

B. PERENCANAAN KAPASITAS

Seperti telah disebutkan di atas, perencanaan kapasitas adalah usaha penghitungan kapasitas yang diperlukan untuk mencapai perencanaan prioritas dan mencari jalan agar kapasitas tersebut tersedia. Apabila kebutuhan kapasitas tidak dapat dicapai, maka perencanaan prioritas harus dirubah. Kata prioritas agaknya sangat penting di sini karena memang di sinilah kuncinya. Prioritas diperlukan karena biasanya kapasitas yang tersedia tidak selamanya mencukupi sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Apabila kapasitas yang diperlukan selalu tersedia maka, tidak perlu ada prioritas dan tidak perlu pula adanya perencanaan kapasitas yang kompleks.

1. Pusat Pembuatan Barang.

Pengertian kapasitas di sini adalah kapasitas dari pusat pembuatan barang (work center). Pusat pembuatan barang adalah suatu rangkaian kesatuan yang terdiri dari satu atau dua perlengkapan (mesin) dan sejumlah pekerja, yang dapat dianggap sebagai satu unit satuan kerja untuk kepentingan perhitungan perencanaan kapasitas. Pusat pembuatan barang ini tidak harus ada mesinnya, tetapi dapat juga berbentuk tempat tertentu untuk perakitan misalnya. Sumber daya dapat dikelompokkan dan diorganisasikan dalam beberapa pusat pembuatan barang dengan berbagai cara sebagai berikut.

• Dengan mengelompokkan mesin-mesin yang sama atau hampir sama dalam satu kelompok tempat yang sama (ini pengelompokan secara tradisional)

• Dengan mengelompokkan mesin-mesin dalam satu lini perakitan lengkap, atau lini aliran, yang dapat dianggap sebagai satu pusat pembuatan barang, yang mempunyai satu kapasitas tertentu (biasanya digunakan oleh pabrik rakitan)

• Dengan mengelompokkan berbagai jenis mesin dalam satu tempat (sel) untuk menghasilkan suatu golongan jenis barang (biasanya digunakan untuk

produksi-tepat-waktu) • Dengan mengelompokkan mesin-mesin sesuai dengan besar kecilnya biaya

operasi, untuk menghidarkan barang kecil diproduksi oleh pusat pembuatan barang yang mahal biaya operasinya.

• Dengan mengelompokkan sesuai dengan ketrampilan pekerja yang hampir sama, atau yang saling berhubungan dalam kaitan pekerjaan pembuatan barang (ini biasanya digunakan untuk produksi padat karya)

2. Jenis Kapasitas

Sebelum membicarakan mengenai pengukuran kapasitas, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai tiga jenis kapasitas dipandang dari sudut cara perhitungan, yaitu kapasitas teoritis (theoretical capacity), kapasitas yang diperlihatkan (demonstrated capacity), dan kapasitas kalkulatis (calculated capacity)

• Kapasitas Teoritis. Kapasitas teoritis adalah maksimum waktu, atau kapasitas yang mungkin

disediakan, dengan mempekerjakan semua orang dan atau mesin selama jam- jam waktu yang tersedia, setiap hari dalam minggu, tanpa istirahat baik orang maupun mesin. Kapasitas teoritis ini memang jarang sekali tercapai, oleh karena itu disebut sebagai kapasitas teoritis.

• Kapasitas yang Diperlihatkan. Kapasitas jenis ini adalah ukuran pekerjaan yang nyata-nyata terbukti telah dilakukan oleh pusat pembuatan barang tersebut di masa lalu. Ini biasanya dilakukan dengan pengukuran keluaran rata-rata dari pusat pembuat barang bersangkutan selama masa operasi normal. Pengukuran ini mungkin menyesatkan, karena tidak memperhitungkan kerusakan mesin, kekurangan pesanan, kelambatan kedatangan komponen barang, dan sebagainya.

• Kapasitas Kalkulatis. Kapasitas jenis ini adalah kapasitas yang paling banyak digunakan dalam perhitungan CRP maupun perhitungan lain. Kapasitas kalkulatis, yang biasanya • Kapasitas Kalkulatis. Kapasitas jenis ini adalah kapasitas yang paling banyak digunakan dalam perhitungan CRP maupun perhitungan lain. Kapasitas kalkulatis, yang biasanya

Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumus perhitungan kapasitas kalkulatis tersebut dapat disusun sebagai berikut.

Kapasitas Kalkulatis = Tersedianya waktu kerja x Utilisasi x Efisiensi per periode waktu

Sedangkan Tersedianya Waktu Kerja untuk suatu periode waktu tertentu dapat dihitung seperti berikut.

jam shift harikerja

= jumlah pekerja atau mesin x --------- x ------------- x --------------

shift harikerja periode

Sehingga Kapasitas Kalkulatis =

jam shift harikerja = jumlah pekerja = x --------- x -------------- x -------------- x utilisasi x efisiensi

atau mesin

shift harikerja periode

3. Efisiensi dan Utilisasi

Dua hal penting masih perlu dibicarakan, yaitu utilisasi dan efisiensi, mengenai apa artinya dan bagaimana menghitungnya. Utilisasi dapat berarti untuk pekerja dan untuk mesin atau perlengkapan atau keduanya, yang menunjukkan rasio antara jumlah jam kerja penggunaan sesungguhnya dan jumlah jam yang tersedia, jadi :

Jumlah jam kerja

Utilisasi = -------------------------------

Jumlah jam tersedia

Sedangkan efisiensi adalah ukuran dari produktivitas dari pekerja, pusat pembuat barang, bagian, atau pabrik, dan ukuran ini dihitung sebagai rasio dari jumlah jam standar diproduksi dan jumlah jam kerja, atau :

Jumlah jam standar diproduksi Efisiensi = ---------------------------------------------

Jumlah jam kerja

Untuk menghitung kapasitas tersebut, baiklah diberikan contoh perhitungan dengan angka-angka sebagai berikut.

Soal : Perusahaan X mempunyai pusat pembuatan barang yang terdiri dari 4 mesin bubut dan 4 pekerja, dan masing-masing bekerja atas dasar satu shift 8 jam, 5 hari dalam satu minggu. Selama empat minggu terakhir, masing-masing mengalami rata-rata kerusakan mesin selama 16 jam setiap minggunya. Efisiensi dari para pekerja adalah

95%. Pada waktu memproduksi yang memerlukan seperlima jam pembubutan, pusat pembuatan barang tersebut mampu menghasilkan 600, 620, 610, dan 590 satuan setiap minggunya. Dengan menggunakan data tersebut, coba hitung jawaban atas pertanyaan berikut ini.

• Berapa kapasitas teoritisnya ? • Berapa kapasitas yang diperlihatkan ? • Berapa kapasitas kalkulatisnya ?

Jawaban : Kapasitas Teoritis nya adalah = jumlah maksimum mesin x maksimum jam per shift x maksimum shift per harikerja x maksimum harikerja per

periode =4x8x3x7 = 672 jam/minggu

• Kapasitas yang Diperlihatkan, dihitung dengan menghitung rata-rata keluaran selama empat minggu terakhir, yaitu :

= (600+620+610+590)/4 = 605 satuan/minggu, atau = 605 x 1/5 = 121 jam/minggu

• Kapasitas Kalkulatisnya, dengan menghitung terlebih dahulu utilisasinya sebagai berikut.

Jam yang tersedia pada periode waktu

= jumlah pekerja atau mesin x jumlah jam per shift x jumlah shift per harikerja x jumlah harikerja per periode waktu

=4x8x1x5 = 160 jam/minggu

Jumlah jam kerja

Jumlah jam kerja

Utilisasi

= ---------------------------

Jumlah jam tersedia

Jadi Kapasitas Kalkulatisnya adalah

= waktu yang tersedia x utilisasi x efisiensi = 144 x 90% x 95%

= 123 jam/minggu

4. Perencanaan Kapasitas.

Kapasitas suatu pabrik ditentukan oleh satuan tertentu keluaran, demikian pula satuan perencanaan kapasitas. Satuan kapasitas suatu keluaran misalnya ton per hari, yard per jam, liter per jam, jam per minggu, dan sebagainya. Perencanaan kapasitas juga harus dibuat dalam satuan yang sama dengan kapasitas keluaran tersebut. Proses dari perencanaan kapasitas adalah sebagai berikut.

a. Tentukan kapasitas yang tersedia untuk setiap jenis pekerjaan untuk tiap satuan waktu.

b. Tentukan muatan (kapasitas diperlukan) untuk setiap jenis pekerjaan dalam setiap satuan waktu.

i. Terjemahkan kapasitas dibutuhkan dalam satuan waktu yang diperlukan untuk setiap jenis pusat pembuatan barang dalam setiap periode waktu.

ii. Jumlahkan kapasitas dibutuhkan untuk setiap pos dari setiap pusat pembuatan barang untuk menentukan muatan untuk

setiap pusat pembuatan barang dalam setiap periode waktu.

c. Pecahkan perbedaan antara kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Jika mungkin kapasitas tersedia harus disesuaikan dengan muatan (kapasitas diperlukan). Apabila tidak mungkin, perencanaan prioritas harus dirubah agar sesuai dengan kapasitas tersedia.

Proses tersebut terjadi pada setiap tingkatan perencanaan prioritas, hanya berbeda dalam tingkatan perincian dan rentang waktu yang dibutuhkan.

5. Tingkat Perencanaan.

Tingkatan perencanaan biasanya ada tiga, yaitu perencanaan sumber daya (resource planning ), perencanaan kapasitas secara kasar (rough-cut capacity planning), dan perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirement planning).

a. Perencanaan Sumber Daya. Perencanaan ini meliputi perencanaan sumber daya jangka panjang dan secara langsung berhubungan dengan perencanaan produksi. Secara tipikal, perencanaan ini untuk prioritas kebutuhan bulanan, kuartalan, atau

tahunan. Perencanaan jenis ini menyangkut perubahan karyawan, peralatan, desain produk, atau fasilitas lain yang memerlukan waktu lama baik untuk memperolehnya atau untuk menghilangkannya.

b. Perencanaan Kasar. Tingkatan selanjutnya dalam perencanaan ialah perencanaan secara kasar yang bersumber dari penjadwalan produksi induk (master production schedule = MPS ). Tujuan dari perencanaan pada tingkat ini ialah mencek kelayakan dari MPS, dan secara dini memberikan peringatan mengenai kemungkinan ketidak lancaran, memastikan tersedianya sumber daya, dan memberitahukan pemasok mengenai kebutuhan kapasitas.

c. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas. Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) ini berhubungan langsung dengan perencanaan kebutuhan barang (MRP). Oleh karena itu, perencanaan ini, sebagai mana juga MRP, menyangkut hal-hal yang sangat terinci.

Gambar 22 berikut memberikan ilustrasi hubungan antara berbagai tingkatan perencanaan tersebut dan antara perencanaan prioritas dan perencanaan kapasitas.

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PENJADWALAN DENGAN MENGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) UNTUK MENURUNKAN BIAYA PERSEDIAAN (PT. Karya Timur Prima Malang)

5 15 1

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MANUFACTURING RESOURCE PLANNING (MRP II) UNTUK PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI (Pada PT. Karya Mekar Dewatamali Jombang)

4 59 1

PENGARUH BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN BARU DI RUMAH SAKIT TK. II. Dr. SOEPRAOEN MALANG

10 69 30

AN ANALYSIS ON LEXICAL DENSITY OF READING MATERIALS IN “ENGLISH IN FOCUS” TEXTBOOK FOR 8TH GRADE OF JUNIOR HIGH SCHOOL AT SMP N 12 MALANG

2 47 14

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Kasus pada CV. Probo Perkasa Teknik)

12 125 11

COMPERATIVE STUDY OF STUDENTS’ READING ACHIEVEMENT BETWEEN THOSE TAUGHT USING AUTHENTIC AND THOSE USING TEACHER-MADE MATERIALS AT THE FIRST GRADE OF SMAN5 BANDAR LAMPUNG By Yusni Triana

0 11 92

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50

ANALISIS SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN TAX PLANNING TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPH TERUTANG PADA PERUSAHAAN PT. IER (Studi Kasus Pada PT. IER)

16 148 78

THE USE OF E-LEARNING BASED READING MATERIALS TO IMPROVE THE READING COMPREHENSION OF THE TENTH YEAR MULTIMEDIA STUDENTS OF SMK N 3 SINGARAJA IN THE ACADEMIC YEAR 20122013

0 0 12